Part 19

1.6K 188 19
                                    

Hari ini Neptunus bersiap-siap hendak kerumah Brianna, ia harus tau mengapa wanita yang di cintainya bisa berubah seperti itu. Ia mengenal Brianna sudah lama tidak mungkin dengan mudahnya Brianna memutuskan hubungan sepihak jika tidak ada alasan yang jelas.

Laki-laki tinggi dengan wajah tampan itu bergegas keluar dan memasuki mobilnya. Dengan kecepatan sedang ia mengendarai mobil mewahnya menuju rumah milik Brianna.

Setelah sampai ia masuk ke halaman rumah mewah itu, Neptunus mengetuk pintu tinggi di depannya. Tidak ada jawaban dari ketukan Neptunus.

"Apa Anna ada kerjaan hari ini?" Pikirnya. Tetapi, perasaannya tidak enak. Brianna tidak tinggal dengan orang tuanya. Dirumah mewah yang besar itu ia hanya tinggal sendiri.

Perlahan Neptunus membuka pintu yang memang tidak terkunci. Ia memasuki rumah yang sepi itu.

"Brianna!" panggilnya. Kakinya masih menelusuri setiap sudut ruangan. Kini ia menaiki tangga menuju kamar Brianna.

"Ann-" panggilannya terhenti saat mendengar suara laki-laki.

Neptunus masih diam di depan pintu kamar Brianna. Dan benar ia tidak salah dengar, memang ada suara laki-laki di dalam kamar mantan kekasihnya itu. Ia memberanikan diri mendorong pintu kamar Brianna sedikit dan pemandangan yang muncul dibalik pintu itu membuat dadanya tersentak.

Brak!

Dengan kasar Neptunus mendorong pintu itu, membuat dua orang yang sedang bercinta itu terkejut. Brianna menarik selimut menutupi tubuhnya matanya membulat sempurna saat melihat Neptunus berdiri kaku di hadapannya.

"Anna," panggil Neptunus lirih, "Jadi, gosip kamu dengan Tommy Jordan itu benar?" ujarnya masih tidak percaya.

Brianna masih bungkam sedangkan laki-laki yang bernama Tommy itu bersender santai di kepala ranjang menikmati drama di depannya.

"Kamu bener selingkuh sama aktor itu!" tunjuknya pada Tommy yang memandang remeh Neptunus.

"Aku percaya sama kamu, An. Tapi, kenapa kamu kayak gini di belakang aku? Kamu nggak mau menikah sama aku karena dia? Atau karena apa? Bilang aku, An. Please, jangan karena dia." Kata laki-laki itu dengan tatapan menyakitkan.

"Anna," panggilnya lagi lirih, Brianna hanya diam dengan raut sedih. Brianna mendongak menatap Neptunus yang menatapnya dengan sendu.

"Aku maafin kamu, kok. Sekarang, ayuk menikah sama aku, An." Ajak laki-laki itu dengan mata berkaca-kaca.

"Ini alasan aku nggak mau menikah sama kamu, Darren. Terima kasih karena sudah menemani aku dari awal. Sekarang, aku bukan milik kamu lagi. Aku mau menikah dengan Tommy." Jawab Anna lembut.

Neptunus menggeleng tidak percaya, "Aku maafin kamu kalau sekarang kamu bilang lagi bohong."

Tommy yang jengah melihat Neptunus kini laki-laki itu memeluk Brianna erat lalu melirik Neptunus sambil tersenyum smirk.

"Maaf, saya harap kamu mengerti apa keputusan Brianna. Sekarang jangan ganggu dia lagi." Tommy memeluk Brianna dan mengalihkan pandangan wanita itu dari Neptunus.

"Kamu hebat, An. Aku sampai nggak sadar di perlakuan seperti ini. Kamu hebat." Neptunus membalikan badannya, ia keluar dari kamar Brianna dengan perasaan paling menyesakkan.

Laki-laki itu memasuki mobilnya dan memukul stir dengan keras, "Brengsek! Kenapa gue nggak bisa marah saat liat muka Anna."

Dengan raut wajah yang memerah Neptunus pergi dari rumah wanita itu dengan perasaan kacau.

Neptunus mengendari mobil dengan kecepatan tinggi, banyak bunyi klakson dari kendaraan lain. Ia seperti tidak peduli lagi dengan orang-orang yang bersama-sama mengisi jalanan dengannya.

Sampai sorot matanya melihat seorang gadis dengan rambut yang di cepol berantakan serta kaos yang kebesaran dan celana pendek, gadis itu menenteng sebuah kantong kresek yang bernamakan sebuah kedai. Sepertinya ia habis membeli cemilan, wajah gadis itu selalu ceria dan mengapa Neptunus tidak bisa mengalihkan pandangannya.

Neptunus menjalankan mobilnya menuju Venus yang sedang berjalan santai sambil memakan eskrim. Ia membunyikan klakson yang membuat Venus terkejut hingga eskrimnya terjatuh.

"Aduh om ganteng gantiin eskrim aku." Kata gadis itu saat menghampiri Neptunus.

Neptunus masih diam, Venus yang meneliti wajah laki-laki itu menjadi heran. Ia memasuki mobil Neptunus dan duduk di sebelahnya.

"Om kenapa?" Tanya gadis itu penasaran, "Om nggak mau gantiin eskrim aku?" tanyanya lagi tapi Neptunus masih diam menatapnya.

"Yaudah nggak apa-apa. Padahal om banyak uang. Eskrim tadi beli pakai uang jajan sekolah aku, makanya aku belanja sendiri biar nggak ketauan Mama kalau Mama tau ngadu ke Papa nanti Papa marah kalau tau jatah bulanan aku tinggal sedikit." Kata gadis itu yang berbicara dengan cepat.

Venus yang ingin membuka suara tiba-tiba Neptunus malah mencium bibirnya dengan cepat. Segera Venus menutup bibirnya dengan telapak tangan, ia menatap Neptunus dengan wajah terkejut.

"Venus." Panggilnya lirih, ia diam sejenak meneliti wajah Venus dengan ekspresi yang sulit di artikan.

"Ayok menikah." Ucap laki-laki itu membuat Venus semakin terkejut lalu memukul dada Neptunus.

"Kalau beneran aku seneng. Tapi, kalau bercanda jangan sekarang aku lagi nggak pengen ketawa." Jawabnya.

Neptunus mendekatkan wajahnya lalu jarinya mengusap bibir Venus, "Dari tadi masih ada sisa eskrim."

"Hah!" Sahut Venus yang kini sudah mengelap bibirnya.

Neptunus tersenyum kecil, lalu semakin mendekatkan wajahnya dengan Venus dan perlahan mencium gadis itu.

"Kamu mau nikah sama saya?" tanya laki-laki itu lagi. Seperti terhipnotis Venus hanya bisa mengangguk.



TBC

Author Notes.

Aduduuuuuuhhh udah lama ga si author ga nyapa. Minggu kemarin aku kerja sif malem, di siang hari gabisa update karena ngantuk wkwk. Dan sekarang baru bisa up Venus, maaf banget ya.

Makasih jugaa yang masih setia sama Venus 😭Luvvvvv❤

Venus Dipelukan Neptunus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang