Bagaimana rasanya diakui sebagai keluarga oleh keluarga sendiri?
-Aretha-*****
Pengumuman mengenai acara perpisahan SMA Bakti Jaya sudah selesai sehingga para siswa pun berhamburan meninggalkan lapang.
"Pasti acaranya seru banget"
"Gue bakal make up yang cantik"
"Gue bakal couplean ama doi gue"
"Gue bakal fotbar ama kakel ganteng"
*fotbar= foto bareng
Begitulah bisikan bisikan para siswi SMA Bakti Jaya yang membuat Aretha semakin sumpek dengan suasana ini
Aretha memutuskan untuk pergi ke rooftop tempat Ia mendinginkan kepala dan pikirannya
"HEH ANAK PUNGUT!"
Seseorang berteriak di ujung koridor membuat banyak siswa menoleh ke arahnya. Namun yang ingin mereka tahu adalah siapa orang yg dipanggil Anak Pungut itu termasuk Aretha. Aretha terkejut karena melihat mata orang itu menatap ke arahnya.
Aretha mengerungkan dahinya. "Maksud lo gue?" tanya Aretha pada orang tersebut yang semakin mendekat padanya
"Iya lah siapa lagi? Karena di sini semua orang tau kalo lo gak diaku adek sama kedua abang lo!" tegas orang itu yang tak lain adalah Lisa
"Siapa lo berani nyebut gue gitu hah!" Aretha berbicara dengan nada tinggi
"Gue bukan anak pungut!" ucap Aretha mendekatkan wajahnya pada Lisa.
"Kalo lo bukan anak pungut ya buktiin lah!" Lisa tak kalah keras suaranya dengan Aretha
"Harus? Itu bukan hal yang harus diumbar ke publik" Kini Aretha memelankan suaranya
"Ya Harus lah, Biar kita tau kalo lo anak pungut atau bukan, ck... karena abang lo aja gapernah natap muka lo, lo itu di benci sama kakak lo sendiri" ucap Clara datang dari kerumunan para siswa
Jantung Aretha berdegup cepat dengan tamparan itu dan Aretha mulai merasakan sesak di dadanya. Sekuat tenaga Aretha menahan diri agar tidak terlihat lemah di depan para siswa dan Clara
Saat ini Aretha mengharapkan Edgar datang dan membawanya pergi dari tempat yang sesak ini. Tapi nihil Edgar tidak datang.
"Itu urusan keluarga gue! Lo gak berhak ikut campur" Aretha terus menyangkal apa yang di ucapkan Clara dan sesekali menghirup udara agar tidak sesak
Orang yang menonton ini pun mulai berbisik dan penasaran dengan kebenarannya
"Oke gini aja, kalo di acara perpisahan Abang lo gak ngakuin lo sebagai adik kandung, itu berarti lo emang anak pungut, gimana?" ucap Clara menyilangkan kedua tanganya
"Gue gak harus ngikutin ucapan lo yang gak jelas" Aretha berusaha meninggalkan kerumunan. Tapi sepertinya pertunjukan ini sudah di atur karena beberapa orang menghalangi jalan Aretha agar tidak bisa pergi
Aretha berbalik menatap wajah Clara. "Mau lo apa sih? Seneng banget nginjek nginjek gue! Hah? Salah gue apa?" Aretha berteriak mendekati Clara
Clara tersenyum licik."Gue mau Lo setuju sama tawaran gue" bisik Clara di telinga Aretha
Aretha meneteskan air matanya tak kuat menahan rasa sakit nya ini. Ia takut kalo kebenaran itu memang ada dan akan terungkap saat acara perpisahan nanti
"Gimana? Kalo lo diem berarti lo setuju" bisik Clara lagi pada Aretha
Clara menatap Aretha sejenak dan tak ada respon apapun. "oke gue anggap ini setuju" ucapnya kemudian meninggalkan Aretha yang masih terus meneteskan air matanya
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA ~END~
Подростковая литература~Luka yang Tak Sempat Kering~ Ini kisah gadis remaja yang dibenci oleh ketiga kakak laki-lakinya Tidak seperti ekspetasi atau kebanyakan film dimana adik perempuan akan selalu dimanja dan disayang kakaknya ia justru mendapatkan sikap cuek, dingin, g...