Hari ke hari hubungan kami menjadi lebih dekat. Dirga yang biasanya selalu mengirim pesan jika dia ingin berbicara lewat panggilan telfon, kali ini ia tidak segan untuk langsung menelfon ku tanpa mengirim pesan terlebih dahulu. Bahkan beberapa kali kami menghabiskan malam hanya untuk mengobrol. Membahas dari hal yang penting sampai hal yang tidak jelas.
Dirgahayu is calling...
"Halo? Kenapa?" Tanyaku langsung setelah mengangkat panggilannya.
"Pengumuman wawancara udah keluar. Coba cek" Beritahunya dengan suasana yang ramai. Beberapa kali juga ku dengar suara Nuggy.
"Oke boss"
Setelah menutup panggilan dari Dirga, aku pun membuka aplikasi chat di ponselku. Terdapat grup yang asing untukku.
Kepengurusan 2021/2022.
Dirgahayu Albari : Gimana?
Aira Faradisa : Gue diterima dong
Dirgahayu Albari : Asikk. Kan gue udah bilang tenang aja Ay. Pasti dapet
Aira Faradisa : Iyaa
Dirgahayu Albari : Selamat ya Ay
Aira Faradisa : Makasih Bang.
Ia tidak lagi membalas pesanku.
"Ay!" Panggil Nida sambil berjalan kearah ku.
"Lo gimana?" Tanyanya.
"Dapet Gue. Lo?"
"Dapet juga..Yeayy" Jawab Nida dengan riang.
"Semoga kita bisa terus kerja sama ya Ay"
"Iya dong"
"Tapi ada yang mau gue ceritain deh Nid" Ingin rasanya aku bercerita tentang kedekatan ku dengan Dirga akhir-akhir ini.
"Hai!" Sapa seseorang yang langsung duduk disamping Nida. Nuggy dan teman-temannya.
Dirgahayu duduk di sampingku. Langsung mengeluarkan ponsel dari saku celana nya.
"Selamat ya kalian" Ucap Nuggy
"Makasih Bang"
"Makasih Bang"
"Sama sama. Santai aja"
"Eh Lo mau cerita apa tadi Ay?" Tanya Nida. Bagaimana aku bisa cerita kalau objek semua ceritaku ada di sampingku saat ini. Setelah Nida bertanya seperti itu, Dirga yang tadinya sibuk dengan ponselnya mengalihkan pandangannya ke arahku.
"Cerita apa tuh?" Gurau Nuggy.
"Ngga. Gajadi"
"Loh? Jadi dong" Paksanya.
"Ngga. Gajadi ah" Mendengar jawabanku Dirga pun kembali fokus pada ponsel ditangannya.
Sampai Nida yang sadar dengan keadaan pun mengkode ku dengan matanya yang melirik kearah Dirga lalu memberikan tatapan bertanya ke arahku.
"Tentang dia?" Arti dari tatapan yang Nida berikan padaku. Aku yang paham, hanya mengangguk yang menandakan bahwa apa yang ia tanyakan memang benar.
"Ooo" Jawab Nida tanpa suara.
Mereka pun asik berbincang. Mulai dari masalah yang aku ketahui, sampai masalah internal yang hanya mereka saja yang mengetahuinya.
"Pada bawa pdh kan?" Tanya Dirga menatap kami.
"Bawa" Jawab Nuggy. Aku dan yang lainnya hanya mengangguk tanda kami juga membawanya.
"Ganti. Dipake pdh nya. Kita mau rapat" Setelah memberi perintah, ia pun meninggalkan kami yang masih duduk mencerna ucapannya.
"Gajelas banget tuh orang. tiba-tiba rapat. Tiba-tiba pergi. Tiba-tiba jatuh cinta" Goda Nuggy dengan alis terangkat dan pandangan kearahku.
"Apa Lo?" Tanyaku galak.
"Ngga.." Jawabnya sambil tertawa lalu berlalu meninggalkan kami.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Di depan sana, Dirgahayu berdiri dengan gagahnya. Ia menggunakan pdh jurusan kami, warna coklat susu dengan logo himpunan di lengan kanannya. Celana hitam yang ia gunakan dipadukan dengan pdh coklat susu dan sepatu putih menambah wibawa pada dirinya.
"Dengan ini saya ucapkan selamat pada anggota yang sudah terpilih. Semoga bisa selalu amanah dan bantu memajukan sipil untuk jadi lebih baik lagi" Tutupnya yang kemudian diiringi tepuk tangan dari semua orang di dalam ruangan.
"Sekali lagi. Selamat ya" Ucapnya setelah turun dari tempat ia berbicara tadi. Lalu berjalan kearahku.
"Makasih lagi" Jawabku lalu tertawa.
"Sukses ya. Semoga nyaman sama keluarga barunya"
"Iya pasti"
"Coba liat namanya dong. Kayaknya ukuran nama pdh Lo sama Gue beda deh" Tunjuk Dirga pada name tag di dada kanan ku.
"Ooh iya?" Sambil mencopot name tag ku.
"Kan. Iya bener, lebih besar nametag Lo" Menempelkan name tag ku pada dada kanannya. Tempat name tag nya. Kemudian ia memberikan miliknya padaku.
"Tuker ya" Ucapnya lalu tertawa. Ia terlihat senang mengenakan pdh dengan 'Aira Faradisa' pada dada kanannya.
Tidak ada yang bisa ku lakukan selain menempelkan name tag nya pada tempat name tag ku seharusnya. Sekarang orang-orang bisa melihat dengan jelas nama 'Dirgahayu Albari' beserta NIM nya pada dada kanan ku.
Benda itu terus menempel di sana. Selalu. Bahkan saat semua rasanya kacau, yang tersisa hanya namanya pada bagian kanan baju pdh ku.
*To Be Continued
pdh : Pakaian Dinas Harian, biasanya baju yang digunakan jika ada keperluan himpunan. Seperti studi banding, rapat kerja, atau pun rapat lainnya yang masih berhubungan dengan himpunan.
Haloo teman-teman semuaa. Aku mau coba untuk nulis wattpad lagi nih. Kalau kalian baca boleh distar dan komen yaa jangan lupa share juga ke temen kaliann supaya makin banyak yang bacaa nih. Semakin banyak yang baca, klik star, dan komen. Aku bakal semakin semangat juga buat nulis dan upload. Kalau gaada yang baca dan klik star nanti cerita ini bakal berakhir kayak cerita aku yang lain, yaitu aku unpublish dan masuk draftku aja.
Support satu sama lain yuk hihi. Sehat selalu semuanya.
See you next part.

KAMU SEDANG MEMBACA
HOME OF US
Teen Fiction(DIUSAHAKAN SETIAP WEEKEND) Berawal dari kita ga kenal, sampe diakhiri dengan aku yang gamau kenal lagi (inginnya). Tetapi semua gapernah bisa aku tolak. Dampak kamu pada kehidupanku sudah terlalu banyak dan terlalu jauh. Aku cuma berharap kamu bis...