Mencoba menenangkan hati, yang kian hari kian ruam teriris, menahan sesak dalam isak, mengusap air mata yang mengalir, meski tangisan tak sedikitpun bisa menenangkanku.
Aku tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam 7 tahun ke depan.
Dalam perjalanan waktu selama 7 tahun ini, aku akan belajar hal-hal pelik yang tidak ada satupun orang ketahui.
Manusia lain boleh menebak. Namun, tak semua jawaban mereka benar.
Manusia memang tidak pernah luput dari tanya dan jawab. Sehingga, aku memilih untuk tidak menjawab.
7 tahun ke depan, mungkin aku sudah menemukan kesibukanku. Juga kamu dengan kesibukanmu.
7 tahun ke depan, mungkin banyak yang berubah, dan banyak hal lainnya yang tak bisa kuprediksi.
7 tahun ke depan, aku akan belajar mengikhlaskan. Mencoba perlahan menata hati dan belajar menyikapi segala sakit.
7 tahun dari sekarang, akan banyak keputusan yang akan kita ambil. Akupun tak tahu, hanya Yang Di Atas yang tahu keputusan terbaik bagi aku dan kamu.
7 tahun dari sekarang, mungkin aku menjadi orang tersedih di dunia, mungkin juga aku menjadi orang terbahagia di dunia. Tergantung hatiku nantinya.
7 tahun dari sekarang, aku akan menutup erat bibirku yang tidak terima separuhmu diambil.
Aku akan menarik segala egoku, demi terciptanya lebih banyak lagi memori bahagia.
7 tahun dari sekarang, aku pasti banyak merasa kehilangan. Maka dari itu, aku menempuh 7 tahun ini berlatih.
Ingatlah, kamu akan hidup selamanya dalam aku.
Semua yang indah mungkin saja berakhir tidak beruntung.
Senandung kita akan terus berjalan.
Jika itu takdirmu, jangan pernah melawan.
Akan kujaga baik-baik kenangan.
Dan kebahagiaanmu semoga bukan hanya angan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncovered Phrase.
PoetryNamun, ia enggan mengucapkannya pada lain orang. Karena menurutnya, menulis lebih melegakan daripada berbicara. Ia tak butuh banyak pendapat, ia hanya ingin dimengerti. Tulisan ini hanya luapan terbuka seorang remaja, dan ini dunianya...
