Part 15

2K 190 29
                                    

Tok! Tok! Tok!

Neptunus mengetuk pintu kamarnya untuk membangunkan Venus yang sedang tidur. Akan tetapi, gadis itu tidak menjawabnya dan Neptunus membuka pintunya masuk kedalam kamar.

"Astaga!"

Segera Neptunus berbalik badan menghadap pintu.

"Venus!" panggil Neptunus yang masih membelakangi gadis yang tertidur itu.

"VENUS!" ia mencoba lebih keras memanggilnya.

Venus tertidur dengan rok tersingkap hingga memperlihatkan paha mulusnya dan kedua tangannya di lebarkan di atas kepala, sungguh tidur yang tidak kalem.

Gadis itu sama sekali tidak menggubris panggilan Neptunus. Akhirnya, laki-laki itu mendekat dengan cepat lalu menarik selimut dan menutupi tubuh gadis itu sampai ke wajahnya. Neptunus menggoyangkan tubuh Venus agar terbangun.

Gadis itu menggeliat lalu menyingkirkan selimut yang menutupi wajahnya ia mengedipkan matanya lucu.

"Lho! Om ngapain aku?" tanya gadis itu santai.

Neptunus malah terkejut, "Saya nggak apa-apain kamu. Saya bangunin kamu." Jelasnya.

Venus terduduk lalu mengangguk, "Yaudah." Jawabnya santai.

Neptunus menelan salivanya dengan gusar, "Udah ayuk pulang. Saya anterin." Segera ia keluar dari kamar itu.

"Om ngapa dah, jadi gemes." Tuturnya yang sudah senyam-senyum sendiri.

Gadis itu menguap lebar sambil berjalan keluar dari kamar milik Neptunus, ia menghampiri laki-laki gagah itu yang berada di sofa.

"Om!" panggilnya.

Neptunus menoleh, "Kenapa? Mau permen?"

"Om kira aku anak kecil!" sebalnya.

"Rambut kamu berantakan rapihin dulu nanti Papa kamu nyangka yang nggak-nggak sama saya," tuturnya.

Venus malah tersenyum lebar, "Nggak apa-apa Om. Udah yuk Om pulang." Ajaknya.

Neptunus berdiri dan merapihkan rambut Venus sedangkan gadis itu mendongak menatap Neptunus penuh cinta, bibir gadis itu terus mengembang membentuk senyuman.

"Kenapa senyam-senyum?" tanya Neptunus heran.

"Om lahir terlalu cepet." Sahutnya. Neptunus malah mengerutkan dahinya.

"Kalau Om seumuran sama aku, Om bakalan suka nggak sama aku?" tanya gadis itu penuh harap.

Neptunus hanya diam sambil merapihkan rambut Venus. Setelah selesai ia menunduk untuk melihat lutut gadis itu, "Masih sakit?"

Venus mengangguk semangat, "Sakit banget." Ujarnya dengan wajah mendrama. "Mau gendong lagi!" Gadis itu sudah merentangkan tangannya.

Neptunus membalikan badannya dengan sedikit membungkuk lalu Venus menaiki punggung Neptunus. Gadis itu memeluk erat laki-laki yang menggendongnya itu.

"Sepiiiiii go ...." ujar gadis itu riang.

Neptunus mengembangkan senyum tipisnya lalu keluar dari apartemen dengan membawa kunci mobil miliknya.

"Om!" Panggilnya dan Neptunus hanya berdeham, "Om mau pindah dari Bumi nggak?" tanya gadis itu.

Neptunus memencet angka di lift dahulu lalu menjawab, "Ke mars?" ujarnya bercanda.

"Ke hatiku!" jawabnya yang membuat Neptunus geleng-geleng kepala.

Venus menyenderkan kepalanya di punggung Neptunus. Sampai di depan mobilnya Venus masih menempel dengan Neptunus.

"Kamu nggak mau turun?"

"Kalau aku nggak mau turun emang boleh?" tanya gadis itu riang.

"Kalau kamu nggak turun gimana masuk mobilnya, Venus."

Segera Venus turun dari gendongan Neptunus ia tersenyum lebar sebelum masuk kedalam mobil dan Neptunus sudah duduk di kursi pengemudi. Di perjalanan Venus terus mengoceh sedangkan Neptunus hanya menjawab sekedarnya karena ia tidak tau harus menjawab apa. Obrolan Venus tentang Papa dan Mamanya, Adiknya, mimpinya, tidurnya, makannya dan hal lainnya yang membuat Neptunus melirik gadis itu gemas.

"Om gendong aku lagi ya?" pinta gadis itu. Neptunus hanya mengangguk.

"Om jalannya keliling komplek ya, kalau lurus aja cepet banget sampai rumah aku," tuturnya seraya tertawa.

"Pinggang saya bisa patah gendong kamu keliling komplek."

"Hah!" Venus terkejut dengan jawaban Neptunus lalu malah tertawa kencang, "Aku lupa Om Nunu kan udah Om-Om." Neptunus hanya menghela napas pelan.

"Ya ampun anak Mama!" Megan yang membuka pintu langsung terkejut dengan hadirnya Neptunus di depannya. Venus sudah turun dari gendongan Neptunus dan Megan menyuruh Neptunus untuk duduk terlebih dahulu di sofa.

"Kamu apain Neptunus?" tuduh Mamanya pada Venus.

Venus yang duduk disamping Neptunus jadi mendecak sebal, "Kok aku sih! Om Nunu yang seharusnya di tanya begitu, Ma."

Mamanya memicingkan matanya curiga, "Mama nggak yakin kalau kamu nggak godain Neptunus, hayo ngaku?"

Neptunus jadi tersenyum tipis, "Nggak kenapa-napa, Tan-"

"Tan? Kamu panggil saya Tante?" sela Megan.

Neptunus menjadi bingung, "Maaf Kak Megan. Saya tadi nggak sengaja hampir tabrak Venus."

Megan mengangguk, "Yasudah. Saya ambil minum dulu." Megan langsung berdiri dan mengambil minum untuk Neptunus.

"Mama aku pengin di panggil Mama. Om kan calon mantunya." Tutur Venus sambil menusuk-nusuk bahu Neptunus.

"Eh!" Laki-laki itu terkejut menurutnya Venus dan Mamanya hampir sama. Tetapi, ia belum tau bagaimana sifat Papanya.

"Kamu sering main kerumah Om kamu, Bian?" tanya Neptunus membuka obrolan.

"Jarang. Aku sebel sama Bangga, bocah itu ngeselin!" rutuknya.

"Kalau kamu panggil bocah di depan Bangga pasti dia ngamuk." Kata Neptunus seraya terkekeh.

Venus jadi mendecak sebal, "Kenapa sih Bangga nggak mirip sama Tante Ivy malah mirip ke Om Bian. Nakal jadinya."

Neptunus malah tertawa, "Nggak usah sebal gitu."

Kemudian, setelah berbincang-bincang Neptunus pamit untuk pulang.

Venus berdiri di depan pintu sambil melambaikan tangannya dan tersenyum lebar menatap Neptunus yang membalas lambaian tangannya. Setelah Neptunus sudah memacu mobilnya Venus kembali duduk di sofa dengan Mamanya.

"Kamu kenapa bisa sama Neptunus?" tanya Mamanya.

"Tadi Om Nunu kan udah bilang kalau dia hampir tabrak aku. Terus aku di obatin dan nggak sekolah ...," Setelah tersadar ucapannya ia meralatnya, "Luka aku di obatin dan di anterin pulang."

"Jangan sampai Papamu tau kalau kamu bolos!" tuturnya.

"Aku nggak bolos, Ma. Aku sakit." Ujarnya dengan wajah yang sedih.

"Nggak usah drama! Muka kamu nggak mendukung" jawab Mamanya yang langsung pergi melanjutkan aktivitasnya kembali.

"Yaampun Mama gue doang emang!"

💅

Tbc

Venus Dipelukan Neptunus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang