Rasa

8 0 0
                                    

Selamat, aku telah menembus ruang hampa.
Menyerang keadaan yang sepi dan kedap suara.

Aku rindu mesranya merasa.
Aku kerap bertanya, masihkah diri dapat merasa?
Karena rasa yang dapat menghidupkan sosok manusia. Namun, saat ini aku seperti mati, berusaha mematikan rasa.

Merekalah yang membuatku dapat merasa.
Lalu, kapan aku bisa duduk di antara mereka dan menikmati udara di sana?
Kapan aku bisa merasakan rasa nyaman itu lagi?

Orang di sekitarku selalu mengatakan, "kita pasti bisa melewati ini semua".
Bahkan garis tangan saja tidak semuanya dapat kita genggam.
Manusia memang diharapkan untuk selalu berharap pada keadaan terbaik.
Dan bukan hal buruknya.

Pernahkah terlintas bahwa keadaan terburuk juga akan kita lewati?

Jika tidak, lalu, kembali lagi..
manusia akan kembali menjadi hampa, karena menurutnya hampa lebih baik daripada bersedih. Bersedih buang - buang waktu, namun dengan hampa kamu bisa lari dan melupa.

Padahal kamu sedang dalam fase kosong. Apakah itu selamanya lebih baik?

---
Begini, sederhana. Dunia tidak perlu sedihmu. Jakarta tidak perlu keluhmu. Mereka butuh manusia - manusia tanpa rasa, yang setiap hari menjadi versi yang terbaik. Bukan yang terburuk.

Untuk jadi yang terbaik, kamu cuma butuh ikhtiar, waktu, dan diri sendiri.
Coba ingat kembali apa yang membuatmu dapat bertahan.
Dan hidupkanlah kembali rasa.
Rasakanlah apa yang harus kamu rasakan.
Tertawa, menangis, atau apapun itu.
Aku hanya butuh kamu jujur dengan rasamu.

Tidak semua yang ada di benakmu harus terwujud. Bahkan garis tangan ada yang tak bisa kamu genggam. Percaya Tuhan punya rencana.

Uncovered Phrase.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang