[8] Dua Orang Bodoh

44 3 0
                                    

Tio memandang sekolahnya horor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tio memandang sekolahnya horor. Tempat itu jadi satu-satunya dimana sebagian waktunya dihabiskan. Berada di dalam tubuh Fifi pasti tidak akan berjalan lancar. Bagaimana jika nanti ada yang mengetahui pertukaran tubuhnya ini. Bukankah akan jadi berita besar?

Sebelumnya dia juga sempat di buat keheranan. Sang supir yang mengantarnya ke sekolah tiba-tiba saja menurunkannya di tempat sepi yang sedikit jauh dari sekolah, bukannya tepat di depan gerbang. Tentu saja dia panik. Ayolah, ini hari pertamanya berada di dalam tubuh gadis ini. Tidak lucu kalau dia sudah mendapatkan pelecehan seksual. Ya, walaupun dia sendiri sudah melakukannya karena terpaksa. Secara tidak langsung dia sudah melakukan pelecehan seksual pada tubuh gadis ini. Tapi, ayolah! Jangan buat dia trauma di hari pertamanya berada di dalam tubuh perempuan ini.

Di dalam dia seratus persen adalah laki-laki.

"Loh, kok berhenti di sini, Pak?" tanya Tio panik. Dia refleks memeluk tas, kakinya yang sejak tadi di biarkan mengangkang segera di tutup rapat. Benar-benar tidak tahu privasi. Apa dia tidak sadar dia sekarang berada di tubuh seorang gadis dan memakai rok? "Pak?"

"Loh? Kan memang biasanya turun di sini, Neng?" ucap Sang Supir. "Neng sendiri yang minta. Lagian dari pertama sekolah. Neng turunnya di sini,"

"Oh? Oh iya!" kata Tio cangung. Dia memukul dahi, tertawa geli. "Maaf, ya, Pak! Lagi banyak pikiran,"

"Ya, tidak apa-apa. Belajar yang bener, ya, Neng!" Tio membuka pintu mobil cepat-cepat. Dia malu di dalam. Untung saja dia tidak cepat terbongkar. Tapi, tidak lama dia kembali. Dia membuka pintu lagi. "Loh? Kenapa, Neng?"

"Eng! Pak! Pulang sekolah bapak jemput di sini, kan?" tanyanya memastikan.

Sang supir menganguk ramah. "Iya, Neng!"

"Ok! Baik, Pak! Saya sekolah dulu, ya!" pamitnya. Langsung lari kalang kabut setelah menutup pintu mobil. Dan di sinilah dia. Masih berdiri tidak jauh dari gerbang. Menatap plang sekolahnya miris. Sejak tadi mengeluh kesal. Untuk hari ini, dia akan bilang.

Dia benci sekolah.

"Elah! Apa gue bolos aja, ya?" katanya melantur. "Tapi guekan harus ketemu tuh, cewek!" katanya lagi. "Siapa tahu tuh cewek diiam-diam grepe-grepe badan gue!" Tio yang baru sadar akan hal itu. Dia terkaget-kaget. Salah satu tangannya menutup mulutnya rapat-rapat. Dia bergerak acak, bahkan sempat berputar sangking tidak percayanya. Orang-orang yang melintas menatap dia dengan heran. Bertanya-tanya ada apa dengan gadis di sana? "Wah! Wahh! Dia---tuh cewek! Wah! Badan gue---"

Tio berhenti, dia menjentikan jarinya. Keputusannya sudah bulat. Dia akan sekolah hari ini. Tidak peduli apapun itu. "Gue harus ketemu tuh cewek! Gue harus balik ke badan gue!" bisiknya. Dia melangkahkan kakinya. Pergi masuk ke dalam sekolah.

Jalannya benar-benar terlihat aneh. Mengangkang, hentakan kakinya seperti raksasa dan giginya bergetak menahan emosi. Ya, itu memang Tio yang biasanya. Tapi serius, untuk kali ini dia benar-benar tidak cocok. Yang orang-orang lihat hanyalah Fifi di sana. Tampak seperti gadis sembrono dan tidak tahu sopan santun.

CHOCOLET (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang