tuan,
mengapa kau kemarin sungguh manis?
kita saling menyentuh,
aku mendengarmu begitupun sebaliknya, dan mata kita saling memandang.
kau bawaku ke dalam duniamu.
kusadari tuan, kau pembual sejati.
namun hanya kamulah yang mahir menenangkanku.
tuan,
kau lelah,
sudah tinggalkan saja dulu tugasmu
aku ingin berdua denganmu!
tuan,
aku tidak pernah menyesal kau emban tugas ini,
aku mau kau berjuang untuk tugasmu,
tapi bisakah kau tidak melupakan aku?
tuan,
pandai sekali biduan di tempat kerjamu,
hingga kau pasang paras indahnya di dompetmu,
padahal aku yang sudah menunggumu 2.557 hari pun tidak pernah.
tuan,
kembalilah ke jakarta!
kita pergi lagi ke pasar santa
menikmati sepinya ruko di atas, bertengger kita di tokonya adam.
tuan,
jika ada waktu luang,
atau bahkan kau sedang cuti..
sempatkan lah untuk datang ke rumahku yang empunyamu juga!
kita nyalakan cigar di sini
bakarkan punyaku, karena aku sangat manja.
singkirkan telepon genggammu, karena genggamanmu hanya milikku.
matikan lampu dan nyalakan film favoritmu, karena aku ingin jadi peran utamanya.
peluk aku dalam dekapanmu, karena dengan begitulah aku bisa tenang.
tuan,
aku rindu tuan yang dulu...
yang membuatku ingin menua bersamamu.
namun, kemungkinan sangat besar, kau takkan menua denganku,
kau dengan yang lain
dan aku akan tetap menjadi kekasih paruh waktumu saja.
aku berdoa semoga Tuhan menguatkan kamu dan aku.
kamu, supaya tugasmu selesai.
dan aku, supaya bisa terus mendukungmu hingga tugasmu selesai.
selesaikan tugasmu ya, tuan!
nanti kita pulang yang jauh ke rumahnya Imanuel bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncovered Phrase.
PoetryNamun, ia enggan mengucapkannya pada lain orang. Karena menurutnya, menulis lebih melegakan daripada berbicara. Ia tak butuh banyak pendapat, ia hanya ingin dimengerti. Tulisan ini hanya luapan terbuka seorang remaja, dan ini dunianya...
