Part 22

1.8K 194 9
                                    

"Kak bangun!" ucap Megan setengah berteriak. Ia menghampiri Venus yang masih tertidur lelap di kasurnya.

Perlahan Megan menepuk tangan anaknya, "Mentang-mentang libur ya kamu nggak mau bangun-bangun?"

Venus yang terusik kini menggeliat dan mengucek kedua matanya, "Masih pagi, Maaaaaaa." Rengeknya.

Megan melotot kesal, "Pagi matamu! Ini udah jam 2 siang Kak! Pasti semalem kamu bergadang kan?"

Venus langsung terduduk dengan wajah terkejut, "Serius udah jam 2, Ma?" Matanya kini memandang jendelanya yang memperlihatkan cahaya matahari yang menyengat.

"Udah sana mandi, ada tamu yang cariin kamu." Kata Megan yang bangun dari duduknya di tepi kasur.

"Siapa?" tanya Venus yang masih malas-malasan untuk beranjak bangun.

"Neptunus! Sekarang cepetan mandi." Ujar Megan yang kembali menutup pintu kamar anak gadisnya itu.

Venus bergegas mandi dan bersiap-siap menemui Neptunus. Gadis yang sudah berpakaian lengkap itu kini menatap cermin sambil menyisiri rambutnya.

"Ngapain Om Nunu kesini?" tanyanya yang masih bingung. Venus mencepol rambutnya tidak lupa bibirnya di beri polesan liptint walau sedikit.

Gadis itu keluar kamar menuruni tangga.

"PAPA!" teriaknya terkejut. Venus langsung menghampiri Neptunus yang terduduk lemas di lantai. Gadis itu langsung memeluk Neptunus yang habis di pukuli Papanya.

Air matanya menetes sambil menatap Papanya, "Papa kenapa sih? Papa kenapa pukulin Om Nunu?" tanyanya dengan napas tersendat.

Gema yang sudah tersulut emosi kini hendak memukul Neptunus lagi tetapi Venus menghalangi dengan terus memeluk laki-laki itu.

"Dia bilang mau nikahin kamu, Kak!" ucap Gema sambil menahan emosinya.

"Terus kenapa? Papa marah kenapa?" sahut Venus masih dengan air mata yang bercucuran.

"KAMU MASIH SEKOLAH!" Teriak Gema kesal.

"Papa juga nikah pas masih SMA kan?" sahutnya.

Gema terdiam dengan rahang mengeras.

"Kamu berani lawan Papa cuma karena dia!" tunjuk nya pada Neptunus yang terdiam.

Venus menggeleng, "Nggak Pa. Papa kenapa sih?" Matanya kini melirik Megan yang baru datang setelah membawa Regu dan Riga ke kamar, "Maaaaa, bilang sama Papa aku bukan anak kecil lagi."

Megan menghampiri Gema dan mengusap pundak suaminya mencoba menenangkan laki-laki itu.

"Kita bicarain baik-baik ya, Pa." Kata Megan pada suaminya itu.

Venus melepaskan pelukannya kini ia mengajak Neptunus untuk duduk di sofa.

"Saya minta ijin sama Om untuk nikahin Venus." Ucap Neptunus tegas.

"Om Om! Kamu kira saya Om kamu!" sentak Gema kesal.

Megan kembali mengingatkan, "Sabar, Pa. Masa Neptunus mau panggil kamu Kakak kan kamu Papanya Cia."

Gema menghela napas kasar, "Kamu pacaran sama Brianna!"

"Paaa!" ucap Venus yang tidak suka Papanya mengucapkan nama mantan kekasih Neptunus itu.

"Kamu diam aja kak." Kata Gema tegas.

"Maaf, Om. Saya udah gak ada hubungan apa-apa sama Brianna." Sahut Neptunus tenang.

"Perbedaan usia kalian jauh," ujar Gema lagi.

"Usia bukan masalah, Pa. Aku cinta sama Om Nunu, Papa sama Mama juga tau kan?" ujar Venus yang menatap kedua orang tuanya dengan memohon.

Brak!

Gema menggebrak meja dan langsung berdiri meninggalkan Venus dan Neptunus.

"Jangan di ambil hati ya, Nu. Gema marah karena belum siap anaknya di nikahin. Yaa gitu deh Papanya Cia. Saya kejar Papanya dulu ya, Cia kamu obatin lukanya Nunu." Ucap Megan yang pergi untuk mengejar Gema.

Venus menatap wajah Neptunus yang lebam, "Maafin Papa ya."

Neptunus malah tersenyum, "Katanya kamu nggak mau menikah sama saya. Tapi barusan kamu belain saya?"

Venus diam dan memalingkan wajahnya, "Nggak tau ah!"

"Kamu mau nikah kan sama saya?" tanya Neptunus serius.

"Aku ambil obat dulu," ucapnya yang kini bangkit dari duduknya meninggalkan Neptunus sendiri.

Tidak lama Venus kembali membawa kotak p3k, ia mengobati luka Neptunus.

Neptunus masih diam sambil memerhatikan wajah Venus dari dekat.

"Sekarang saya melihat kamu sebagai wanita." Ujarnya tiba-tiba.

Venus malah berdecak kesal, "Terus dulu aku laki-laki?"

Neptunus tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya.

Gadis itu kini duduk di samping Neptunus sambil menghadap lurus ke depan, "Hari ini Om pulang aja. Papa masih emosi."

"Nggak sakit, kok."

"Hah?" Venus melirik ke samping tepat bertatapan dengan laki-laki itu.

"Pukulan Papa kamu nggak sakit." Lanjut laki-laki itu sambil tersenyum.

"Minta di pukul lagi?"

Neptunus menggeleng, "Papa kamu sayang banget sama kamu. Sampai saya di hajar kayak gini."

Venus menghela napas panjang, "Kalau Papa nggak restuin gimana?" Kemudian ia menutup bibirnya rapat, "Eh, aku kan belom bilang mau nikah sama Om Nunu." Katanya yang berpura-pura kesal.

"Kamu harus mau." Tukas Neptunus.

Venus menggeleng tidak percaya dengan wajah yang berpura-pura kesal. Gadis itu duduk menjauh dari Neptunus.

"Aku masih marah sama kamu, Om." Tuturnya.

"Jangan lama-lama marahnya kita kan mau nikah. Iya, kan. Venus?" Ujarnya dengan alis yang di naik turunkan.

"Iya."

"Eh!" Venus menutup bibirnya saat kelepasan menjawab 'Iya'.

Tbc

Venus Dipelukan Neptunus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang