Part 9

2K 185 2
                                    

Venus terus menutup kupingnya dengan bantal, ia menatap kesal kedua adiknya yang mengajaknya bermain di jam 20:30.

"KAK CIAAA! BUKAIN PINTUNYA, REGU SAMA RIGA MAU MAIN," teriak Regu keras di depan pintu Venus.

Dengan malas Venus membuka pintu dan terlihat dua bocah yang sedang menyengir lebar, lalu berlari masuk kedalam kamar dan menaiki kasur Venus.

"Ini udah malem waktunya tidur, lagian Mama kemana sih!" ujarnya sebal sambil menatap tajam kedua adiknya. Tetapi kedua adiknya tidak perduli, mereka sudah loncat-loncat di atas kasur. Saat melihat Hp-nya yang terpontang-panting di kasur segera Venus mengambil Hp-nya dan memegangnya erat. Venus duduk di pinggir kasur. Riga menarik-narik rambut Venus hingga gadis itu memekik kesakitan.

"Jangan di tarik, dek!"

Riga malah tertawa, "Kak Cia cepetan sini maen sama Liga."

"Sama Regu juga," sambar Regu.

Venus menghela napas pelan, "Duduk, jangan loncat-loncat udah malem, nanti Mama sama Papa marah lho!" Akhirnya kedua adiknya mau duduk di kasur. Regu yang sedari tadi memegang mainan robotnya sekarang mulai memainkannya, sedangkan Riga tidak membawa mainannya dan malah menarik tangan Venus mengajaknya bermain.

"Regu sama Riga emang gak mau bobo?" tanya Venus dengan pelan dan tenang agar adik-adiknya mendengar dengan baik.

Regu menggeleng dengan cepat, begitu juga dengan Riga. Venus meninggalkan kedua adiknya begitu saja, lalu mendatangi kamar kedua orangtuanya.

Ia mengetuk-ngetuk pintu kamar Megan dan Gema, "Haloooo! Apa ada orang di dalam?" Venus semakin kencang mengetuk pintu kamar orangtuanya, "Mamaaaa, Papaaaa, aku mau tidur, Regu sama Riga resek!"

Akhirnya pintu terbuka menampilkan wajah Mamanya, "Lho adik kamu belum tidur?" Megan malah bertanya balik. Venus mengerucutkan bibirnya kesal. Segera Megan keluar dari kamarnya dan memasuki kamar Venus. Ia melihat kedua anaknya yang sedang bermain.

Megan duduk di tepi ranjang, lalu menatap anaknya lekat, "Riga, Regu, tadi kamu bilang sama Mama mau tidur kan?" Regu dan Riga mengangguk merasa bersalah telah membohongi Mamanya.

"Maaf Ma, Regu salah."

"Liga juga salah, Ma."

Megan tersenyum melihat anak-anaknya, "Yaudah sekarang ke kamar kalian ya, Mama anter." Riga dan Regu segera turun dari kasur dan berjalan perlahan di ikuti oleh Megan. Di ambang pintu Megan berbalik badan menoleh pada Venus yang sudah rebahan di kasurnya.

"Langsung tidur, tadi bilang Mama kamu mau tidur kan?"

Venus menyengir lebar, "Sebentar lagi, Ma."

Megan menggelengkann kepalanya lantas keluar dari kamar anak pertamanya sambil menutup pintunya perlahan. Megan mengikuti anaknya yang sudah memasuki kamarnya yang berada di samping kamar Megan, sebenarnya kamar anak kembarnya terhubung langsung oleh kamarnya tapi ia tidak menyangka jika anaknya mulai nakal. Sebelumnya ia sudah menyuruh kedua anaknya tertidur tetapi tanpa ia ketahui anak kembarnya malah keluar kamar diam-diam. Kini Regu dan Riga sudah tiduran di kasur mereka yang besar. Megan mengusap kepala kedua anaknya secara bergantian.

"Anak Mama gak boleh bohong lagi ya," ujarnya lembut. Kedua anaknya mengangguk.

"Sekarang kalian tidur," ujar Megan dengan usapan lembutnya membuat kedua anaknya tertidur lelap. Lantas ia memasuki kamarnya dengan pintu yang terhubung dari kamar anak kembarnya.

•••

Venus menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Megan yang melihat anaknya itu langsung berbicara, "Semalem abis maraton drakor?" Venus menyengir lebar, lalu duduk di meja makan dan memakan sarapannya dengan cepat.

"Mama gak larang kamu lho Kak! Tapi ada waktunya, sekarang kamu jadi kesiangan kan?" Venus menunduk dengan pipi bulatnya yang tersimpan makanan yang belum ditelan.

"Makan dulu habisin, jangan buru-buru."

Setelah selesai makan Venus menghampiri Mamanya yang sedang menonton televisi di ruang tengah.

"Maaf, Ma. Cia salah!" ujarnya menunduk. Megan berdiri, berhadapan dengan anaknya. Ia mengusap bahu Venus.

"Kalau di hari biasa kamu jangan bergadang lagi, Kak. Mama ijinin kamu cuma di hari libur aja." Venus mengangguk lalu memeluk Megan erat.

"Papa udah berangkat ya..." ujarnya lirih sambil mengusap kantong roknya. Megan yang peka langsung mengambil uang di kantongnya dan memberikannya pada Venus.

Venus mencium dua lembar uang berwarna merah itu, kemudian ia mencium pipi Mamanya.

"Aku berangkat dulu," pamitnya lalu bersaliman. Sedangkan kedua adiknya sudah berangkat ke sekolahnya bersama sang Papa.

Venus berangkat sekolah di antar oleh Pak Wardi. Ia terus menatap jam di Hp-nya yang menunjukan pukul 07:35 sedangkan ia masuk pukul 07:30. Venus menghela napas berat sambil menatap kuku-kukunya yang cantik.

"Semoga hukuman kali ini tidak memberatkan kuku-ku!"



Tbc

Venus Dipelukan Neptunus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang