"Cinta itu kayak kentut, harus di tunjukin tanpa rasa ragu ataupun malu. Biarkan seluruh dunia tau aromanya..."
•••
Venus sedang bermalas-malasan di kasur empuk yang dahulu milik Mamanya-Claudia. Seragam sekolahnya masih melekat cantik di tubuhnya. Ia tidak menghiraukan dering ponsel yang terus mengusik telinga, sudah nyaman sekali rasanya dengan pelukan bantal guling. Hingga suara ketukan pintu membuatnya menoleh ke arah seseorang yang membuka pintu.
"Kamu belum mandi?" tanya Yayanya sambil geleng-geleng kepala.
Venus menguap lebar, lalu menunjukan deretan giginya yang rapih, "Hehe... mager."
Kini Yayanya-Mama Claudia, mendekat ke arah kasur yang selimutnya sudah berantakan jatuh ke lantai. Yayanya memungut selimut dan membenahinya dengan rapih.
"Cepetan mandi, abis itu makan. Kakek kamu udah nunggu di bawah." Katanya, yang diberi jawaban anggukan semangat oleh Venus.
Venus hendak membuka pintu kamar mandi tetapi tidak jadi ia malah membalik badan ke arah Yayanya yang masih duduk di tepi kasur.
"Papa kirimin baju sekolah buat besok nggak?" tanyanya. Ia lupa jika besok sekolah. Niatnya ia cuma ingin main sebentar kerumah Yayanya, tetapi sudah disini ia malah malas kemana-mana.
"Udah barusan Pak Wardi yang nganter."
Pak Wardi itu sopir keluarga Komara, dan tugasnya mengantar jemput Venus. Untung saja Pak Wardi sudah mengantar baju sekolahnya untuk besok. Kalau tidak, mungkin ia akan membolos lagi dan rebah-rebahan dirumah Yayanya dengan enak, sedangkan Mamanya kalau tau bisa di gantung pake jerami Venus. Mungkin saja...
Venus segera masuk kedalam kamar mandi, setelah mandi ia turun kebawah untuk makan. Kakeknya menatap Venus dengan cemberut.
"Hayooo... jangan cemberut, Kakek mau nanti kerutannya nambah," tukas Venus yang langsung mengambil nasi dan memindahkannya di piring.
"Kamu ini," sebal Kakeknya sekaligus gemas melihat tingkah cucunya itu.
Hidangan yang berada di meja makan perlahan menjadi sedikit dan berpindah ke perut mereka masing-masing. Venus bersendawa cukup besar hingga membuat Kakek dan Yayanya mengusap dadanya.
"Kamu itu perempuan, yang anggun dong," ujar Yayanya.
Venus menyengir lebar, "Kalau di depan cowok tuh baru harus anggun."
Kakek serta Yayanya hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir.
•••
"Halo gadis cantik... Emuaaach!" serunya di depan cermin yang menampilkan keseluruhan tubuhnya yang berbalut seragam sekolah serta bandana yang melekat di kepalanya.
Venus memonyongkan bibirnya dan memoleskan liptint. Ia menyampirkan tas di bahunya lalu keluar dari kamar itu.
"Aku berangkat dulu," pamit Venus sambil bersaliman pada Kakek dan Yayanya.
"Sarapan dulu," perintah Yayanya. Tetapi Venus menggeleng tidak mau sarapan.
"Di sekolah aja deh," ujarnya. Lalu Kakeknya memberikan Venus tiga lembar uang berwarna merah, begitulah cucu kesayangan. Setelah bersorak senang ia berlari kecil keluar dari rumah dengan riang.
Venus keluar dari pekarangan rumah Kakeknya, lalu berjalan sedikit kedepan untuk mencari taksi. Di perjalanan ia bertemu dengan bocah yang memakai seragam SD.
"Hey..." panggil Venus yang membuat bocah itu berhenti berjalan dan menoleh ke arahnya. Venus berdiri menundukkan kepala melihat bocah laki-laki yang hanya setinggi pinggangnya saja.
"Coba tebak, sate... sate apa yang bikin aku bahagia?" Venus menaik-turunkan alisnya.
Bocah itu menggeleng dengan wajah ketakutan karena seseorang tidak dikenal memberhentikannya dijalan.
"Satey with me," Venus tertawa geli mendengar ucapannya sendiri. Sedangkan bocah itu menampilkan wajah hendak menangis sebelum tangisan bocah itu pecah Venus terlebih dahulu berlari kencang sambil berteriak 'Maap dek'.
Venus menaiki taksi dan turun di depan sekolahnya, tetapi ia langsung berjalan kesamping ke tempat tukang bubur Mang Udin. Segera Venus memesan semangkuk bubur dan langsung melahapnya.
"Ciaaaaa!" teriak Beby yang berlari ke arah Venus, "Mang semangkuk lagi ya." Ujarnya pada Mang udin.
Venus melotot, "Suruh siapa pesen?"
Beby menyengir lebar, "Gue ganti pake berita Om Nunu terbaru."
Venus yang di iming-imingi berita atau apapun tentang Neptunus langsung mengangguk semangat.
Setelah mereka berdua sarapan, keduanya memasuki lingkungan sekolah dan berjalan menuju kelas."Jangan lupa napas," seru Venus pada Virgo yang sedang meneguk air putih dalam kemasan botol.
Lantas Virgo mengikuti Venus dan Beby.
"Tau gak Beb? Gue haus banget abis ngejar cinta lo!" serunya sambil berjalan beriringan disamping Beby.
Beby memutar bola matanya malas, "Bab, Beb, Bab, Beb."
"Sana lo! Ngapasi ngikut aja kayak buntut." Sebal Beby.
Venus malah terkekeh geli, "Berantem mulu, nanti saling cinta lho!"
Beby bergidik ngeri sedangkan Virgo berteriak senang.
Venus membuka pintu kelas yang hampir tertutup, hanya separuh murid sekelasnya yang sudah datang. Lalu ia duduk di bangkunya bersama Beby.
"Mana berita yang mau lo kasih!" tagih Venus.
Dengan lincah Beby membuka media sosialnya, "Ternyata Om Nunu mau nikah gais!"
Deg!
Venus memegang dadanya dramatis, "Gue mau pingsan."
💅💅💅
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Venus Dipelukan Neptunus [END]
Teen Fiction"Pada akhirnya, aku selalu jatuh kedalam pelukanmu." -Galexia Venus Komara. Neptunus yang dia kira membalas cintanya ternyata masih menyimpan kenangan bersama mantan kekasihnya;Brianna Callista. "VENUS!" teriak Neptunus kesal. Ia menarik tangan V...