*Atas apa yang kamu lakukan, sedikitpun aku tidak pernah merasa menyesal pernah jatuh padamu sejatuh-jatuhnya.
>>>>>>>>>>>>>>>
Tidak terasa sudah setahun aku menjalani studi yang bisa dibilang tidak mudah ini. Jika kalian khawatir soal mentalku pada dunia perteknikan ini, aku baik-baik saja. Namun, jika kalian bertanya soal kabar Dirga, sejak hari itu aku tidak lagi juga tidak ingin melihatnya.
-DI KANTIN-
"Eh Ra. Lo udah ngerjain tugas yang gambar itu?" Tanya Nida yang baru saja duduk di sampingku.
"Blum Nid. Gue ga ngerti. Lo kalau udah selesai Gue liat ya" Jawabku yang masih fokus pada sarapan ditanganku.
"Justru" Nida pun mulai membuka laptopnya, mengerjakan tugas yang ia tanyakan tadi.
"EH AIR" Terdengar suara yang aku kenal dari jaman ospek saat itu.
"Air pala Lo. Airaa." Tegurku, Dia adalah Nuggy. Teman seangkatan Dirgahayu.
"Galak banget"
"Lo ngapain sih Kak disini? temen-temen Lo yang lain pada kemana ?" Tanyaku saat Nuggy memilih untuk duduk di sampingku.
"Pada sibuk. Lo emang gatau mau ada pendaftaran pengurus?" Jawabnya sambil mengambil satu potong ayam dikotak bekalku.
"HEH! Sono deh Lo ah" Setelah menepuk tangannya, aku pun mendorong tubuhnya menjauh.
"Punya Lo masih banyak itu Air" Jawabannya justru membuatku kesal.
"Daripada Lo ganggu Gue, coba bantuin tugas Gue deh Kak" Sambil menyenggol bahu Nida yang sedang serius mengerjakan tugasnya.
"Kalo itu Lo konsultasinya sama Dirga coba. Gue juga ga ngerti" Saran yang diberi Nuggy justru membuatku lebih memilih untuk mengerjakannya sendiri saja.
"Gamau. Serem" Balasku singkat.
"Ya Lo nanya tugas itu maksudnya gimana, harus apa. Jangan Lo minta tolong dia kerjain. Kalo gitu mah jangankan Lo, Gue juga pasti udah babak belur duluan" Jelasnya sambil menarik bekal makanku.
"Lo udah makan kan Air, ini buat Gue ya. Gue laper banget belum sarapan" Sambungnya. Belum dijawab saja sudah masuk satu suapan kemulutnya.
"Mau Gue bilang ngga juga Lo udah mangap duluan kali Kak."
Seketika tidak ada percakapan lagi antara kami, Nida sibuk dengan tugasnya dan Nuggy sibuk dengan bekal ku ditangannya.
"Nug woi orang pada pusing, Lo malah sarapan lagi" Tegur salah satu teman Nuggy, Azka.
"Sebentar Ka, Gue sarapan dulu justru biar bisa bantu Lo sama Dirga mikir." Alasan yang diberikan Nuggy sangat tidak masuk akal.
"Yaelah kan nanti juga Lo bakal dikasih waktu buat istirahat kali." Jawab Azka sambil mengambil tempat duduk di hadapan Nuggy.
"Gue udah paham Dirga Ka, kalo dia belum ngerasa semua cukup dan siap gabakal Lo dikasih waktu buat makan. Jadi daripada Gue sama Lo disana tapi gabisa bantu apa-apa. Mending Gue makan dulu ya kan" Balas Nuggy sambil melanjutkan sarapannya.
"Pinter Lo. Yaudah bagi gue ya." Tanpa basa-basi Azka langsung menarik tempat bekalku lalu memakannya.
"Ka" Panggil Nuggy sambil melirik ke arahku.
"Yaelah pelit banget Lo Nug." Masih dengan menikmati bekalku.
"Ka!" Tegur Nuggy sambil menepuk tangan Azka yang akan menyuapkan makanannya.
"ITU BUKAN BEKAL GUE AZKA!" Sambung Nuggy agak kencang sambil menarik tempat bekal ditangannya.
"HAH?! UHUK!" Azka yang saat itu masih mengunyah makanannya pun tersedak. Kemudian diambilnya minum dekat Nuggy yang juga minumku.
"Minta minum ya" Ucapnya pada Nuggy.
"Itu juga bukan minum Gue, Ka" Untungnya Azka sudah lebih dulu menyelesaikan minumnya jadi tidak tersedak seperti tadi.
"Terus Lo disini numpang doang apa gimana sih, Nug?" Balasnya kesal.
"Ya iya, mangkanya Lo jangan apa-apa asal mangap aja jadi orang. Tanya dulu kan bisa." Gerutu Nuggy .
"Pantes kata Gue, kok Lo bawa bekal. Terus itu bekal siapa?" Azka bertanya dengan tangan yang meluncur ke bahu kanan Nuggy, memukulnya.
"Aira"
"Punya Lo ?, ko Lo mau sih bekal Lo diabisin Nuggy begitu?" Tanyanya sambil memperhatikan Nuggy yang sedang menutup tempat bekal ku.
"Karna best friend." Saat aku ingin menjawabnya, Nuggy justru lebih dulu menjawabnya asal.
"DIH!. Gue rasa dia juga males punya best friend modelan Lo, Nug. Ga untung apa-apa"
"Lo ngaca Azka, Lo kira punya temen modelan Lo bawa untung? Ngga kan. Kan kita sama-sama ga bawa untung mangkanya kita cari temen modelan Dirga" Nuggy membalasnya disertai ketawa yang kemudian diikuti tawa Azka, aku serta Nida.
"Bener juga Lo" Azka menanggapi dengan disertai pukulan pada lengan Nuggy.
"NAH! Udah sadar nih kayaknya Dia kalau kita ilang, baru diomongin." Sambung Azka sambil memperlihatkan layar ponselnya pada kami. Dirgahayu memanggil.
*To Be Continued
Haloo teman-teman semuaa. Aku mau coba untuk nulis wattpad lagi nih. Kalau kalian baca boleh distar dan komen yaa jangan lupa share juga ke temen kaliann supaya makin banyak yang bacaa nih. Semakin banyak yang baca, klik star, dan komen. Aku bakal semakin semangat juga buat nulis dan upload. Kalau gaada yang baca dan klik star nanti cerita ini bakal berakhir kayak cerita aku yang lain, yaitu aku unpublish dan masuk draftku aja.
Support satu sama lain yuk hihi. Sehat selalu semuanya.
See you next part.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME OF US
Teen Fiction(DIUSAHAKAN SETIAP WEEKEND) Berawal dari kita ga kenal, sampe diakhiri dengan aku yang gamau kenal lagi (inginnya). Tetapi semua gapernah bisa aku tolak. Dampak kamu pada kehidupanku sudah terlalu banyak dan terlalu jauh. Aku cuma berharap kamu bis...