setelah kupijak langkah - langkah perih,
aku menyadari tak selamanya pijakan ini menderitakanku.dia mengantarkanku,
dan menunjukkan padaku,
setiap individu punya seni perihnya masing - masing.mungkin, jalan setapakmu akan sepi tanpa apresiasi.
mungkin kau akan menangis di ujung jalan, merasa tak berguna dan mulai menyalahkan diri sendiri.namun ingatlah, Jakarta tidak butuh deru air mata.
mari bersatu dengan napas yang tenang, ucapan sabar pada diri sendiri, dan obrolan dengan Tuhan.
dan akhirilah dengan senyuman.
lalu mulailah ajak dirimu untuk bangkit, dan berterima kasihlah pada perih.dan ketika perih itu datang,
janganlah kamu menghindarinya.
melainkan tantang mereka untuk berlomba.
setelah banyak langkah perih kamu pijak, kamu akan tahu siapa yang menjadi pemenang :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncovered Phrase.
PoésieNamun, ia enggan mengucapkannya pada lain orang. Karena menurutnya, menulis lebih melegakan daripada berbicara. Ia tak butuh banyak pendapat, ia hanya ingin dimengerti. Tulisan ini hanya luapan terbuka seorang remaja, dan ini dunianya...