- I said, "i would never fall unless it's you i fall into".
****
Hari ini adalah hari yang sangat ku tunggu. Hari ini Dirga akan datang ke rumahku. Kami akan menghabiskan waktu bersama. Rasanya menghabiskan waktu bersama di kampus saja tidak cukup untukku. Aku tidak ingin jauh darinya. Aku bangun pagi kali ini dengan semangat, kemudian bergegas mandi dan bersiap. Tidak biasanya. Langit pun jauh lebih cerah dari biasanya.
Dearga Albari: Bangunn...
Dearga Albari: Masa aku udah mau jalan tapi kamu blum bangun sihh..
Dirga ternyata mengirimiku pesan beberapa jam yang lalu. Aku dengan segera membalasnya.
Aira Faradisa: Udah dari tadi dong, udah mandi juga
Dearga Albari: Tumbenn..Mau ada siapa sih pagi pagi udah mandi?
Aira Faradisa: Mau ada pacar aku. Maaf yaa, kamu jangan sedih
Dearga Albari: Gajelass. Yaudah aku jalan ya
Aira Faradisa: Okk. Hati-hati,Sayang
Aku meletakkan ponselku dengan senyum yang menghiasi wajah. Sambil menunggu Dirga datang,aku berjalan menuju ruang keluarga kami.
"Bu.."Panggilku setelah duduk di sampingnya.
Ibu menoleh ke arahku.
"Kenapa Ay?"
"Dirga mau kesini"Jawabku malu-malu.
"Lohh terus kamu ko belum siap-siap?"
"Ngga mau pergi,Bu. Mau di sini aja. Main"
"Yaudah diberesin dulu ini rumahnya. Ibu perlu beli makanan gitu gak?"
"Ngga usah,Bu. Nanti biar Ay aja yang beli"
Ibu kemudian bangkit. "Karpetnya digelar Ay" Tunjuknya pada gulungan tinggi di sudut ruangan.
"Okee.."
"Ibu keluar dulu ya"Pamitnya kemudian melangkah keluar.
Setelah melakukan perintah ibu untuk membersihkan rumah, aku beranjak ke kamar untuk memastikan penampilanku hari ini. Rambut hitamku ku biarkan tergerai, baju putih berlengan pendek dengan sedikit tulisan di bagian depan, dan juga celana panjang berwarna pink disertai corak putih. Tidak lupa aku mengoleskan minyak telon yang biasa digunakan bayi pada tangan dan leherku. Aku juga mengoleskan sedikit liptint pada bibirku agar tidak terlalu pucat.
Aku memperhatikan pantulan diriku di cermin.
'Perfect'Ujar diriku sendiri.
Sebelumnya tidak ada laki-laki yang ku perbolehkan datang ke rumahku. Jadi, melihat diriku di cermin dengan senyum yang tidak luntur sejak tadi. Aku merasa seperti remaja yang baru saja merasakan jatuh cinta. Seperti baru merasakan cinta pertamanya. Aku sudah bertemu dengannya berkali kali di kampus, tapi saat ini bisa ku rasakan jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya.
Dearga Albari: Keluar dong..
Sebuah pesan masuk pada ponselku. Mungkin karena kamarku yang cukup jauh dari pagar jadi aku tidak mendengarnya memanggilku.
Tanpa membalasnya aku segera menuju halaman rumah untuk menyambutnya.
"Haii"Sapaku mengajaknya masuk ke dalam rumah.
"Haii"
"Eh Dirga. Masuk masuk"Tidak lama dari Dirga masuk ke halaman rumah, ibu pun menyusul masuk.
Dirga kemudian menyalami ibu. "Iya,Bu"Sautnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME OF US
Teen Fiction(DIUSAHAKAN SETIAP WEEKEND) Berawal dari kita ga kenal, sampe diakhiri dengan aku yang gamau kenal lagi (inginnya). Tetapi semua gapernah bisa aku tolak. Dampak kamu pada kehidupanku sudah terlalu banyak dan terlalu jauh. Aku cuma berharap kamu bis...