Part 7

2.1K 215 5
                                    


Sepanjang hari disekolah Venus menjadi pendiam, karena terbayang-bayang ucapan Beby. Rasanya ingin mengunci mulut Beby yang memberikan berita sangat tidak mengenakan hati. Hingga sekarang Venus masih diam sambil berjalan keluar gerbang sekolah, karena sudah jam pulang sekolah.

"Yaudah sih Ci... jangan di pikirin, sebelum janur kuning melengkung lo masih bisa nerobos!" ujar Beby sambil menggandeng lengan Venus.

Venus menghela napas berat, "Hati gue sakit..." ujar Venus memegang dadanya dramatis. Sedangkan Beby memutar bola matanya malas, "Gak usah ngedrama deh!"

'Ck!'

Venus mendecak sebal. Kini mereka sedang berjalan santai, dan mulai menjauh dari lingkungan sekolah. Hari ini memang Venus sengaja tidak ingin di jemput oleh Pak Wardi. Ia ingin berjalan-jalan dahulu sebelum pulang kerumah.

"Tuh, sepupu gue!" tunjuk Beby pada remaja yang memakai seragam putih abu-abu yang melajukan motor ninjanya.

"Zevan makin ganteng aja sih, padahal pake helm." Celetuk Venus. Zevan sepupunya Beby memang sangat tampan sekaligus populer di SMA Tribuana. Sayang sekali, seharusnya Zevan memasuki SMA Pancasila. Zevan yang di tunjuk oleh Beby tersadar dan memberhentikan motornya disamping dua gadis itu. Tanpa berbicara, segera Zevan mengambil helm dan memberikannya kepada sepupunya itu. Sedangkan Venus menatap mereka dengan lesu.

"Sorry ya Ci... gue gak bisa nemenin lo galau," ujar Beby tidak enak. Setelah diberi anggukan dan senyuman oleh Venus, Beby segera naik ke motor milik Zevan, laki-laki itu membunyikan klakson lalu pergi meninggalkan Venus sendiri di pinggir jalan dengan wajah sayunya.

Kemudian, Venus melanjutkan langkahnya entah kemana...

"Daripada sakit hati..." nyanyi Venus.

"...Lebih baik sakit gigi ini..."

"Biar tak mengapa
Rela, rela, rela, aku relakan
Rela, rela, rela, aku relaaaaaaaaaa"

'Beep, beep!'

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!" Nyanyiannya berubah menjadi teriakan. Venus memeluk tubuhnya yang gemetar. Saat Venus menyanyi memang ia berjalan tak tentu arah karena terbuai dengan nyanyiannya. Dan mobil di belakangnya membunyikan klakson yang membuatnya terkejut bukan main.

"Kayak gak ada jalan lain aja! Aku bilang Papa baru tau rasa!" sebal Venus yang menatap mobil mewah yang berhenti itu. Kemudian, seorang pria dewasa keluar dari mobil, membuat Venus mematung seketika.

Wajah itu... wajah yang ia rindukan sejak beberapa tahun terakhir. Tubuh tegap itu... tubuh yang ingin selalu ia peluk.

"Kamu gak kenapa-napa kan? Maaf klakson mobil saya bikin kamu kaget," ujar Pria itu, masih menatap Venus yang mematung menatapnya.

"Om Nunu..." lirih Venus.

"Hah?" Neptunus menggaruk tengkuknya, ia menatap bingung remaja berpakaian putih abu-abu itu.

Venus berlari kecil dan menghambur kepelukan Neptunus. Sedangkan Neptunus masih terkejut. Venus mendongak menatap Neptunus yang jauh lebih tinggi darinya.

"Ini aku... Cia. Om Nunu gak lupa sama aku kan?" tanya Venus dengan wajah berharap. Lalu ia melepas pelukannya.

Neptunus nampak kebingungan, laki-laki dengan pakaian kantornya itu mencoba berpikir tentang gadis di depannya ini. Dan... iya, Neptunus mengingat Venus.

"Venus?" tanya Neptunus ramah, ia tersenyum menatap Venus di depannya.

Venus mengangguk semangat. Dan sebagai permintaan maaf Neptunus mengajak Venus untuk makan siang, dan gadis itu tentu saja mau. Dengan semangat ia memasuki mobil mewah itu. Di dalam mobil Venus mulai bercerita tentang banyak hal, termasuk masa kecilnya dulu. Ia juga menanyakan banyak hal pada Neptunus, tentang masa sekolahnya dulu dengan --Bian--suami tantenya, serta tentang kuliah Neptunus di luar negri dan sekarang Neptunus merupakan seorang CEO.

Neptunus sesekali tertawa saat mendengar dan melihat gadis itu yang bercerita dan bertanya dengan semangat. Sekarang mobilnya berhenti di sebuah restoran mewah, setelah terparkir cantik Venus dan Neptunus berjalan memasuki restoran itu. Venus sudah duduk berhadapan dengan Neptunus.

-Anjerr gue deg-degan. Batinnya.

Neptunus memesan makanan dan bertanya pada Venus apa yang di inginkan gadis itu tetapi Venus mengikuti apa yang dipesan Neptunus.

Venus berdeham sejenak, "Aku di traktir kan Om?" tanya Venus yang membuat Neptunus terkekeh.

-Ngapa gue nanya gitu sih, mana makin ganteng lagi tuh Om-Om. Please, jangan ketawa, senyum apapun itu. Jantung gue mau loncat. Batinnya. Venus menggigit bibirnya menahan grogi yang menyerang.

"Di traktir kok," jawab Neptunus sambil mengacak rambut Venus gemas. Venus semakin menggigit bibirnya, kali ini menahan teriakannya karena tindakan Neptunus barusan.

Setelah pesanan mereka datang, Venus dan Neptunus memakan hidangan itu dengan khidmat. Venus pun tidak mengeluarkan suaranya. Ia mencoba menjadi anggun saat berhadapan dengan Neptunus.


💅💅💅 Tbc

Venus Dipelukan Neptunus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang