Bisu, Tuli, dan Buta

28 0 0
                                    

lantas dahulu kita adalah satu,
mengaku sahabat baik,
tapi ada dua di antara kita yang jahat.

kita sering bertukar rindu,
melawan waktu agar cepat bertemu,
kita sering bertukar senyum,
menikam sendu yang kala itu hendak berkunjung,
kita sering bertukar amarah,
menolak rasa satu yang kian tak karuan.

keluh ini mulai menyerah,
sudah kukatakan padamu, aku tak suka bayangmu di belakang.

ingin minta apa dia, hingga diraintainya kau, mencaci dunia yang sekiranya lebih baik untukmu.
punya apa dia, hingga kau sujud berlutut padanya.

busuk, bayangmu busuk.
kau terlarut dalam gelapnya bayang dengan mudahnya, padahal sudah kuungkap, aku benci bayangmu, segera enyaplah dia.
namun apa?
kau tak menghiraukanku
bukan hanya kau, aku juga bisa menidakpedulikanmu.
kutak peduli.

kala itu, kau bungkam aku dengan segala bohongmu.

pedih, aku benci.
diam, lagi - lagi aku terbungkam.
hening, aku tidak tertarik dengan kicau - kicau dunia.
gelap, aku tak layak menerima cerahnya dunia luar, terlalu bahagia untuk tidak kurasakan.

boleh aku jadi bisu, tuli, dan buta?
supaya hati ini tak karuan lagi karena kau.

perlahan kulepas tali ini jika kau juga mau.
aku tak apa, asal kau juga bahagia.
jangan khawatirkan aku, bila kau tahu aku menangis lagi.
aku juga tidak akan mengkhawatirkanmu, kau pasti bisa bertahan tanpaku.

aku pamit.
mungkin akan kembali jika Tuhan menyetujui.

Uncovered Phrase.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang