Nah manteman aku up lagi huhu
Selamat membaca...
*****
"Lo gimana sih masa cuma dapet rangking 5!" bentak Aidan pada Aretha setelah Aretha memberikan raportnya pada Ketiga kakanya
"Bang... g-gue udah berusaha"gugup Aretha yg kini tertunduk takut.
"Ya lo harus berusaha lagi" dingin Akhtar
Sebenarnya Aretha kesal dengan mereka mereka tidak tahu seberapa sulitnya dia berusaha semaksimal mungkin.
"Lo jangan malu maluin kakak, Arethaa!" Bentak Barra yang membuat Aretha terkejut
"Apa yg harus kakak banggain dari kamu di depan klien dan karyawan kakak!" lanjut Barra
"Tapi ini kan ulangan pertama gue kak" Aretha memberanikan diri membelanya.
"Pokonya ulangan berikutnya dan seterusnya lo harus masuk 3 besar" Titah Aidan
"Bang lo malu? Masih mending gue masuk 5 besar, banyak yang ada di bawah gue" Aretha terus membela dirinya.
"Jangan liat ke bawah tapi lo harus liat ke atas dan kejar yang di atas!" kini Akhtar yg membentak Aretha.
"Kakak kecewa sama nilai Aretha? Ckk.." Barra menoleh ke arah Aretha
"Enggak, kalian gak kecewa sama nilai nya tapi kalian kecewa karena kenyataannya gue adek lo semua" mereka diam mendengar ucapan Aretha
"Sebelum lo dapet 3 besar gue gak akan ajak lo dateng ke acara perusahaan" ketus Barra melempar kasar raport Aretha ke meja kemudian pergi meninggalkan ruang keluarga.
Mendengar itu Aretha kembali terkejut berusaha mengejar Barra tapi ditahan oleh Aidan
"Sebelum lo dapet 3 besar gue gabakal belain lo di sekolah" Aidan memegang kuat tangan Aretha sehingga Aretha meringis kesakitan
"A-aa.. " ringis Aretha yg berhasil melepaskan pegangannya dari Aidan
Akhtar dan Aidan meninggalkan Aretha sendiri di ruang keluarga. Aretha menatap kecewa pada kedua abangnya.
Hening di Ruang keluarga hanya Aretha yang terduduk lemas di sana.
"hikss...hiks...segitunya lo bertiga benci ke gue.." kini Aretha tidak dapat menahan air matanya lagi.
Brak,,,
Aretha menutup pintu kamarnya kasar
"ARGHH! GUE BENCI!"
"SEBENRNYA GUE SIAPA HAH?!"
Aretha berteriak mengacak ngacak kasurnya untuk melampiaskan amarahnya.
Ceklek...
Bi sani masuk ke kamar untuk menenangkan Aretha.
Aretha diam menatap bi Sani kemudian menangis hebat "Hiks... hikss"
Bi sani mendekati Aretha kemudian memeluknya erat "yang kuat ya non.. bibi gabisa apa apa selain nenangin non"

KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA ~END~
Teen Fiction~Luka yang Tak Sempat Kering~ Ini kisah gadis remaja yang dibenci oleh ketiga kakak laki-lakinya Tidak seperti ekspetasi atau kebanyakan film dimana adik perempuan akan selalu dimanja dan disayang kakaknya ia justru mendapatkan sikap cuek, dingin, g...