*****
Mendengar penuturan Gilang beserta tangisan ketiga Kakak Aretha, turut membuat dada Anton sesak. Ia tak menyangka hubungan persaudaraan anak dari mendiang sahabatnya sangat berantakan. Mereka tak seakrab yang Anton lihat.Tes, tetesan air mata Anton turun mengetahui ingatan Aretha sudah pulih. Ia terus menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangannya menggelengkan kepalanya, mengacak rambutnya kasar membayangkan kesedihan Aretha selama ini. Aretha menanggung semuanya sendirian.
Anton tak sanggup mendengar semuanya lebih jauh lagi, Ia memutuskan untuk pergi dari rumah sakit dan menunda niatnya untuk menjenguk Aretha. Ia kembali dengan tubuh dan pikirannya yang linglung.
_____
Ting...tong...
Lisa berhenti membersihkan tempat tidurnya setelah mendengar bel rumahnya berbunyi. "Siapa sih malem malem gini bertamu, udah tau mau tidur" kesal Lisa membuang sapu lidi yang ia pegang ke kasurnya.
Ting...tong... Kesekian kalianya Bel dibunyikan semakin membuat Lisa kesal
"Iya! sabar napa" gerutu Lisa sambil membuka pintu rumahnya. Lisa diam membeku setelah melihat sosok yang tak pernah ia bayangkan akan bertamu ke rumahnya di malam hari pula.
"E-Edgar?lo kenapa?" tanya lisa khawatir melihat setitik darah di sudut bibirnya.
Hap..
Tiba-tiba Edgar terjatuh di pelukan Lisa dan perlahan memeluknya. Lisa semakin bingung dengan sikap Edgar yang tiba-tiba ini
"Gue Jahat Lis, gue bukan cowo baik baik, gue brengsek.Lo tau kenapa gue setuju pura-pura pacaran sama lo?" Lisa mengurungkan niatnya untuk mendorong Edgar. Ia bersedia mendengar keluh kesah Edgar dengan membalas pelukannya dan mengusap punggungnya. Ia menggeleng menjawab pertanyaan Edgar
"Uang, uang yang bikin gue harus ngikutin perintah Clara! kalo tuhan kasih gue uang yang banyak gue gabakal pinjem uang Clara buat bayar oprasi nyokap dan gue bisa bahagiain Aretha" Air mata Edgar mengalir deras membasahi bahu Lisa. Lisa bisa merasakan napas Edgar yang sesak membuatnya ikut menangis.
"Gue ngerti, maksud lo baik" ucap Lisa menenangkan Edgar
Edgar menggeleng kuat. "Lo ngerti, tapi Aretha gabakal paham situasi gue. Dia udah banyak beban di hidupnya ditambah gue yang khianatin dia!" napas Edgar semakin memburu dengan air matanya yang tak berhenti mengalir.
"Dia pasti benci banget ke gue, gue gak sanggup!" pelukan Edgar semakin kuat membuat Lisa sesak dan reflek mendorong tubuh Edgar.
"Hahh... Lohh Gak salah Gar, lo cuma gak punya pilihan lain" dengan napas yang terengah Lisa berusaha menenangngkan Edgar.
"Lo masuk dulu gaenak di liat tetangga, orang tua gue juga lagi gak ada" Lisa menuntun Edgar masuk.
Edgar langsung merebahkan tubuhnya dan tertidur begitu saja di Sofa ruang tamu Lisa. Lisa membuang napas pasrah dan pergi mengambil sesuatu.
Lisa kembali dengan selimut di tangannya. Ia menyelimuti Edgar dengan hati-hati agar tidak membangunkannya. Ia menyingkap rambut Edgar yang menutupi matanya terus menatap wajah tampan yang dimiliki Edgar.
Lisa tersenyum sedih. "Gue gak pernah anggap kita pura-pura pacaran Gar, lo punya alasan udah menjauh dari Aretha. Tapi gue, Gue gak ngerti kenapa gue sebenci ini sama dia. gue suka sama lo setelah kita pura-pura pacaran. Lo bukan alasan gue benci Aretha." Lisa menyeka setitik air mata di ujung matanya.
"Gue lebih jahat dari Lo,Gar" ucap Lisa tersenyum kecut kemudian pergi ke kamarnya untuk tidur.
_____
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA ~END~
Подростковая литература~Luka yang Tak Sempat Kering~ Ini kisah gadis remaja yang dibenci oleh ketiga kakak laki-lakinya Tidak seperti ekspetasi atau kebanyakan film dimana adik perempuan akan selalu dimanja dan disayang kakaknya ia justru mendapatkan sikap cuek, dingin, g...