Neptunus duduk dengan menopang lututnya di tanah berbalutkan rumput, ia berhadapan dengan Gema. Venus yang melihatnya hendak mengajak laki-laki itu bangkit tetapi Neptunus menolak.
"Kamu mau ngapain?" tanya Venus yang berbisik di telinga Neptunus.
Neptunus mendongak menatap Gema yang menatap nya dengan wajah datar.
"Maaf Om. Niat saya mungkin terlalu tiba-tiba. Tapi, saya beneran serius untuk menikahi Venus. Tolong beri restu untuk saya menikahi anak Om." Tukas laki-laki itu tegas.
"Tolong restuin kami." Lanjut nya.
Venus melihat Neptunus dengan mata berkaca-kaca, gadis itu ikut duduk menghadap Papanya.
"Paaaaa." Venus menatap Papanya dengan wajah memohon.
Gema memalingkan wajahnya dan enggan menjawab.
Neptunus kembali bersuara, "Saya bakal tetap disini, sampai Om ngerestuin saya menikahi anak Om."
Gema menahan emosinya, "Terserah!"
"Papa." Panggil Venus lirih.
"MASUK!" Titah Gema tegas.
Venus menggeleng enggan meninggalkan Neptunus di halaman rumahnya. Ia tidak tega melihat laki-laki itu.
Venus berjongkok di hadapan Neptunus, "Om. Kamu pulang dulu aja, biar aku tenangin Papa dulu." Ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Neptunus malah tersenyum hangat, "Nggak apa-apa kamu masuk aja kedalam."
"Om," lirih gadis itu.
"CIA!" sentak Gema yang langsung menarik anaknya masuk dan mengunci pintu.
Neptunus menatap pintu tinggi dan mewah di hadapannya. Sesekali ia menepuk-nepuk pahanya yang kram.
Lama-kelamaan hari mulai gelap, langit seakan turut serta bersedih. Saat ini kilat serta air mulai menetes. Neptunus masih setia menunggu Gema merestui hubungannya.
Hingga hari mulai gelap Neptunus masih diluar, Venus melihatnya dari jendela kamar. Akhirnya gadis itu memberanikan diri berlari keluar menghampiri Papanya yang sedang berkutat di depan laptop.
"Paaa," lirih gadis itu, kemudian air matanya pecah. Megan yang melihatnya langsung memeluk Venus.
"Papa jahat, diluar ujan Pa. Om Nunu keujanan." Ujar gadis itu sambil meneteskan air matanya.
Gema hanya diam dengan ekspresi yang datar.
"Alasan Papa apa sih nggak restuin aku sama Om Nunu. Dia baik, Pa. Laki-laki yang tanggung jawab." Venus mulai berdiri sambil mengusap wajahnya yang basah karena air mata.
"Aku mau temenin Om Nunu. Aku mau pergi kemanapun dia pergi."
"CIA!"
Venus enggan mendengar teriakan Papanya, gadis itu berlari keluar. Ia mencoba membuka pintu yang terkunci. Gadis itu terus mencoba membuka, padahal ia tau kuncinya di pegang oleh Papanya.
Venus terduduk lemas sambil bersender di pintu, gadis itu menangis di iringi suara hujan yang kian deras. Neptunus yang melihat pintu di hadapannya langsung tersenyum hangat dan mendadak dinginnya hujan tidak terasa, ia tau jika Venus tidak akan tinggal diam.
Venus memukul-mukul dengan keras pintu di hadapannya. Sampai Mamanya datang bersama Papanya.
Tanpa ekspresi Papanya membuka pintu membuat Venus menatap Papanya dengan sendu. Gadis itu langsung berlari memeluk Neptunus, Neptunus yang belum siap langsung terjatuh dengan Venus yang berada di atasnya. Mereka berdua terguyur hujan hingga baju keduanya basah.
Venus masih menangis sesenggukan, "Kenapa sih Om nggak pulang aja!" Kesalnya.
Neptunus malah tertawa kecil, "Kamu masih betah meluk saya dalam posisi seperti ini. Kaki saya kram tapi yang lebih parah Papa kamu melotot ke arah kita." Ujarnya.
Venus langsung bangkit dan menoleh ke arah Papanya. Kemudian, ia membantu Neptunus bangun. Laki-laki itu masih menepuk pahanya lalu mencoba berdiri dan menghampiri Gema yang berada di depan pintu.
Sebelum Neptunus membuka suara. Gema lebih dahulu berbicara, "CEPAT NIKAHI ANAK SAYA!" Laki-laki itu langsung masuk kedalam di susul dengan istrinya yang tersenyum bahagia sambil menatap Venus dan Neptunus.
Venus masih menangis, kali ini dengan senyuman bahagia. Ia memeluk Neptunus dan mendongak menatap wajah laki-laki itu.
Venus semakin erat memeluk Neptunus dan laki-laki itu balas memeluknya.
"Kalau pelukan terus bisa sampai pagi lho?" Kata Neptunus sambil menaik-turunkan alisnya. Gadis itu malah terkekeh dan mengajak Neptunus masuk kedalam.
Megan membawakan baju suaminya untuk di pakai Neptunus. Sedangkan Venus sudah bergegas ke kamar mandi yang berada di bawah. Setelah Venus selesai mandi giliran Neptunus yang memakai kamar mandi dirumah itu. Venus menyerahkan handuk untuk di pakai laki-laki itu.
Gadis yang berpakaian kaos kebesaran dengan celana training itu kini berada di dapur sedang membuat teh hangat.
Selesai Neptunus mandi, laki-laki itu menghampiri Venus yang selesai dan hendak membawa teh hangat.
Neptunus memeluk Venus dari belakang sebentar lalu mengacak rambut gadis itu. Neptunus membantu Venus membawa dua gelas teh hangat. Mereka berdua duduk di sofa.
Venus lebih dulu menyesap teh hangatnya, lalu menatap Neptunus penuh cinta.
"Kamu nginep aja, Om. Ada kamar kosong nanti aku antar." Ucap gadis itu.
Neptunus mengangguk sambil menikmati teh buatan Venus.
Gadis itu memegang dahi Neptunus yang untung saja tidak panas. Dan Neptunus balik memegang dahi Venus yang hangat.
"Hangat," ujar laki-laki itu.
"Nggak apa-apa." Jawabnya.
Selesai berbincang sedikit, sekarang Venus mengantarkan Neptunus ke kamar yang ia beritahu sebelumnya.
"Kamarnya bersih kok," Kata gadis itu di depan pintu, "Om tidur yang nyenyak yaaa." Katanya sambil melambaikan tangan di hadapan Neptunus.
Neptunus malah menarik pinggang Venus dan memeluknya, "Kamu juga tidur yang nyenyak." Kata laki-laki itu membuat Venus mengembangkan senyumnya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Venus Dipelukan Neptunus [END]
Jugendliteratur"Pada akhirnya, aku selalu jatuh kedalam pelukanmu." -Galexia Venus Komara. Neptunus yang dia kira membalas cintanya ternyata masih menyimpan kenangan bersama mantan kekasihnya;Brianna Callista. "VENUS!" teriak Neptunus kesal. Ia menarik tangan V...