Part 2

3.2K 272 1
                                    

"Sendok bertemu piring, berdenting. Aku bertemu kamu, berdegup."



💅

"Hai malik," sapa Venus yang melihat Malik keluar dari perpusatakaan sambil membawa beberapa buku.

Malik tersenyum ramah, "Hai juga Venus, Beby." Balas Malik sambil melirik Venus dan Beby.

"Dari perpustakaan?" tanya Beby pada malik.

Malik mengangguk. Lantas ia kembali melanjutkan jalannya tetapi Venus malah berdiri di hadapan Malik sambil membentangkan tangannya.

"Kenapa?" tanya Malik heran.

"Itu buku apa?" tanya Venus melirik buku Biologi yang ada di tangan Malik.

"Lo gak liat itu tulisan Biologi segede apa!" ujar Beby gemas-gemas sebal.

"Sssstttt," Venus melirik Beby sebentar lalu kembali menatap Malik di depannya.

"Itu buku apa Malik?" tanya Venus dengan senyum cerianya.

Malik tersenyum kaku.

"Biologi," jawabnya.

Venus memasang raut wajah sedih, "Aku kira kamu bawa buku nikah kita."

Malik memasang wajah cengo.

Sedangkan Beby sudah tertawa keras.

"Gila! Garing banget." Rutuk Venus sebal.

Ia mendorong pelan bahu Malik, "Udah sana lo! Gak asik."

Malik kembali melanjutkan perjalanannya.
Sedangkan Beby mengajak Venus untuk masuk kedalam kelas.

"Eh, balik sekolah ke kafe mirror yuk." Ajak Beby sambil meraih kaca yang ada di atas meja.

"Boleh, boleh." Jawab Venus gembira.

"Gue mau nyumbang lagu ah,"

Beby menghentikan kegiatan bercerminnya. Ia melirik Venus disampingnya.

"Jangan," cegah Beby.

"Kenapa? Lo gak rela suara emas gua terbuang gratis?" Venus menaikkan sebelah alisnya.

"Suara lo udah sumbang jadi gak usah nyumbang-nyumbangan lagu yak." Kata Beby dengan wajah berharap.

Venus memukul pelan punggung tangan Beby, "Bisa aja lo muji nya." Kata Venus sambil menutup mulutnya malu-malu.

Beby mendengus sebal, "Gue gak muji lo Cia!"

Venus malah tertawa.

Karena guru belum juga masuk, Venus berdiri di depan papan tulis. Ia menepuk tangannya agar semua melihat ke arahnya.

"Selamat pagi makhluk bumi," teriak Venus. Yang di balas teriakan heboh satu kelas.

"Jalan-jalan ke Surabaya!"

"CAKEP!"

"Tidak lupa membeli hiasan."

"CAKEP!"

"Jangan mau sama buaya. Kalau cuma dijadiin pelampiasan."

"HUUUUUUUU!" Satu kelas berteriak heboh. Apalagi cewek-cewek memberikan seluruh teriakannya pada laki-laki.

Venus berdeham sejenak.
Ia mengambil kacamata hitam besar di saku roknya. Lalu ia taruh di pangkal hidungnya.
Venus menarik kursi ke depan papan tulis lalu ia menaiki kursi itu.
Teman-temannya sudah berdiri heboh, ada yang memegang sapu, memegang kemoceng, menepuk meja, memeluk kursi, dan ada yang tertidur di kursi yang sudah terjejer panjang, tanpa terganggu sama sekali. Hebat! Rebahan tanpa batas.

"GUE MAU PANGGILIN ARTIS DARI LUAR PLANET!" Teriak Venus heboh.

"ALIENA BEBY! TEPUK TANGAN YANG MERIAH!"

Seketika kelas menjadi semakin ramai.

Beby berjalan berlenggak-lenggok sambil melambaikan tangannya layaknya seorang model profesional.

Beby berjalan keluar pintu kelas.

"Come in!"

Lantas Beby masuk kembali kedalam kelas setelah mendengar suara Venus menyuruhnya masuk.

Beby berdiri dengan senyuman sok anggunnya.

"Karena ini artis dari jauh banget! Silahkan penonton angkat kaki yang mau bertanya." Kata Venus dengan wajah serius.

Virgo mengangkat kakinya di meja, "Aliena pagi ini sarapan sama tumbuhan apa?"

"Terimakasih akan saya terjemahkan kedalam bahasa Aliena."

Virgo mengangguk semangat.

"Aliena." Panggil Venus sambil tersenyum.

Beby tersenyum sok anggun sambil menyelipkan rambutnya di telinga.

"Virgo anyat Aliena. Aid ngalib igap ini naparas amas nahubmut apa?"

Beby mengangguk mengerti.
Ia menghadap ke temannya.

"Ogriv." Katanya, lalu tertawa kencang karena sudah tidak tahan lagi.

Virgo berteriak sebal, "Gue bukan tumbuhan sayang." Katanya genit sambil mengedipkan matanya pada Beby.

"HUUUUUUUUUUUU!"


•••

"Gue haus banget, cepetan ah." Venus menarik lengan Beby.

Ia memesan jus jeruk. Sekarang Venus dan Beby sedang berada di kantin.
Selagi menunggu jusnya tiba, Venus mengambil Hp-nya yang berada disaku rok. Ia membuka layar kunci.

Venus menghela nafas dalam, ia mengusap layar Hp-nya.

Beby mendengus geli, "Lo masih belum ketemu sama Om lo?"

Venus menggeleng lemah. Ia menatap foto seseorang yang memakai seragam SMA Angkasa. Venus menjadikan foto itu wallpaper di Hp-nya.

"Udah berapa tahun ya. Pasti makin ganteng. Pasti gue makin cinta." Kata Venus sambil menopang dagu nya mulai menghalu.

Beby menatap wajah Venus serius, "Gue bakal bantu lo!"

Wajah Venus mendadak sumringah.

"Walaupun harus menerjang badai, dan menyelam samudera?" tanya Venus absurd.

Beby mengangguk, "Sampai Galexia Venus Komara berubah nama menjadi Gasia Sia Komara." Kata Beby mantap.

Venus terkekeh, "Sampai Beby Berliana berubah jadi Aliena Beby?"

Beby mendengus sebal, "Kamu lahir dari jalur mana?"

"Dari jalur Megan dan goyangan Gema." Katanya lalu tertawa kencang.

Beby ikut tertawa sambil memukul-mukul meja.

Mereka berhenti tertawa ketika jus yang di pesan sudah tiba.

"Makasih mba," ujar Venus dan Beby bersamaan.

Mba Ria mengangguk sambil tersenyum ramah.

Dengan cepat Venus meneguk jus jeruknya. Memang sejak tadi tenggorokannya sudah kemarau.

"Entar balik sekolah jadi? Lo udah ijin Papa lo kan?" tanya Beby memastikan.

"Gue udah ijin Mama. Kalau Papa..." Venus nampak ragu untuk meminta ijin pada Gema.

"Papa gue bakal ijinin kalau Mama gue yang ngomong." Katanya sambil terkekeh kecil.

💅

Tbc

Jangan lupa Vote dan Comment nya❤

Venus Dipelukan Neptunus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang