[7] Bertukar

74 5 1
                                        

Kedua mata Tio terbuka ketika ada cahaya masuk ke matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua mata Tio terbuka ketika ada cahaya masuk ke matanya. Beberapa kali berkedip sampai benar-benar matanya nyaman. Seperti hari-harinya yang lain. Begitu membuka mata, harusnya yang pertama kali dia lihat adalah langit-langit kamarnya yang kotor dan ada rembesan air yang bocor membuat noda coklat di triplek kamarnya. Namun, hari ini. Kenapa dia malah melihat lukisan clasik yang seperti mengarahkannya langsung pada surga?

 Kenapa dia malah melihat lukisan clasik yang seperti mengarahkannya langsung pada surga?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anjirr!" Dia tersentak bangun. Duduk melihat atap langit-langitnya panik. "Sejak kapan langit-langit jadi lukisan begitu?" katanya. "Gue kira gue udah di surga,"

Tio tidak berhenti, matanya melihat ke depannya. Di sana ada ruang yang luas. Dia berada di atas ranjang kingsise berselimut putih yang menutupi setengah tubuhnya. Furnitur mahal, Meja belajar dengan laptop di atasnya, lemari setinggi dua meter dan jendela yang berpemandangan halaman hijau di luar.

"Gue--gue dimana?" tanyanya. Tiba-tiba kepalanya terserang nyeri. Tangannya otomatis menyentuh dahinya. "Kenapa gue bisa di sini? Semalem gue kemana? Kenapa---" Ucapannya terpotong begitu dia melihat tangannya. Keheranan melihat tangannya begitu kecil dan mulus. "Ini!!! Ini tangan siapa?" pekiknya.

"Tunggu!" Tio menyibak selimutnya. Kakinya juga berubah menjadi berbeda sekali. Sempat dia gerak-gerakan memastikan jika itu bukan miliknya. Tapi nyatanya kaki itu menuruti apa yang dia suruh. Terlebih piama yang dia pakai. Dan juga rambut yang panjang menjuntai dari kedua pundaknya. Tangannya meraih rambutnya itu. Gemetar melihat rambut panjang dengan kedua matanya sendiri. "Ini! Ini rambut siapa?"

Dia buru-buru turun dari ranjang besar itu. Menyosor pada kaca yang cukup besar di pojok ruangan dekat jendela. Begitu dirinya sudah terpantul. Semua pertanyaannya terjawab sekaligus di pantulan itu. Matanya membulat sempurna. Refleks berteriak.

"Aaaaaghhhhhhtt!"

🍫🍫🍫

"Aaaghhgggtt!"

Pintu tidak lama di buka lebar. Munculnya teriakan di pagi hari pasti membuat siapapun jadi panik. Seorang ibu muncul dari sana. Terlihat marah dan terkejut. "Tio! Apa-apaan kamu teriak-teriak begitu,"

CHOCOLET (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang