AL : 2. Back To School

1.4K 49 0
                                    

Author Pov

   Hari ini Ara kembali kesekolah seperti biasanya, raut muka Ara hanya memperlihatkan wajah dinginnya.

   Ara dikenal sebagai manusia es, dan jangn lupaa dia tak memiliki satu temanpun, karena sikapnya yang memang menentang keramainan.

    Ara pun tiba kesekolah menggunakan mobil pemberian opahnya, ya selama ini Ara tak pernah bergantung pada keluarganya.

   Walaupun ara memiliki pendapatan sendiri, ia selalu diberi uang bulanan dari oma dan opahnya tanmpa sepengetahuan dari ayahnya.

itu, Ara balik’

‘kenapa dia baru sekolah???’

‘aku denger-denger Ara masuk rumah sakit’

    Dan lain sebagainya, Ara hanya menghiraukan ucapan mereka, karena meskipun sekolah ini milik keluarganya, tapi tak seorangpun tau kalau Ara adalah anak perempuan satu-satunya Atmaja.

    Ya, Ara pun juga tak ingin menggunakan nama belakang itu, walaupun dipaksa oleh omah dan opahnya. Ia tau bahwa keluarganya yang lain tak ingin Ara menggunakan nama itu.

“Ara!!!!” teriak saaat Ara ingin memasuki kelas membuat langkahnya terhenti untuk menoleh kesumber suara.

    Dan benar saja suara itu adalah suara dari seorang teman kelasnya, walaupun sudah sering diacuhkan oleh Ara tetap saja ia ingin mendekati Ara.

“Lo kemana aja selama ini??” tanya cewek itu ya, dia adalah Renata Aurelia Bernath, gadis yang diduga sebagai anggota geng motor.

   Sedangkan Ara yang tau itu langsung melanjutkan jalannya, ke dalam kelas membuat Rena merenggut kesal, meskipun begitu ia tetap mengikuti Ara masuk.

“Lo kok tambah cuek sih???” tanya Rena kembali tapi tetap saja tak di respon oleh Ara.

“Sssttt, bukannya itu Ara ya??” tanya seorang siswi.

“Siapa lagi kalau bukan dia” ucap seorang siswi lagi.

“Itu jug si Rena gak bosen-bosen apa gak di tanggepin mulu sama Ara, udah tau Ara itu es batu malah masih mau deketin dia”ucap siswi berambut pendek sedang Ara sudah duduk di tempatnya beda lagi dengan Rena ia malah menghampiri ke tiga gadis itu.

“ Apa lo bilang!!!” ucap Rena yang kesal pada ketiga gadis itu, sedangkan ketiganya hanya terdiam karena tak berani dengan Rena yang notabene salah satu anggota geng motor.

“seharusnya yang gue hindari tuh, kayak lo pada. Bukan malah Ara, kalau lo gosipin gue lagi atau Ara, gue gak bakalan tinggal diem” ucap Rena dengan kelas.

    Ia berjalan kembali ke bangkkunya tetapi saat ia melewati Ara, Ara malah menahannya membuat Rena tersenyum dan membuat yang dia dalam kelas terkaget-kaget.

   Bagaimana tidak Ara jarang bersosialisasi dalam kelas, ia akan bicara saat diperlukan dan setelah itu diam, tak ada ekspresi dalam raut wajah Ara selama disekolah selain wajah datarnya.

“Berhenti melakukan itu semua” ucap Ara dengan dinginnya dan langsung melepaskan tangan Rena, sedangkan Rena yang mendengar itu langsung membalikkan dirinya dan menghadap Ara.

“Gue udah bilang ke lo, gue gak bakalan berhenti sebelum lo mau jadi sahabat gue!!!” ucap Rena dengan penekanan, membuat aura di dalam kelas itu bertambah mencekam.

    Setelah ucapan dari Rena itu, ia kembali kebangkunya dan Ara kembali keaktivitasnya. Sedangkan siswa lain hanya dapat terdiam karena kejadian tadi.

***
Kring....!!!Kriiingg!!!

   Bel pertanda istirahat berbunyi semua dalam kelas berhamburan keluar kecuali Ara, memang Ara belum pernah menginjak kantin semenjak masuk sekolah.

    Menurutnya kantin adalah tempat keramaian sedang Ara sangat benci dengan keramaian, tapi entahlah saat ini ia mengutuk dirinya sendiri kerana lupa membuat bekal untuknya.

   Ia saja lupa untuk sarapan, karena ia selalu berangkat pagi sebelung Ayah dan para abangnya bangun, sedang pagi tadi ia telat bangun dan harus cepat pergi dari sekolah.

    Mau tak mau Ara harus pergi ke kantin untuk membeli makan, sepanjang jalan semua menatapnya dengan banyak tatapan yang berbeda, ada yang menatapnya kagum, terpanah,ada juga yang menatapnya tajam dserta sinis.

   Sesampai dikantin semua mata tertuju kearahnya, sedang Ara hanya menatap lurus kedepan, sekilas ia melihat orang yang sangat dikenalinya yaitu Devan abang keduanya.

“Mang saya mau beli rotinya dua sama air mineralnya satu botol” ucap Ara dengan sedikit senyum sedang siswa yang lain menatapnya hanya dapat terpanah karena jarang sekali melihat senyum Ara yang sangat jarang itu.

“Siap atuh neng, tapi tunggu sebenter ya” ucap mamang itu dan jijawab anggukan kepala.

“Ara, lo di sini tau gitu gue ajak lo kemari” ucap perempuan itu sambil merangkul Ara sedang semua yang disana hanya menatap mereka termasuk Devan.

“Hn” gumam Ara sambil melepas rangkulan dari Rena.

“Tumben lo kesini, biasanya diem mulu dikelas” ucap Rena mencoba akrab dengan Ara walaupun ia tau kalau Ara tak akan meresponnya.

“Ini neng pesanannya” ucap mamang itu sebelun Ara menjawab, walaupun mungkin Ara tak akan menjawabnya.

“Makasih mang” ucap Ara sambil menyodorkan uang seratus ribu.

“Ini banyak banget neng’ ucap mamang itu.

“Buat mamang aja sisanya, kalau gitu saya pergi Asssalamu’alaikum mang” ucap Ara kembali sambil tersenyum jangan lupakan banyak orang yang melihat itu dan membuat tercengang adalah Ara tersenyum sebanyak dua kali serta mengucapkan kalimat yang panjang selain di saat pelajaran.

   Begitupun Devan dan Rena begitu mudahnya Ara membagi senyumnya pada mamang itu tanpa ada paksaan sedikitpun, sedang saat dengan mereka jangankan senyum utuk berbicara saja itu harus membuat Ara sangat kesal dulu.

“Mang Ujang, kita tukeran profesi yuk mang!!!” ucap Rena dengan gamblangnya.

“Loh, kenapa atuh neng??? Kok tiba-tiba neng Rena mau ganti profesi” ucap mang Ujang.

“Mamang tau gak di cewek yang Rena sering ceritain ke mang Ujang”ucap Rena membuat mang ujak terbelalak kaget, bagaimana tidak setiap kalian Rena menceritakan tentang Ara bahwa dia dingin, tak tersentuh apalagi irit bicara serta senyum.

    Membuat mang Ujang bingung bagaimana membantu pelangan setianya itu, yah, mang Ujang bukan hanya membuaka lapak di dalam sekolah tetapi diluar sekolah juga. Dan Rena lah yang ikut ambil adil dalam meramaikannya.

“Tunggu dulu neng, mamang masih belum ngerti ini bagaimana bisa. Bukannya gadis yang neng pengen jadiin sahabat tuh gak pernah kekantin ya kata neng. Kok bisa dia kekantin, apalagi tadi tuh dia senyum, alim pinsan mana pakaiannya Syar’i, gak kayak penuturan si neng, eh sama sih kata sih neng teh dia pakaiannya syar’i pisan” ucap Mang ujang menjelaskan.

“Pokoknya mang Ujang ngeselin!!!” ucap Rena dan pergi dari sana tanpa berpamitan membuat mang Ujang menatapnya bingung, tapi yasudahlah pasti Rena akan kembali jika ada perlunya.

Ara life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang