AL: 69. Secret

56 6 2
                                    

'Rencana akan dimulai kembali'

(Unknown)

***

"Kalian sudah ingat kan apa yang akan kita lakukan beberapa hari lagi bukan???" Tanya pria di hadapan beberapa orang.

"Kamu tidak akan lupa akan hal itu" ucap a pada sang bos dengan wajah yang berapi-api.

"Tenang aja bos besok bakalan berjalan dengan lancar"ucap b dengan sangat yakin dengan rencana yang akan mereka jalankan besok.

"Tapi...." Ucap si c dengan ragu.

"Lo gak usah ragu, ada kita semua" ucap si D dengan senyum smirk miliknya.

     Membuat si c hanya dapat menguatkan dirinya sendiri bahwa semua ini tak apa.

    Mereka tak tau sejak tadi seseorang sedang menjadi boomerang bagi mereka tapi tak di hiraukan.

"Ingat cewek itu jangan dia apa-apain inget itu" ucap sang bos memperingati mereka semua.

"Tenang aja bos, kita gak apa-apain cewe lo bos" ucap Si c pada sang bosnya.

"Lo tenang aja bos, kita udah jalanin rencana kita sesuai rencana. Gue yakin gak ada yang tau selain kita" ucap D kembali.

"Kita main aman" ucap Si A meyakinkan.

"Gue percaya ku lo semua, gue harap kalian bisa gue percaya" ucap si bos dengan membalas anggukan oleh mereka berempat.

    Ingat salah satu dari mereka menatap si bos dengan tatapan yang entah apa itu.

***
Markas Tunder Wolf

"Ini yang selama ini kita cari???' ucap Kevin yang melihat isi di dalam kotak Ara.

    Memang benar kotak yang selama ini mereka cari ada di Ara, dan juga sahabat Varo adalah Ara.

   Orang yang misterius, yang membuat hari-hari Varo penuh dengan warna.

"Nih lihat, ternyata mereka udah sahabatan mulai dari kecil" ucap Lionel memperlihatkan sebuah foto dua orang anak kecil yang berbeda gender menatap kamera dengan senyum yang mengembang.

"Ini Ara...???" Tanya Daniel yang melihat Ara kecil, sedangkan menghiraukan foto Varo.

"Iya... Ini Ara pas kecil, gue gak tau dia temenan dengan Varo" ucap Devan, memang ia mengenal Varo tapi ia tak tau jika Varo merupakan sahabat sang adik semasa kecil.

"Nih ada foto lagi" ucap Daniel menunjukkan foto saat mereka smp.

"Iya gue ngelihat proporsi tubuh kayak Ara bener kan Than???" Tanya Arya saat melihat sang adik di masa Smp.

"Iya gue inget juga" ucap Nathan mengingat-ingat saat mereka bertemu Varo.

"Eh... Tuh bos lo pada kenapa??" Tanya Adam membuat semua yang ada disana menatap Alaskan dan juga Kenzo yang memegang selembar foto.

"Foto apasih!" Ucap Reno dan langsung mengambil foto dari tangan keduanya.

"Hei!!!" Ucap mereka berdua kaget, karena terlalu mengagumi foto tersebut.

"Foto Ara toh..." Ucap Kevin yang ikut melihat foto di tangan Reno.

"Pantes dien terus.." ucap Nathan melihat juga Foto itu.

"Jadiin gue adek ipar lo Ar, Dev" ucap Lionel setelah melihat foto itu.

"Gak ada ya!" Ucap Alaska tak suka dengan ucapan Reno.

"Dia milik gue, inget utu" ucap Kenzo yang sama tak suka dengan Alaska.

"Maksud lo pada apa sih???" Tanya Arya yang tak paham mereka berebut apa.

"Kok adek gue yang di bawa-bawa" ucap Devan saat mendengar ucapan mereka.

"Nih lo berdua lihat sendiri adek gue" ucap Adam memberi foto yang di lihat mereka pada keduanya.

"Eh... Dia adek gue ya!" Ucap Arya yang tak terima.

"Adek gue juga inget lo" ucap Devan mengingatkan saudaranya itu.

"Udah lo berdua pada lihat aja sih, gak usah ribut" ucap Daniel yang jengah dengan perdebatan yang ada di markas mereka.

    Dan benar saja setelah Arya dan Devan melihat foto itu, ia terdiam di dalam situ terdapat foto Ara yang tersenyum sangat lebar.

    Seperti melihat sang bunda di balik senyuman itu, membuat hati siapapun yang melihatnya menghangat.

"Eh kok di simpan???" Tanya Kenzo yang melihat foto Ara yang di simpan oleh Devan.

"Gue mau lihat lagi..." Ucap Alaska pada Devan.

"Gak boleh, zina mata" ucap Arya menolak, begitupun Devan. Mereka tak ingin foto Ara menjadi konsumsi publik.

"Tapi kan nanti dia jadi istri gue" ucap Alaska dengan pdnya.

"Kepdan lo" ucap Devan dengan tatapan sinisnya.

     Dia masih tak ingin melepaskan adik kecilnya itu, menurutnya Ara tak perlu menikah ia bisa menjadi orang yang diandalkan sang adik kedepannya.

"Lo pengen adek lo jadi perawan tua???" Tanya Kenzo menatap tajam Devan.

"Kalau itu yang terbaik kenapa tidak?" Ucap Arya, yang di tanya siapa yang balas siapa pikir Kenzo.

"Gue juga setuju sih pendapat mereka berdua" ucap Nathan, memang menurutnya Ara tak membutuhkan siapapun jika bersama mereka.

"Gue setuju" ucap Adam, bagaimanapun juga ia sudah menganggap Ara sebagai adiknya sama seperti Nathan.

"Tuh denger" ucap Devan" kalian berdua emang sahabat gue" ucap Devan dengan kepalan tangan yang ia arahkan pada keduanya yang dibalas baik oleh keduanya.

"Tapi gak apa sih, kalau Ara jadi perawan tua masih banyak yang mau. Salah satunya gue" ucap Kevin dengan nada bercanda dan dibalas dengan tatapan tajam Kenzo dan juga Alaska.

"Lo cari mati bro" ucap Lionel yang ada di sampingnya.

"Siap-siap aja di terkam dua macan yang sedang ngamuk" ucap Reno mengompori kembali.

"Wah tontonan bagus nih, gue mau ambil popcorn dulu ah..." Ucap Daniel dan pergi meninggalkan mereka.

    Sedangkan disisi Kevin dia sudah berkeringat dingin, tatapan Kenzo dan Alaska yang seperti akan menerkamnya setiap saat.

"Dev, Ar tolongin gue..." Ucap Kevin bersembunyi dibalik keduanya.

"Gue gak mau ikut campur, cepat lepasin gue" ucap Arya yang kerah bajunya sedang di tahan oleh Kevin.

"Lepas ji**!!" Ucap Devan yang sama seperti Arya, lehernya terasa tercekik.

"Lo mau bunuh anak orang??" Tanya Adam membuat tarikan di kerah Arya dan juga Devan melonggar.

"Untung lo berdua gak mati, Ara bakalan punya abang baru kalau lo berdua mati" ucap Nathan memberi seringainya pada keduanya.

"Lah kok belum dimulai???" Ucap Daniel yang baru datang sambil membawa popcornnya.

    Semua menatapnya sangat tajam, seakan-akan ingin membunuh Daniel saat itu juga.

"Lo pada kenapa sih?! Oh ya, hp lo bunyi terus mulai tadi nih!" Ucap Daniel dan langsung melempar hp milik Devan.

    Untung Devan memiliki refleks yang bagus, jika tidak handphone miliknya entah akan berakhir seperti apa nantinya.

     Devan langsung mengecek handphone miliknya dan benar saja sang abang menelponnya beberapa kali dan berakhir mengirimkan pesan pada dirinya.

Bang Andra

Dev
Lo dimana???
Adek lo pingsan.
Tapi skrng udh gue bawa ke rs
Shareloc
📍rs harapan pelita

     Devan yang mendapat pesan itu langsung berlari keluar, menuju motornya untuk ke rumah sakit dimana Ara berada.

    Sedangkan yang lain menatap heran kearah Devan, mengapa dia pergi terburu-buru pikir mereka.

Ara life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang