ARETHA |31

4.7K 126 4
                                    

Akhtar sibuk dengan bunga yang ada di makam Aretha. Entah apa yang di lakukan Akhtar semua orang di sana hanya diam.

"We... Loove....y-o-u.." gumam Akhtar masih menggerakan tangannya membentuk sesuatu dari bunga tersebut.

"Oke beres" ucap Akhtar sedikit tersenyum.

Setelah beberapa menit menatap bunga tersebut Akhtar mengusap nisan Aretha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah beberapa menit menatap bunga tersebut Akhtar mengusap nisan Aretha."meskipun lo ga sempet denger kalimat ini dari kita, lo pasti tau kalo kita udah ga salah paham sama lo" ucapnya pelan dan air matanya kembali mengalir.

Barra dan Aidan ikut mengusap tanah makam Aretha. Mereka merasa penyesalan mereka tidak akan ada akhirnya. Seharusnya mereka melupakan kejadian malam itu dan tidak salah paham pada Aretha meskipun hingga saat ini mereka belum tahu kebenaran yang terjadi malam itu. Bahkan Anton pun tidak tahu.

Karena kesalahpahaman mereka membuat mereka kehilangan Aretha, mereka memutuskan untuk melupakan segalanya.

Bagaimana dengan Clara? Sejak kemarin Dia terus meminta maaf pada ketiga kakaknya karena telah membully Aretha. Hingga akhirnya mereka sepakat untuk tidak mengungkit masa lalu lagi.

Clara yang ternyata kembaran Aretha kini sudah berdamai dengan ketiga kakaknya. Nasibnya tidak seburuk nasib Aretha yang bahkan selama hidupnya tidak pernah di rangkul oleh ketiga kakaknya yang saat ini dirasakan Clara.

Clara duduk mendekati makam Aretha dan menatap satu per satu kakaknya. Aidan mengusap kepala Clara pelan." Kali ini gue bakal jagain Clara. Dia gak bakal ngerasain sakit yang lo terima dari kita" ucap Aidan seolah sedang bicara dengan Aretha. mendengar ucapan Aidan Barra ikut tersenyum tapi tidak dengan Akhtar dia tetap murung masih menatap nisan Aretha kemudian pergi meninggalkan mereka.

Clara melihat sikap Akhtar. Ia tahu Akhtar akan sulit memaafkannya karena memang seperti yang dikatakan Barra bahwa Akhtar adalah satu-satunya adiknya yang paling keras kepala. Clara berusaha memaklumi itu.

Sarah merasa muak melihat kebersamaan mereka yang menurutnya gak adil buat Aretha. Gilang tahu yang dirasakan oleh kakaknya, tak ingin kakaknya emosi ia memutuskan mengajak Sarah pulang

"Kak, kita pulang sekarang ya lain kali kita dateng lagi ke sini" bisik Gilang yang tak dihiraukan oleh sarah

Ini gak adil buat Aretha! Harusnya Aretha bisa sedikit merasakan bahagia yang dirasakan kembarannya saat ini. Mereka gak akan tahu sesakit apa kamu selama ini Aretha! Saya harus apa? Kamu pasien saya tapi rasanya saya ingin ikut campur . Apa saya tidak profesional? . Batin Sarah terus merasa gelisah.

"Kak inget lo harus profesional" ucapan Gilang membuat Barra menoleh heran dan berdiri.

"Profesional?" tanya Barra menatap Gilang.Gilang sadar dirinya bicara terlalu keras

"Memangnya Kakak kamu siapa nya Aretha?" tanya Barra kali ini menatap Sarah

"Eh.. kak lain kali kita bicara lagi ya, saat ini suasananya masih belum baik" Gilang berusaha menghindari topik ini

ARETHA ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang