Part 8

2.2K 210 5
                                    

Venus langsung menutup mulutnya rapat setelah kelepasan bersendawa. Ia menatap malu Neptunus yang sudah tertawa melihat kelakuannya. Niatnya ingin bersikap anggun tetapi ia malah kelepasan bersendawa, karena sudah kelepasan sekarang ia cuma bisa cengar-cengir tidak jelas. Neptunus malah mengacak rambut Venus dengan gemas, sedangkan Venus memegang dadanya yang berdebar. Dan kini Neptunus mengantar Venus untuk pulang, di dalam mobil Venus menahan senyum bahagianya ia tidak banyak bicara seperti sebelumnya. Sambil menunjuk arah jalan rumahnya pada Neptunus, diam-diam Venus mencuri pandang pada pria dewasa di sampingnya itu. Hidung mancungnya, alis yang tebal serta wajah yang mulus, Neptunus itu definisi makin tua makin ganteng.

"Mau mampir Om?" tawar Venus yang di jawab gelengan serta senyuman Neptunus.

"Lain kali aja ya, saya buru-buru soalnya," tolak Neptunus. Setelah Venus mengucapkan terima kasih Neptunus melajukan mobilnya kembali, lambaian tangan Venus masih tergerak walaupun mobil Neptunus sudah melaju hingga tidak terlihat lagi.

Ia berjalan sambil meloncat-loncat kegirangan. Sampai di depan pintu rumahnya ia masih mengembangkannya senyumnya. Venus membuka pintu rumahnya lalu menebarkan senyuman pada para penghuni rumahnya.

'Aaaaaaaaaa!!!'

Tiba-tiba ia berteriak hingga membuat Gema yang sedang meminum kopi di ruang tengah menjadi tersedak.

"Kamu kenapa teriak-teriak?" tanya Gema sedikit sebal, ia mengelap bajunya yang terkena kopinya barusan. Megan muncul untuk melihat keributan apa yang terjadi.

"Kenapa-kenapa?" tanya Megan penasaran.

Venus segera salim pada kedua orangtuanya. Lantas ia bercerita tentang hari ini ia bertemu Neptunus.

"Kamu beneran ketemu Neptunus?" Venus mengangguk semangat. Kini Gema, Megan dan Venus sedang duduk di sofa. Gema masih diam mendengarkan cerita dari anaknya.

"Kamu beneran suka sama dia?" Kali ini Megan melebarkan matanya. Venus mengangguk semangat.

"Umur kamu beda jauh lho Ci... tapi Neptunus juga belum tentu suka sama kamu," timpal Gema. Seketika senyuman Venus luntur begitu saja saat mendengar ucapan Papanya.

"Papa kok sekalinya ngomong, mantep banget sih." Sebalnya dengan bibir yang mengerucut.

Megan menyenggol lengan Gema, "Biarin aja, namanya juga remaja. Kalau Neptunus mau sama anak kita yaa gak apa-apa." Megan berbisik di telinga Gema, tetapi dengan suara yang sedikit kencang.

"Mama mah gitu, pasti Om Nunu mau sama aku," jawab Venus merajuk.

Megan dan Gema malah terkekeh, ia tidak menyangka jika anak gadisnya akan tumbuh secepat itu. Sekarang Venus melangkahkan kakinya menuju kamar. Ia ingin beristirahat sambil membayangkan kejadian barusan yang di alaminya. Venus membanting tubuhnya di kasur empuk miliknya, ia mengambil bantal guling dan memeluknya sambil senyam-senyum sendiri.

"Tau gitu gue jalan di tengah aja yaaa... biar kayak di film-film, nanti gue mau ketabrak tapi jangan sampe ketabrak beneran gue teriak dulu abis itu pura-pura pingsan aja terus Om Nunu gendong gue, kali apa disitu dia jatuh cinta," monolog Venus yang berandai-andai.

Lagi-lagi Venus ingin berteriak, Neptunus sudah membuatnya jatuh cinta berkali-kali.
Ia menutup wajahnya dengan bantal lalu berteriak hingga suaranya tenggelam di bantal. Lantas ia memukul-mukul bantal yang di peluknya.

"Ternyata Om Neptunus peluk-able," ujarnya dengan kekehan kecil.


•••


Neptunus berlari terpogoh-pogoh memasuki restoran mewah. Ia mencari keberadaan kekasihnya, setelah netra matanya menemukan Brianna yang duduk di kursi meja agak jauh darinya, segera Neptunus berlari kecil menghampiri kekasihnya yang sudah memasang wajah kesal. Lalu ia mendudukan bokongnya di kursi depan Brianna.

"Kamu telat 15 menit," ujar Brianna merajuk. Sebelum bertemu dengan Venus memang Neptunus hendak bertemu dengan-Brianna-tunangannya. Dan akhirnya ia bertemu dengan Venus, ia melihat jam dan masih ada waktu luang, lalu ia mengajak Venus makan dan ternyata itu semua tidak secepat yang ia perkirakan, sekarang ia terlambat 15 menit dari jam seharusnya yang ia janjikan.

"Maaf sayang." Neptunus mengusap lembut punggung tangan Brianna. Neptunus melihat segelas minuman yang hampir habis, ia jadi merasa bersalah sudah membuat Brianna menunggu.

"Tadi di jalan ada masalah sedikit," jelas Neptunus dengan wajah memohon. Brianna menghembuskan napasnya kasar, lalu ia mengangguk dan memaafkan keterlambatan Neptunus kali ini.

"Dareen, lain kali jangan terlambat. Sulit bagi kita meluangkan waktu bersama, karena aku dan kamu sama-sama punya pekerjaan yang menguras waktu. Aku maafin kamu, tapi jangan di ulangi lagi," ujar Brianna lembut. Wanita dengan pakaian mewah dan secantik bidadari itu tersenyum sambil membalas usapan tangan dari pacarnya bahkan sudah menjadi tunangannya.

Kali ini Neptunus mengusap pipi tirus Brianna, "Jangan merajuk lagi Anna. Aku benar-benar minta maaf."

"Sekarang kamu mau pesan apa?" Neptunus menatap lekat wanita cantik di depannya itu. Brianna melihat-lihat buku menu, setelah keduanya memesan dan makanan sudah sampai mereka menikmatinya dengan khidmat. Di sela-sela makannya Neptunus mengusap bibir Brianna yang belepotan saat makan. Padahal ia seorang model tetapi saat di depan Neptunus, Brianna menjadi apa adanya. Dan itu membuat Neptunus semakin mencintainya.



Tbc...

Jangan lupa Vote Commentnya gais...

Neptunus bilek: makan teroooosss
🤣

Venus Dipelukan Neptunus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang