Part 25

2.1K 201 26
                                    

3 Minggu kemudian...



SAHHHHHHHH!!!

"ANJIR NEPTUNUS KAWIN JUGA!" Teriak Oka kencang.

Gema melotot ke arah Oka, Oka yang tersadar langsung terdiam sambil berbicara pelan ke Leo disampingnya.

"Bang Gema diem aja galak. Neptunus sampe nyakitin anaknya bisa di gorok juniornya."

Setelah akad selesai Neptunus menggandeng Venus menuju kursi pelaminan yang di hias begitu mewah tetapi bernuansa klasik dengan iringan lagu milik Christina Perri.

Venus begitu cantik hingga Neptunus menatap kagum gadis itu. Mereka saling bertatapan hingga teman-teman Neptunus datang dan memeluk Neptunus ala laki-laki.

"Boleh meluk bini lo nggak?" tanya Oka yang melirik Neptunus meminta persetujuan.

Neptunus menatap garang Oka, "Minta di hajar."

Teman-temannya tertawa.

"AAAAAAAAA CIAAAAAAA!" Teriak Beby heboh, gadis itu langsung berlari dan memeluk sahabatnya.

Oka menatap Beby jahil, "Eh adek. Nikah sama Om yuk."

Beby melepas pelukan nya, ia menatap Venus haru dan mencium pipi gadis itu berulang kali.

"Sahabat gue nikah, oy." Ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

"Adek." Panggil Oka lagi sampai digubris oleh Beby.

"Apasih Om Om ganjen." Balas gadis itu sebal.

"Venus temen kamu boleh buat Om nggak? Atau... Buat duda hot aja nih," katanya jahil sambil melirik Leo yang sedang menggendong anaknya, Galang.

Beby melirik malas Om yang bernama Leo itu, dari tatapan matanya aja sepet padahal lagi gendong anak.

"Muka Om nya sepet." Balas Beby acuh.

Mereka malah tertawa mendengar jawaban Beby tapi Leo hanya memasang wajah datar. Laki-laki itu berbincang sebentar dengan Neptunus sambil menggendong anaknya dan Venus di ajak oleh Beby ke kursi yang tidak jauh dari pelaminan.

"Cia lo beneran nikah?" tanya Beby yang masih tidak percaya. Gadis berambut pendek itu menatap sahabatnya serius.

Venus menggangguk bahagia, "Iyalah Beb. Yakali gue lagi maen penganten-pengantenan bisa-bisa disabit Papa gue." Balasnya yang di akhiri dengan kekehan.

Beby masih mengajak Venus berbincang tapi tidak lama Venus di panggil oleh keluarganya untuk berfoto.

Tiba-tiba saja Beby ingin ke kamar mandi gadis itu berjalan menelusuri hotel mewah yang menjadi tempat pernikahan Venus.

Di perjalanan Beby di tabrak oleh anak kecil hingga anak kecil itu terjatuh di dekatnya. Beby mendekat dan melihat anak itu yang pernah ia lihat sebelumnya, yaps anak itu adalah anak dari Leo Morgan.

"Aduuuh adek. Papamu yang ketus kemana? Kamu ko di biarin lari-larian sih!" Ujarnya yang kemudian membantu Galang bangun dan mengusap air mata bocah itu.

"Anak laki-laki nggak boleh cengeng." Ucapnya lagi sambil mengusap sisa-sisa air mata Galang.

"Kenapa?" tanya bocah itu dengan suara lirih, matanya masih berkaca-kaca.

"Laki-laki kan jadi pemimpin. Kalau kamu cengeng nanti orang disekitar kamu jadi sedih."

"Termasuk Mama?" tanya bocah itu dengan wajah polosnya.

Beby terdiam sebentar, "Iya, nanti Mama kamu sedih. Yaudah jangan nangis ya."

Galang mengangguk dan langsung memeluk Beby membuat gadis berambut pendek itu terkejut.

"Kamu kenapa sendirian, hm?"

"Papa jahat."

"Lho, kenapa?"

Galang memeluk leher Beby kencang, "Aku mau Mama tapi Papa bilang aku gak bisa punya Mama."

"Hah, Eh ...," Beby menormalkan keterkejutannya dahulu,"Mama kamu kemana emangnya?" tanya Beby hati-hati.

"Ga-"

"GALANG!" Teriak Leo yang datang dengan tergesa-gesa.

Galang semakin memeluk Beby kencang, Beby berdiri sambil menggendong Galang.

Gadis itu menatap permusuhan Leo di depannya, "Om jangan kasar ya ke anaknya."

Leo menatap sinis Beby, "Tau apa kamu anak kecil."

Tak!

Beby menendang tulang kering Leo, "Sembarangan anak kecil." Leo mengusap kakinya, tendangan Beby cukup kencang juga.

Beby mengusap kepala Galang dengan sayang, "Sayang."

Leo melirik Beby yang memanggil anaknya dengan lembut, laki-laki itu terpaku sesaat.

"Kamu sama Papa kamu ya,"

Galang menggeleng tidak mau.

"Kenapa? Nanti Papa kamu nangis lho? Kamu mau orang disekitar kamu sedih?"

Galang melepas pelukannya di leher Beby, bocah itu menatap Beby lekat.

"Nggak mau. Galang nggak mau bikin Papa sedih." Balas bocah laki-laki itu. Kemudian, ia mau berpindah turun dan menghampiri Papanya. Leo langsung menggendong anaknya.

"Tante pergi dulu ya," Pamit Beby.

"Tante mau pergi?" tanya bocah itu suaranya terdengar sedih.

Beby berhenti melangkah dan mendekat ke arah Galang hingga ia juga berdekatan dengan Leo.

"Mama juga pergi tapi nggak balik lagi." Ungkapnya dengan air mata yang mulai mengalir.

"Eh, jangan nangis. Aduh. Tante mau kamar mandi." Ucap Beby panik.

"Ikut."

Beby dan Leo saling pandang, akhirnya Leo dan Galang mengikuti Beby dan menunggunya diluar.

Sedangkan di taman pelaminan Venus menatap malu-malu Neptunus yang duduk di sampingnya.

Kemudian, Venus mendekat ke telinga Neptunus untuk berbisik, "Papa bilang, besok nginep dirumahnya."

Neptunus meneguk salivanya, "Emmm. Iya." Jawabnya.

Di ujung sana seorang wanita cantik datang dengan baju mewah nan glamornya, rambut pirangnya tergerai cantik. Wanita yang bernama Vera itu datang dan menghampiri Neptunus.

Neptunus langsung berdiri dan menyambut sepupunya yang baru datang dari Paris.

"Haloo beb." Sapa wanita cantik itu.

Venus bermuka masam saat melihat adegan di depannya.

Vera mengecup pipi Neptunus, "Moga gue cepet nyusul." Kata wanita itu membuat Venus membelalak terkejut.

"Eh. Jangan kaget ya!" Kata Vera yang kini menghampiri Venus dan memeluknya. Wanita itu tertawa saat melihat ekspresi Venus. Kemudian berbisik, "Jagain Nunu. Dia idaman semua perempuan lho."

Venus tersenyum untuk menghilangkan rasa kesalnya pada sepupu suaminya itu.

"Tenang aja. Aku peluk terus Om Nunu nggak bakal aku lepas." Balas Venus sambil tersenyum smirk. Entah mengapa di awal pertemuannya dengan Vera ia tidak suka.

Memang Neptunus pernah menceritakan sepupunya itu. Kini Vera ada tepat di depan matanya. Yang ia tau juga Vera merupakan teman dekat Brianna karena mereka sama-sama seorang model.

Vera tertawa kecil sambil menutup mulutnya, Kemudian ia melirik Neptunus lalu kembali melirik Venus, "Brianna mau dateng lho."


TBC

Venus Dipelukan Neptunus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang