ARETHA |33

4K 113 0
                                    

-Yang masih hidup berhak mencari kebahagiaannya-

*****

"Bi panggil Clara buat sarapan" titah Barra pada Sani yang baru saja selesai memasak. Barra masih menerima Sani karena ia tak ingin ada orang baru di rumahnya dan lagi Sani sudah meminta maaf dengan tulus pada Barra karena selama ini tidak memberitahu soal ingatan Aretha yang hilang.

"Baik Pak" sahut Sani. Namun Barra tak ingin menganggap Sani keluarga lagi, hubungan dirinya dan adik-adiknya dengan Sani hanya sebatas pekerja dan majikan saja.

"Akhtar sama Aidan dimana kak?" tanya Clara karena tak melihat mereka.

"Bentar lagi juga dateng" singkat Barra menjawab pertanyaan Clara

"Ngapain lo duduk di kursi Aretha! Pindah!" Bentak Akhtar yang melihat Clara duduk di kursi tempat makan Aretha

Clara menunduk. "I-iya Sorry"

"Akhtar, kamu udah baca buku Diary Aretha?" Pertanyaan Barra membuat Akhtar sedikit tertegun karena dia sama sekali belum membuka buku diary Aretha. Berbeda dengan Aidan ia bahkan sampai tak tidur karena membaca seluruh isi bu..,........

"Gak tertarik" dingin Akhtar kemudian pergi tanpa sarapan

"Akhtar! Sarapan dulu" teriak Barra yang tak didengar Akhtar

"Gak nafsu makan gua" ucap Akhtar bermonolog kesal.

"Kak, Aidan susul Akhtar ya kalian makan aja" ucap Aidan hati hati berlari meninggalkan mereka.

Clara masih menundukkan kepalanya, hatinya benar benar tak sanggup mendapat perlakuan seperti ini dari Akhtar. tapi ia sadar bahwa dirinya tak berhak mengeluh karena penderitaan Aretha selama ini lebih besar. Pasalnya Aretha dibenci oleh ketiga kakaknya dibanding dirinya yg hanya dibenci oleh Akhtar.

Barra frustasi melihat situasi ini. Ia tak ingin Clara bernasib sama dengan Aretha tapi jika boleh jujur Ia juga tak mudah menerima Clara.

Mah,pah, kalian jahat banget. Ninggalin kita dengan masalah yg belum selesai. Barra bingung harus gimana. Batin Barra

____

"Akhtar! Lo harus Sadar, coba lo baca semua diary Aretha, kita harus bisa nerima Clara supaya Clara gak bernasib sama kaya Aretha" bujuk Aidan agar Akhtar tak membenci Clara

"Dia udah cukup bahagia hidup sama Anton" dingin Akhtar masih menatap jalanan. Sedangkan Aidan fokus menyetir mobil.

"Udah lo fokus nyetir aja gua mau tidur sebentar sebelum masuk kelas" ucap Akhtar yang matanya sudah tertutup.

Aidan menatap Akhtar menggelengkan kepalanya. Ia akui Akhtar memang paling keras kepala.

____

"Clara, kakak berangkat kerja ya, kamu diem di rumah aja dulu nanti kakak cari posisi buat kamu di kantor siapa tau kamu minat"ucap Barra sebelum pergi yang dibalas anggukan Clara.

Setelah Barra pergi Clara masuk kamar Akhtar dan Aidan untuk mengambil Diary Aretha karena dia belum baca semua halamannya.

"Kok gaada sih, apa dibawa kali ya sama Aidan" kecewa Clara karena tak menemukan buku diary Aretha.

Clara menatap seluruh kamar Aretha kemudian duduk di pinggiran kasur. "Apa gue pantes dapetin ini?"

"Aretha, gue gak betah tinggal disini, boleh kan gue tinggal sama papah lagi? Gue udah sayang banget sama papah. Gue gak kenal mereka, mereka kakak lo bukan kakak gue" Clara tak berhenti bicara sendiri. Dia tak nyaman tinggal bersama saudara sedarah nya.

ARETHA ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang