AL : 57. Duka

668 21 4
                                    

Aku kembali tenggelam dalam duka yang mendalam.

(Kinara Salwa Azzahra)

***
Pemakaman

Ara menatap sendu makam kedua orang yang paling berjasa padanya, apalagi mereka yang membesarkannya seperti ini.

Bukan hanya mereka saja, semua temannya dan keluarganya juga berada disana.

Air mata Ara tak bisa berhenti mengalir, semua melihat sosok rapuh seorang Kinara Salwa Azzahra.

Peziarah satu persatu mulai pergi dari pemakaman itu tersisa Revan, Devan, Ara, Alaska, Kenzo dan Rena jangan lupakan Aleena.

"Dek, ayo pulang" ucap Arya lirihsedang di balas anggukan oleh Ara.

"Ayo" ucap Revan sambil memampah Ara.

"Lebih baik kalian pulang" ucap Devan dan pergi mengikuti Ara.

Sedangkan yang lain juga langsung pergi dari sana, mereka tak mengetahui kalau sedari tadi ada yang melihat mereka dari kejauhan dengan senyum kemenangannya.

***
Seminggu

1 minggu sudah Ara mengurung dirinya di kamar, tanpa ada niatan satupun niatan untuk keluar.

Tok

Tok

Tok

"Sayang, ini ayah" ucap Revan dengan lembut, entah ini sudah berapa kali Revan membujuk sang anak.

"Ayah bawain makanan kesukaan kamu nih" ucap Revan dengan tangan membawa makanan untuk Ara.

"Udah yah kalau anaknya gak mau, palingan kalau laper dia keluar sendiri. Lagian dia bukan anak kecil yang harus di suruh makan baru makan" ucap Andra pada sang ayah.

Yah, Andra sendiri memutuskan untuk beberapa waktu tinggal di masion ini, melihat situasi yang belum memungkan ia pergi.

"Kamu ini bagaimana?? Sebagai abangnya seharusnya kamu khawatir, lihat adek kamu udah seminggu ini gak keluar kamar!!! Apa kamu gak mikir dia makan apa, atau kondisinya bagaimana??" Ucap sang Ayah sedikit kesal dengan sang anak sulung.

"Buat apa?? Dia kan yang ngebuat kondisinya sendiri seperti itu" ucap Andra dan berlalu meninggalkan sang ayah.

Sedangkan Revan hanya bisa menatap kepergian Andra, dengan tatapan yang sangat sulit diartikan.

"Ara, ayah taruh makanannya di depan ya. Jangan ngurung diri terus nak. Udah seminggu, kamu gak mau sekolah???" Ucap Revan masih tak di tanggapi oleh sang anak.

Revan pun turun dengan wajah yang lesuh. Sudah seminggu Ara berdiam diri di dalam kamar dan seminggu ini juga Revan selalu membujuknya.

Bukan hanya Revan, tapi Devan maupun Arya membantunya membujuk Ara.

Tingnog~~~

Bunyi bel berbunyi.

"Bi...!!! Tolong buka pintunya" teriak Revan yang sedang mengerjakan dokumen perusahaan milikya.

"Baik tuan" ucap Bi surti.

"Siapa bi??" Tanya Revan yang masih fokus mengerjakan dokumennya.

"Den Devan dateng sama temen-temennya juga temennya non Ara" ucap bi Surti dan dijawab anggukan kepala oleh Revan.

"Van, Ya, ayah nitip Ara dulu" ucap Revan beranjak dari tempat duduknya.

"Kemana yah???" Tanya mereka berdua saat sudah sampai di ruang tamu.

Ara life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang