Part 28

2.1K 189 16
                                    

"Cia, gue duluan ya. Muach," pamit Beby yang mengecup pipi Venus.

"Hati-hati, Beb." Sahutnya. "Hati-hati di culik Om duda maksudnya." Lanjutnya sambil tertawa keras.

Beby yang sudah jalan menjauh menampakan raut kesal.

Kini Venus sendiri menunggu di depan gerbang. Beberapa kali ia menelpon Neptunus tetapi belum ada jawaban.

Sampai motor trail berwarna hitam berhenti tepat di depannya.
Laki-laki tengil bernama Romeo itu membuka helmnya.

"Ayuk, Romeo anter pulang." Ajaknya sambil menaik-turunkan alis.

"Nggak. Gue lagi nunggu orang. Lo duluan aja dan thanks."

Romeo malah terkekeh, "Juliet, nggak usah malu-malu. Babang Meo siap mengantar kemanapun engkau pergi."

Venus tersenyum paksa, "Gue bukan Juliet-Juliet lo atau apapun itu. Jadi, jangan ganggu gue." Tekannya.

Akhirnya sebuah mobil mewah berhenti di dekatnya dan Venus langsung meninggalkan Romeo. Gadis itu membuka pintu depan mobil dan terkejut melihat Vera yang tersenyum ke arahnya.

Ia melirik Romeo yang masih menatap nya dengan terpaksa Venus duduk di belakang. Gadis itu menekuk mukanya, hari nya saat ini sangat mengesalkan.

Neptunus melirik Venus melalui kaca. Dilihat Venus yang menyender sambil memejamkan matanya. Tetapi, wajah gadis itu sangat kesal.

"Tadi Vera mampir ke kantor saya. Dia mau kerumah Mama. Jadi, sekalian lewat aja. Apart kita kan searah." Jelas Neptunus.

Venus enggan membuka matanya, gadis itu berpura-pura tertidur.

"Bocah banget sih." Ucap Vera dengan santainya.

"Gapunya otak banget sih!" balas Venus sinis.

"MAKSUD LO APA? GUE SEPUPUNYA!" Teriak Vera kesal.

Venus membuka mata dan memajukan badannya ke arah Vera, "Gue istrinya. Lo siapa? Cuma sepupu." Sahutnya dengan kekehan kecil.

"Venus!" sentak Neptunus yang pusing melihat kegaduhan di dalam mobil.

"Kok aku? Seharusnya kamu marah sama dia. Bilangin dia, kamu gaada hak buat selalu nurutin apa yang dia mau. Aku diem aja kemarin-kemarin tapi sekarang, lagi-lagi kamu nurutin dia sampai biarin aku nunggu lama di depan gerbang." Venus menghela napas kasar, "Kenapa sih hari ini semua orang bikin kesel."

"Aku mau turun." Ujarnya yang sudah memegang pintu hendak membukanya, "Cepet berhenti atau aku loncat."

"Kita pulang bareng, cuma anter Vera bentar aja. Kamu jangan kayak gini, Venus."

Venus membuka pintu dan Neptunus langsung mengerem memberhentikan mobilnya. Gadis itu langsung lari mencari taksi untuk pulang ke apartemen.

Gadis itu mencoba meredam amarahnya, mencoba tidak menangis. Sampai tiba di apartemen.

"Om Nunu beneran cinta sama gue gak sih!" Sebalnya.

Gadis itu membongkar lemari Neptunus mencari petunjuk tentang laki-laki itu bersama mantannya. Dulu, ia melihat foto Brianna dan Neptunus di atas nakas dekat kasur tetapi sekarang tidak ada. Venus curiga jika Neptunus masih menyimpannya atau memang sudah membuangnya.

Di lemari tidak ada, ia mencoba mencari di dalam laci tetapi tidak ada. Di setiap sudut Venus mencari hampir tidak ada sampai satu lemari besar yang belum ia geledah.

Venus menemukan sebuah kotak di bagian paling bawah. Perlahan gadis itu membukanya.

Air matanya menetes saat melihat Brianna dan Neptunus berfoto bertiga dengan seorang bayi yang berada di dalam gendongan Brianna.

Surat cinta mereka sejak jaman SMA masih tertata rapih. Ternyata, Neptunus masih menyimpan semua kenangannya bersama Brianna. Memang tidak mungkin secepat itu Neptunus melupakan cintanya.

Gadis itu menepuk dadanya mencoba meringankan rasa sakitnya. Ia meremas semua surat dan tersisa foto Brianna dan Neptunus dengan seorang bayi. Ia masih menggenggamnya.

Venus kembali menaruh foto itu kedalam kotak dan ia taruh ke dalam lemari kembali. Ia menghapus air matanya.

Gadis itu memasuki kamar mandi dan terduduk sambil menutup bibirnya agar tidak terdengar suara isakan.

"Om Nunu hamilin Brianna? Terus kenapa? Kenapa jadi begini?"

Gadis itu masih menangis. Ia menutup wajahnya.

Sampai terdengar suara ketukan dari luar.

"Venus. Kamu di dalam?"

Suara itu, suara laki-laki yang sangat ia cintai.

Venus menarik napas terlebih dahulu menetralkan suaranya, "Iya. Lagi mandi."

Tidak terdengar lagi suara Neptunus. Dan segera Venus menyalakan kran dan mandi.

Venus keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah. Wajahnya terlihat sedikit sembab.

Ia melihat Neptunus yang duduk di tepi kasur sambil menatapnya.

"Om mending keluar dulu, aku mau pakai baju." Ujarnya dengan nada jutek.

"Kamu marah sama saya? Cuma karena Vera?"

Venus enggan menjawab, ia malah berjalan ke arah pintu dan menyuruh laki-laki itu untuk keluar sebentar.

Neptunus mendekat ke arah Venus. Gadis itu enggan menatap mata Neptunus.

"Tadi siapa? Yang nunggu kamu begitu setianya di depan gerbang? Kamu seneng kan, banyak remaja yang deketin kamu!"

Venus mendongak menatap Neptunus, "Keluar!" Tekannya.

Neptunus malah semakin mendekat. Venus memegang lilitan handuk di badannya dengan kencang.

Ia memalingkan wajahnya saat Neptunus hendak menciumnya. Lalu, gadis itu menangis.

Neptunus dengan kesal keluar dan membanting pintu.

Venus semakin menangis.

Gadis itu segera berpakaian dan mengeringkan rambutnya. Setelahnya ia keluar kamar.

"Mau ke minimarket di bawah. Belanja, buat masak." Ucap gadis itu tanpa menatap wajah Neptunus.

"Nggak usah!" Cegah laki-laki itu.

Venus tetap berjalan, enggan mendengar laki-laki itu.

"VENUS!" teriak Neptunus kesal.

Ia menarik tangan Venus supaya gadis itu tidak jadi keluar.

"Saya suami kamu! Kalau kata saya nggak ya nggak! Kamu jangan kaya anak kecil." Kesal Neptunus.

Venus melepaskan cekalan tangan Neptunus dari tangannya, "Kalau aku anak kecil kenapa Om mau nikahin aku? Om nyesel sekarang? Nyesel karena bukan kak Anna yang nikah sama Om?"

Neptunus mencengkram dagu Venus, raut wajahnya terlihat sangat marah, "Jangan sebut nama dia."

Venus meringis merasakan pipinya yang sakit saat itu juga Neptunus sadar dan langsung melepaskan cengkraman nya.

Venus menundukkan kepalanya, "Maaf. Aku emang nggak ngerti apa-apa. Seharusnya bukan aku yang kamu pilih." Ucap gadis itu yang membuat Neptunus terdiam kaku.

Ia mencoba tegar dan memberanikan diri menatap Neptunus dengan matanya yang berkaca-kaca, "Aku cuma mau ke minimarket sebentar, boleh kan?"



Tbc

Venus Dipelukan Neptunus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang