Tangguh

14 0 0
                                    

Tentangku, yang dibentur kuat.
Menutup ratap tangis dengan tenang,
menyiksa diam, memaksa senyum untuk tetap setia.

Sekali lagi kukatakan,
aku bukan perempuan malam,
sebuah sunyi bisikkan asumsi.
Benci, benci aku benci.

Keluar dari lidah - lidah merasa tak bersalah,
mencaciku seolah aku penggodanya.
Suaraku tak lagi terdengar,
lidah - lidah itu kembali berkoar.
Namaku habis dibakar.

Kecewa pada duniaku yang begitu dahsyatnya hancur hanya karena lidah - lidah nanah.

Kubungkam suaraku,
ingin kubuang garis - garis wajahku,
ingin kutipu senyumku seakan ia pura - pura tak melihat,
ingin kutuang air mataku hingga habis, sehingga aku tak bisa menangis lagi.

Butuh tahunan untuk merebut nyawa mulaku kembali,
butuh tempaan, dan banyak cacian untuk kembali menyadari apa arti hidup ini.

Masa laluku kelam, namun bukan berarti masa depanku mengikut.
Tuhan takkan tinggalku sendiri, hamba-Nya yang lemah ini sungguh berterima kasih.

Aku berterima kasih pada lidah - lidah orang tak berdosa yang tergiur akan nikmatnya cacian.
Aku berterima kasih pada dia yang ternyata biadab, dan tak tahu diri.
Aku berterima kasih pada diriku yang kuat hingga saat ini, meskipun harus menipu si tangis dan tawa.

Tak ada yang bisa melawan perempuan yang tangguh sejak dilahirkan.
Tak ada lagi yang bisa mengatakan perempuan hanya bayangan lelaki.
Bungkam mereka dengan prestasi dan jati diri.

- terinspirasi dari imajinasiku yang mendadak ingin kutuang dalam tulisan ini :)

Uncovered Phrase.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang