"Huaaaaa... Mama." Riga menangis sambil memegang pipinya.
Venus gelagapan, ia panik sambil mencoba menenangkan adiknya.
Sedangkan Regu sedang bermain iPad dengan fokus. Ia menghiraukan kebisingan yang terjadi.
"Huaaaa... Mama... Kak Cia galak."
Venus membekap mulut Riga, "Diem ya... Nanti kakak beliin lolipop." Rayu Venus.
Tak lama tangis Riga pun terhenti. Bocah itu mengelap air mata beserta ingusnya.
"Janji?" ujar Riga sambil mengerahkan jari kelingking.
Venus memandang jijik jari adiknya yang basah itu. Akhirnya mau tidak mau ia menjabat jari kelingking Riga.
"Janji."
Siapa yang tidak kesal coba. Pagi-pagi dua bocah itu udah dateng ke kamarnya. Venus suka heran, Mama Papa nya sibuk apasih sampe bocah-bocah itu dilepas gitu aja. Masalahnya bedak Venus barusan di mainin Riga terus jatuh, reflek Venus cubit pipi Riga. Riga nya aja lebay padahal Venus cubit nya pelan-pelan.
"Regu," panggil Venus pada adiknya yang fokus bermain iPad.
"Oy Regu!" panggil Venus lagi. Tetapi adiknya tidak menjawab.
"Bocah ngapa ya!" ujar Venus dengan kesal.
Riga mencubit lengan kakaknya itu, Regu.
Regu menatap Riga dengan mata berkaca-kaca.
"Jahat," kata Regu, ngambek.
"Kak Legu budek." Jawab Riga tanpa merasa bersalah.
"Regu bukan Legu," ralat Regu.
Riga menjulurkan lidahnya, "Kata Mama nama Kak Legu itu Legu." Ujarnya tidak mau kalah.
Regu melempar iPad nya ke samping.
"Huaaaa Mama..." Tangis Regu pecah seketika.
Riga nampak panik melihat Regu yang menangis.
Matanya ikut berkaca-kaca.
"Huaaaaaaaa..." Riga ikut menangis.
"Huaaaa... Hikss..."
Venus memegang kepalanya, kemudian ia berteriak, "MAMAAAAAAAAAAA!!!"
Megan datang terburu-buru, "Kenapa? Kenapa?" tanya nya panik.
Venus menunjuk kedua adiknya.
Megan menghela napas panjang, lalu ia geleng-geleng kepala, "Masih pagi udah paduan suara aja kalian."
Megan mendekat ke arah anak kembarnya.
"Aku mau berangkat sekolah," ujar Venus sedikit kesal karena pagi cerahnya selalu saja terganggu.
Megan mengangguk tanpa melihat Venus.
Venus berjalan keluar dari kamar, tetapi di depan pintu langkahnya terhenti.
Megan yang sadar lantas menoleh, "Uang jajan udah habis?" tanya Megan heran.
Venus menggeleng. Ia menatap kancing baju Mama nya yang terbuka, "Aku gak mau ya punya adik lagi." Seru Venus lantas ia berlari meninggalkan keributan dikamar itu.
•••
"Halo! SMA Pancasila." Sapa Venus yang berdiri di depan gerbang.
"Gak mau masuk neng?" tanya pak satpam.
Venus tersenyum lebar, "Bentar ya pak sotong! Cia lagi menghirup oksigen."
Lantas pak satpam menggaruk kepalanya bingung, "Nama saya otong bukan sotong."
Dengan riang Venus berjalan memasuki pekarangan sekolah. Ia menaiki tangga menuju kelasnya.
"Cia!" teriak Beby yang berada di belakang Venus.
Venus menoleh, "Halo makhluk asing!" sapanya.
"Halo siluman! Pagi ini udah berubah berapa wujud?" tanya Beby dengan senyuman yang sangat terpaksa.
Venus terkekeh sambil memukul bahu Beby.
Lantas Beby mengajak Venus masuk kedalam kelas bersama, "Ayok masuk cepetan!" ujar Beby sambil menggandeng lengan Venus.
Mereka masuk kedalam kelas. Lalu duduk di bangkunya.
"Venus!" panggil cowok berseragam rapih dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.
Venus menoleh sambil tersenyum manis, "Kenapa Plek?"
"Yu-di Rap-lek-sa." Kata Yudi sambil menekan setiap katanya.
Venus terkekeh, "Bener kan? Plek?"
"Lo kira plek hitam apa." Kata Yudi ketus.
"Lo suruh ke-" belum Yudi selesai berbicara Venus malah memotongnya.
"Kemana? Kemana? Kemanaaaa..." Venus bernyanyi lagu pedangdut yang populer.
"Ke ruang BK." Tandas Yudi.
Venus mengatup rapat bibirnya, "Bentar, gue mau deg-degan dulu."
"Deg, deg, deg," ucap Beby menirukan suara detak jantung.
Yudi melebarkan matanya, "Cepetan. Bu Rosa nungguin."
"Salah gue apa?" tanya Venus dengan wajah berpura-pura sedih.
"Lo maling mangga yang ada di deket ruang eskul tari." Kata Yudi menjelaskan.
Venus menggeleng dengan santai, "Gue udah ijin kok. Jadi, bukan maling namanya."
"Ke siapa?" tanya Yudi penasaran.
"Ke Tuhan gue yang punya Bumi dan seisinya." Kata Venus sambil tersenyum.
Yudi diam tidak berkutik.
Venus berdiri ia menepuk bahu Yudi, "Bilangin ke Bu Valentine Rosa, oke!"
Lantas Yudi mengangguk dan segera pergi dari kelas yang di tempati Venus itu.
Beby yang asik berdandan kini menatap Venus di sampingnya.
"Lo bawa kan?" tanya Beby, hampir saja ia lupa menanyakannya.
Venus mengangguk, ia membuka resleting tasnya dan mengambil lipstik Dior milik Megan.
"Mama gue bilang, Papa gue gak kedip mandangin Mama gue aja kalau dia pake lipstik ini." Seru Venus dengan bangga.
Beby mengangguk, lantas ia memoleskan lipstik mahal itu ke bibirnya.
"Gue cantik?" tanya Beby pada Venus.
Venus memperhatikan wajah Beby dengan serius.
"Coba lu senyum," suruh Venus.
Beby menurutinya.
"Bibir atas nya buka yang gede,"
Beby masih mengikuti ucapan Venus.
"Yang lebar banget... Nah tangan kanan lo di atas kepala sambil garuk-garuk--"
"Uu aa uu aa..." potong Beby dengan wajah dongkol.
Venus tertawa kencang, "Bercanda Be... Lo cantik kok, tapi btw itu lipstik jangan di kantongin ya... Mama gue bisa merepet 7 hari 7 malam."
Beby mengambil lipstik Dior yang di taruh di kantong nya, "Tajem juga ya mata lo!" ujarnya lalu ikut tertawa.
🐥🐥🐥
Tbc
Selamat malam minggu❤
Btw usia regu sama riga 6 tahun...
KAMU SEDANG MEMBACA
Venus Dipelukan Neptunus [END]
Teen Fiction"Pada akhirnya, aku selalu jatuh kedalam pelukanmu." -Galexia Venus Komara. Neptunus yang dia kira membalas cintanya ternyata masih menyimpan kenangan bersama mantan kekasihnya;Brianna Callista. "VENUS!" teriak Neptunus kesal. Ia menarik tangan V...