Dua ratus delapan puluh delapan malam kita tak bersua,
bahkan buram kulihat wajahmu.
Samar di mimpiku, kudengar suaramu.Berdua kita saling tidak tahu, hidup apa yang sedang kita jalani.
Melangkah maju, pun melangkah ke belakang pun aku takut.
Tumpuanku hanya sajak-sajak lisan yang pernah terjalin di antara kita.Kusisakan ruang untukmu
Berucaplah ke sebelahmu jika kamu kedinginan,
karena aku sementara tak bisa memberimu pelukan.
Berjuanglah, agar segera kita punya waktu bertemu.Aku menyayangimu, tetaplah hidup di dalamku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncovered Phrase.
PoetryNamun, ia enggan mengucapkannya pada lain orang. Karena menurutnya, menulis lebih melegakan daripada berbicara. Ia tak butuh banyak pendapat, ia hanya ingin dimengerti. Tulisan ini hanya luapan terbuka seorang remaja, dan ini dunianya...