ARETHA |19

4K 154 5
                                    


****

Jalan yang sepi mendorong Aretha dengan pikiran kosongnya berjalan menyusuri trotoar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jalan yang sepi mendorong Aretha dengan pikiran kosongnya berjalan menyusuri trotoar.

Aretha memperlambat langkah kakinya untuk pulang karena sebenarnya Ia tak ingin pulang ke rumahnya. Ia benci jika harus pulang

Tetapi di sekolah pun membuatnya tak nyaman karena semenjak kejadian hari itu Aretha selalu jadi pusat perhatian dan dijadikan bahan gosip. Vidio pernyataan Akhtar sudah disebar di grup sekolah bahkan beberapa guru pun mulai mengikuti gosip ini.

Sekarang tidak ada tempat yang membuat Aretha nyaman.

Seseorang melihat Aretha berjalan lunglai dari dalam mobil.

"Pak, deketin anak sekolah itu" titah seorang pria paruh baya di dalam mobil pada supirnya

Tin..  supir membunyikan klakson membuat Aretha terkejut dan menghentikan langkahnya

Kaca mobil terbuka menampilkan wajah pria itu. " hey dek, kamu gak papa?" tanya pria itu

Aretha menoleh dan mengerutkan dahinya. "Oh,, gak papa kok pak" sahut Aretha menunjukkan senyum manisnya

Pria itu terdiam setelah melihat wajah Aretha. Karena bosan Aretha memutuskan untuk melanjutkan jalannya sambil mengusap tengkuknya canggung.

Mirip banget... Batin pria di dalam mobil itu tersenyum

_____

"Non, Hari ini tuan Barra pulang dari luar kota, jadi bibi siapkan buat makan malam nanti" bi Sani memberitahu Aretha yang sedang memainkan Hp nya

"Hmm" sahut Aretha dingin tanpa menoleh ke arah bi Sani hanya menganggukkan kepalanya membuat bi Sani sedih

Aidan yang sejak tadi melihat mereka pun masih terkejut pasalnya Aretha tidak pernah sedingin itu pada bi Sani Dan Ia yakin Aretha benar benar kecewa setelah kejadian di sekolah hari itu

Aidan pergi ke ruang belajar menyusul Akhtar yang sudah lama berada di ruangan itu. Suasana hening membuat Aidan tidak nyaman sehingga ia membuka suara dengan bertanya pada Akhtar

"Emm Bang..." panggil Aidan gugup memulai pembicaraan

"Hemm" sahut Akhtar terus memabaca bukunya

"Mending kita beresin masalah kemarin di sekolah sama Aretha, kayanya dia marah bang-"

"Terus gue harus minta maaf? Ogah banget" potong Akhtar masih menatap buku yang ia baca

"Ya lu ngalah aja, kasian bi Sani jadi kena imbasnya dan mumpung Kak Barra belum tau juga" jelas Aidan

Kini Akhtar menoleh pada Aidan. "Kalo gue minta maaf sama aja gue ngejilat ludah sendiri!"

"Terus lo mau jelasin kek gimana ke Kak Barra? Gue gak mau ya kak Barra marah lagi kaya hari itu!" tegas Aidan agar Barra mau mengalah

ARETHA ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang