AL : 4. Insiden

1K 48 0
                                    

Author pov

    Sejak pagi Ara sudah berada di taman, karena kebiasaannya pergi dari rumah.

    Ya, kebiasaan Ara adalah menjauh dari suasana yang di sebut kebersamaan.

    Walau hari ini omah dan opah Ara akan datang, tapi pasti bukan hanay mereka tetapi juga om, tante serta sepupunya.

    Karena setiap hari libur mereka selalu berkumpul bersama kecuali Ara.

    Dia satu-satunya orang yang tak diinginkan hadir oleh semuanya kecuali omah dan opahnya.

"Ah..." desah Ara kasar saat melihat jamnya menunjukkan pukul jam satu siang.

    Entah sudah berapa lama tapi, dia merasa damai disini walau sudah banyak pengunjung disana.

    Ara pun beranjak dari tempat duduknya, dan berjalan menuju parkiran.

    Ara kemari menggunakan mobilnya, ia berniat untuk sarapan. Meskipun ini sudah lewat dari namanya sarapan.

     Ara berjalan menatap kebawah dan enggan melihat sekitaranya, membuatnya menabrak punggung seseorang.

"Sssttt" desis orang yang di tabrak Ara.

   Sedang Ara hanya mengusap dahinya karena tabrakan tadi membuat dahinya sedikit sakit.

"Kalau jalan pakai mata donk!!" Kesal orang itu.

"???" Sedang ara menatapnya keheranan.

"Sorry" ucap Ara dan langsung pergi dari sana tanpa memperdulikan orang itu.

"Ara??" Gumamnya dan dia ternyata Kenzo.

    Kenzo yang baru sadar bahea yang menabraknya tadi adalah Ara, membuatnya tak bergeming.

    Baru kali ini ia mendengar Ara meminta maaf, karena setaunya Ara tak pernah berekspresi sama sekali.

    Sudahlah dari pada memikirkan Ara, dia pergi saja untuk bertemu Vina. Karena rencananya ia akan berkencan dengan Vina hari ini.

***
Mobil

    Ara mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, sesekali ia berfikir kemana ia akan berhenti untuk mengisi perutnya, untung saja ia sudah melaksanakan solat jadi dia akan langsung mengisi perutnya.

     Tiba- tiba saja jalan yang Ara lalui, terdapat banyak geng motor yang sedang beradu dengan menggunakan senjata tajam.

     Ara tanpa minat untuk melerainya, hanya melihat mereka saling menghancurkan satu sama lain.

"Gila lo!! Dia cewek!!" Teriak salah satu anggota geng motor itu.

"Gue gak peduli" jawab lawan dari mereka dan langsung ingin memukul gadis tersebut.

    What!!! Pikir Ara yang sudah kalang kabut, dia bisa saja membiarkan semua di situ babak belur.

    Tapi tidak dengan seorang gadis, ia tak habis pikir gadis mana yang dapat ikut perkelahian tersebut.

    Tiba-tiba suara sirine mobil polisi membuat mereka semuanya kocar kacir tapi tidak dengan dengan 6 orang pria dan seorang gadis yang tengah babak belur.

    Mereka tampak tak ingin meninggalkan gadis itu, sedang Ara dengan seluruh jiwanya mulai turun dari mobil dengan membawa P3K.

    Mereka yang melihat Ara yang turun dari heran, kenapa bukan mobil polisi??? Itulah benak mereka sekarang.

"Ara!!" Kaget gadis itu saat nelihat Ara tepat di depannya.

"Lo kenal cewek ini???" Tanya seorang dari mereka.

"Kalian gak ingat cewek yang gue ceritain itu?? Dialah cewek itu" ucap Rena, ya benar dia adalah Rena si cewek barbar yang selalu di tolak keberadaannya oleh Ara.

"What!!" Teriak mereka minus seorang cowok dan Rena, sedang Ara hanya menutup matanya serta telinganya untuk meredam teriakan orang itu.

"Lo ngapain disini??" Tanya Seorang dari mereka, membuat Ara mengangkat sebelah alisnya pertanda tak mengerti.

"Ara, lo yang ngebuat suara tadi??" Tanya Rena dan di jawab anggukan oleh Ara.

"Luka" ucap Ara membuat mereka tak mengerti termasuk Rena.

    Sedang Ara yang mengerti akan ketidakpahaman mereka hanya menghela nafas, dan langsung memposisikan diri mengobati luka Rena.

"Auw... pelan-pelan donk Ra" ucap Rena saat tau Ara membersihkan lukanya dengan alkohol.

     Sedang Ara hanya fokus mengobati luka Rena, sedang yang lain hanya melihat interaksi kedua wanita yang berbeda sifat dan gaya berpakaian.

     Ara dengan sifat dingin, tertutup dengan balutan gaya muslimah yang sangat syar'i.

     Sedang Rena barbar, humoris dengan balutan baju tomboynya membuat mereka ingin tertawa.

    Apalagi saat tau Ara yang Rena maksud adalah Ara yang seperti ini, pantas saja Rena selalu di tolak.

    Setelah selesai Ara beranjak dan memberiakan kotak P3Knya untuk mereka, karena luka mereka juga parah.

"Obatin" ucap Ara memberikan pada salah satu dari mereka.

"Ra, lo belum kenalan dengan sahabat gue jadi kalian kenalan ya" ucap Rena dengan pupy eyesnya membuat Ara hanya hembuskan nafas kasar.

"Silahkan mulai dari bang Reno dulu" ucap Rena.

"Kenalin gue Reno Sebastian Abimanyu panggil aja aa Reno" ucap Rena sambil mengedipkan mata pada Ara sedang masih dengan tatapan datar miliknya.

"Aa pala lo!! Eh, kenalin nama gue Lionel Charles Arvandi, panggil gue  Lionel kushus buat lo biar gak ribet panggil sayang aja" ucap Lionel pada Ara dan masih tetap sama dengan respon yang pertama.

"Kalau gue Adam Cahyadi Kusumo, panggil aja Adam" ucap Adam, menurut Ara sejauh ini cuma Adamlah yang paling Waras diantara mereka semua.

"Arya Mahendra Aditama, parah lo kalau gak kenal sama gue" ucap Arya, Arya adalah salah satu osis yang paling terkenal supel disekolah Ara dan Rena. "Lo kenal gue kan??? Gue mentor lo pas MOS" ucap Arya kembali pada Ara.

"Gak" ucap Ara dengan santainya membuat yang disana ada yang tertawa dan menyunggingkan senyum.

"Lo gak setenar itu bang" ucap Rena dan kembali tertawa.

"Jahat lo Ra" ucap Arya sedang Ara hanya acuh tak acuh.

"Gue Daniel Putra Baskoro, panggil aja bang Daniel" ucap Daniel sambil tersenyum.

"Alvaro Alaska Bernath, Alaska " ucap Alaska dengan nada dingin sambil mengobati lukanya dengan kotak P3K milik Ara.

"Ara" ucap Ara membuat disana membingung.

"Maksudnya Kinara Salwa Azzahra kalian bisa manggil dia Ara, dan Ara bang Alaska itu abang gue" ucap Rena sedang yang lain hanya menganggukkan kepalanya.

"Hn" jawab Ara.

"Pulang" ucap Ara sekali lagi membuat mereka yang sedng mengobati luka mereka minus Rena bingung.

"Ah... mau pulang bareng??" Tanya Ara sekali lagi dan tampak mata Rena berbinar karena ucapan Ara.

"Ara!!! Ini beneran lo kan??? Gue gak percaya lo bisa ngomong juga" ucap Rena dengan binar kebahagian beda lagi dengan keenam cowok itu menatap heran Rena.

"Assalamu'alaikum" ucap Ara dan akan pergi namun di tahan.

"Gue ikut!!"

***

Banyakin komen ya jangan lupa vote and follow, oke😉😉

Follow ig author juga ya nih @rshadow6323

Ara life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang