AL : 39. H-1

427 29 3
                                    

Dia terlalu letih untuk ngehadapin ini semua, jadi biarin dia istirahat sejenak

(Devan Aprilio Atmaja)
***
    Hari ini adalah hari terakhir gladi resih untuh acara besok, tapi tidak untuk Ara sekarang dia sedang berada di rumah.

    Karena ia memang tak ingin mengikuti gladi resih, dia saja tak pernah mengikuti latihan untuk semua lomba yang akan dia ikuti.

    Bukan semua tapi dua, seperti saat ini. Dia hanya berbaring di kasurnya sambil membaca sebuah novel.

   Tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk oleh seseorang, pikiranya adalah bi Surti karena di rumah hanya ada dia dan bi Surti.

   Devan sudah berangkat kesekolah, sang ayah pun juga telah berangkat kekantur, Andra tak tinggal di sini lagi.

    Karena Andra memutuskan untuk tinggal di apartement miliknya, sesekali ia datang berkunjung jika Ara tak ada di rumah.

"Masuk!!" Ucap Ara dan benar saja orang itu langsung menerjang keatas kasur miliknya.

    Bukan satu orang tapi dua orang sekaligus membuat Ara mau tak mau menatap tajam kearah mereka berdua.

"Mau apa??" Ucap Ara dengan dingin.

"Lo harus sekolah!!" Paksa Rena karena sekarang Rena dan Aleena lah yang berada di ruangan itu.

"Untuk??" Tanyanya kembali.

"Lo harus latihan, mau gak mau. Lo wajib ikut!" Ucap Aleena sambil menarik lengan Ara begitupun juga Rena.

"Cepat ganti baju terus kesekolah" ucap Rena yang melihat Ara sudah beranjak dari tempat tidurnya.

"Malas" ucap Ara kembali duduk di pinghiran kadur miliknya.

"Ayo Ara, sekarang class free jadi kita bisa dateng kapan aja" ucap Aleena kembali menarik Ara.

"Bolos" ucap Ara yang langsung di mengerti Rena.

"Gak boleh, pokoknya lo wajib ikut dengan kita" ucap Rena mendorong Ara masuk ke kamar mandi untuk bersiap.

"Gue ama Leena nunggu di bawa, harus cepet!!" Ucap Rena dan menarik Aleena untuk mengikutinya.

***
    Ara sudah selesai dengan persiapannya untuk kesekolah dengan pakaian olahraga.

   Pakaian olahraga Ara cukup unik yang di mana baju oleh raga akan di padukan dengan celana tapi tidak untuk Ara.

    Baju olahraganya di padukan dengan rok, meskipun begitu tak akan merepotkan Ara saat berolahraga.

    Apa lagi Ara satu-satunya gadis yang memakai pakaian itu jangan lupakan hijab yang menutup hampir seluruh lekuk badannya.

    Membuat Ara semakin mudah di kenali, apalagi itu bukan terlihat kuno malahan terlihat sangat cocok jika di gunakan Ara.

    Ara pun turun dengan lesu, sedang Rena dan Aleena melihat Ara turun langsung menatapnya girang.

   Hingga makanan yang di sediakan bi Surti diabaikan oleh mereka, padahal makanan itu sangat enak.

"Ayo kita bakalan telat nantinya" ucap Aleena pada mereka berdua.

"Udah telat kita Leen" ucap Rena sedangkan Ara hanya mendengus karena ucapan Aleena.

"Bi..!! Ara pamit kesekolah dulu" ucap Ara membuat Aleena terkejut.

    Ara bisa seperti itu pada pembantunya, sedangkan dengan yang lain jangankan menyapa, lewat di sampingnya aja kadang gak pernah dilirik.

"Katanya non Ara gak mau kesekolah" ucap bi Surti pada nona mudanya itu.

"Gak jadi" ucap Ara sedikit kesal karena acaranya di ganggu oleh dua orang itu.

"Yaudah, ini udah bibi siapin bekal non, jangan sampai makan sembarangan. Ingat non Ara bisa sakit kalau makannya sembarangan" ucap bi Surti dan diangguki oleh Ara membuat Aleena dan Rena terperangah.

    Karena bisa membuat putri es bertekuk lutut, jangankan mereka para abangnya aja kadang dibuat heran dengan tingkah kedua wanita itu.

"Assalamu'alaikum" ucap Ara pergi meninggalkan mereka berdua.

"Wa'alaikumussalam, non Rena sama non Aleena gak ikut non Ara??" Tanya bi Surti membuat mereka sadar dan langsung menuju Ara.

    Akhirnya mereka pergi dari kediaman keluarga Atmaja dengan mobil Rena, di perjalanan hanya ada canda tawa oleh Aleena dan Rena sedang Ara hanya menatap mereka berdua.

***
Ruang musik

    Disinilah mereka bertiga, telah berada di ruang musik. Karena paksaan dari Aleena dan Rena.

   Bukan mereka saja tapi teman sekelas meteka sudah siap menunggu datangnya putri es itu.

"Ayo Ra, lo pasti bisa!!" Ucap Asep pada Ara yang telah duduk di sebuah piano.

"Gak papa kita gak menang, yang penting lo udah berusaha" ucap Rita pada Ara.

"Lo pada jangan pesimis donk!!" Ucap Aleena dengan kesalnya.

"Gue yakin putri es kita bakalan menangin perlombaan ini" ucap Rena yang yakin.

"Mulai Ra!!" Teriak Galang menengahi perdebatan mereka.

    Akhirnya Ara pun memulai permainan pianonya, sudah lama ia tak bermain alat musik ini lagi.

   Tuts piano diamainkan secara lembut, membuat alunan melodi yang indah. Apalagi melodi tersebut membuat mereka terperangah karena Ara yang dapat memainkannya.

'Tak pernah terpikir oleh ku
Tak sedikit pun ku bayangkan
Kau akan pergi tinggalkan ku sendiri'

    Semua diam mendengar suara Ara yang sangat merdu, jarang terdengar oleh yang lain.

    Jangan di tanyakan bukan mereka saja yang melihat Ara menyanyi tapi geng Tunder Wolf dan juga Red Fox yang tak sengaja melintas di sana.

'Begitu sulit ku bayangkan
Begitu sakit ku rasakan
Kau akan pergi tinggalkan ku sendiri'

  Ara hanyut dalam permainan pianonya, dan lagu yang ia bawakan untuk gladi resihnya

'Dibawah batu nisan kini
Tlah kau sandarkan
Kasih sayang kamu begitu dalam
Sungguh 'ku tak sanggup ini terjadi
Karna 'ku sangat cinta.'

    Tak sadar Ara meneteskan air matanya, yang mendengarpun begitu sama dengan Ara.

   Sedang Alaska menatap Ara dengan tatapan yang sulit diartikan, dia sakit saat melihat mata cantik Ara mengeluarkan air mata.

'Inilah saat terakhirku melihat kamu
Jatuh air mataku menangis pilu
Hanya mampu ucapkan
Slamat jalan kasih...'

    Suara Ara bergetar, menandakan ia akan menangis tapi ia tahan karena tak ingin terlihat lemah dihadapan teman-temannya.

'Satu jam saja 'ku telah bisa
Cintai kamu, kamu, kamu di hatiku
Namun bagiku melupakanmu
Butuh waktuku seumur hidup

Satu jam saja ku telah bisa
Sayangi kamu di hatiku
Namun bagiku melupakanmu
Butuh waktuku seumur hidup
Di nantiku

Inilah saat terakhirku melihat kamu
Jatuh air mataku menangis pilu
Hanya mampu ucapkan
Slamat jalan kasih...

Satu jam saja 'ku telah bisa
Cintai kamu, kamu, kamu di hatiku
Namun bagiku melupakanmu
Butuh waktuku seumur hidup

Satu jam saja ku telah bisa
Sayangi kamu di hatiku
Namun bagiku lupakanmu
Butuh waktuku seumur hidup'

***
Kalian harus komen ya kalau mau cepet aku up soalnya gak ada semangat nih belakangan ini,

Maaf juga kalau lama up itu aku Krisi paketan ok hehehe

Bye

Ara life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang