AL : 19. Pulang

720 33 0
                                    

Ternyata menghindar adalah hal yang terbaik untuk saat ini.

(Kinara Salwa Azzahra)

***

Saat ini Ara sedang di perpustakaan, ia menghindari 2 geng yang terus mengganggunya.

Semenjak kejadian ia masuk kedua geng itu, Ara semakin tak tenang. Padahal hidup yang di damba-dambakan kini telah lenyap.

"Ra!!" Panggil seseorang membuat Ara langsung menatap ke orang tersebut.

Dan ternyata Rena, membuat Rena berlari ke arah Ara, sedari tadi dia mencari gadis itu.

"Ra lo di sini??" Tanyanya dan di jawab anggukan.

"Ren, lo dimana??" Panggil seseorang da kenal dengan suara itu, siapa lagi kalau bukan Arya.

"Sstt.. jangan bilang saya ada disini" ucap Ara pada Rena, Rena yang mendengar itu langsung menganggukkan kepalanya.

Rena berjalan kearah Arya sedang, Ara sekarang bersembunyi di pojok perpustakaan.

"Mana Ara?? Ketemu??" Ucap Arya sedang Ara hanya bisa berdoa semoga ia tak ketahuan.

"Gak bang, paling di tempat lain" ucap Rena pada Arya membuat Arya menganggukkan kepalanya.

"Ayo pergi" ucap Arya dan di balas gelengan kepala.

"Gak bang, gue disini dulu. Gue baru ingat kalau gue disuruh nyari bahan untuk tugas" ucap Rena dan Arya hanya mengangguk dan pergi dari sana.

Rena pun pergi ketempat Ara, ternyata Ara berada di pojok. Entah jiwa keponya membara ingin bertanya pada Ara.

"Ra, bang Arya udah pergi" ucap Rena yang sudah berada didepan Ara dan di balas anggukan.

Saat ini mereka duduk di pojokan tanpa beralaskan apapun, sambil menyandarkan tubuh mereka di rak buku.

"Tumben diam" tanya Ara membuka suara.

Entah kenapa dia lebih suka Rena yang hiperaktif ketimbang pendiam seperti ini.

Sedang Rena sedari tadi menahan untuk bertanya, ia kira itu akan mengganggu ketenangan Ara.

"Kenapa diam??" Tanya kedua kalinya dan langsung di jawab.

"Gue takut ganggu lo, tapi gue gak bisa diem. Ini aja gue capek nahan sifat gue" ucap Rena membuat Ara sedikit terkekeh.

"Lo tertawa??" Kaget Rena sedang Ara hanya menganggukkan kepalanya.

Mungkin ini saatnya membuka ruang untuk orang baru selain keluarganya dan Aro.

"Ra, gue boleh nanya gak??" Ucap Rena dan di balas anggukan kepala lagi.

"Kenapa lo ngehindari Tunder Wolf and Red Fox, bukannya enak ya jadi inti dua geng itu. Apalagi mereka geng yang paling terkenal di jakarta" ucap Rena.

"Saya ingin ketenangan" ucap Ara sedang Rena yang tak paham hanya menganggukan kepalanya aja.

"Bukannya nanti lo bakal di takuti dan jadi populer, apalagi lo anggota cewek pertama di Red Fox dan anggota cewek kedua di Tunder Wolf. Lo bakal dijadiin kayak ratu mereka" ucap Rena kembali berpendapat.

"Sa-" ucap Ara terpotong karena ucapan Rena kembali.

"Boleh gak, kalau lo gak bicara formal, gue gak sanggup dengernya" ucap Rena membuat Ara tersenyum tipis hingga tak terlihat oleh Rena.

"Aku gak butuh itu semua, yang aku butuhin hanya ketenangan"ucap Ara padanya.

"Gue nanya lagi donk" ucap Rena meminta ijin.

"Bukannnya tadi kamu sudah bertanya??" ucap Ara kembali membuat Rena terseyum sambil menunjukkan dua jari berbentuk V

"Kok lo pengen ketenangan, bahkan lo jarang banget ngelawan kalau lo ditindas" ucap Rena karena ia sudah penasaran sejak dulu, hingga ia tau sifat Ara yang sekarang.

"Karena ada yang seseorang yang menagatakan padaku, percuma kita ngebalas hal tersebut kalau itu akan membuat masalah baru. Dan coba rasakan jika kamu tenang pasti masalah cepat selesai walau kita gak tau waktu yang dibutuhkan" ucap Ara mengingat kata-kata Aro yang selalu berada disampinya.

"Boleh gue tau orang itu??" Tanya Rena yabg penasaran.

"Belum saatnya" ucap Ara kembali dan langsung berdiri dari sana.

"Kelas" ucap Ara sambil mengulurkan tangannya pada Rena sedang Rena langsung menerima uluran tangan Ara.

"Thanks" ucap Rena mendengar itu Ara langsung berjalan, Sedang Rena yang sadar akan semuanya langsung tersenyum dan bergegas menyusul Ara.

Mereka pun berjalan kekelas dengan celotehan Rena yang ditanggapi gumaman atau hanya diam saja.

***

Kring....kring....kring...

Bunyi bel berbunyi, Ara bersiap untuk pulang, ia masih membereskan buku miliknya.

"Ra, ayo" ucap Rena langsung menarik lengan Ara, sedang Ara yang tak siap pun hampir terjatuh.

Untung saja reflek tubuhnya cepat hingga, ia tak harus terjatuh karena, kecerobohan gadis hiperaktif itu.

Saat mereka keluar dari kelas, mereka melihat anggota dari kedua geng itu sudah ada disana.

Menatap Ara dengan berbagai pandangan, sedang Rena yang tau hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kekanak-anakan dari dari kedua geng itu termasuk kedua abang Ara.

"Ra, ini gimana??" Bisik Rena dan langsung, Ara menarik tangan Tena untuk pergi dari situ.

Ara seperti tidak menghiraukan mereka yang ada di sana, sedang Rena hanya tersenyum melihat Ara yang mulai dekat dengannya.

"Ara tungguin abang!!" Teriak Arya mengejar Ara begitupun juga yang lain.

Mereka pun sampai keparkiran kecuali Ara yang akan menaiki bus, entah belakangan ini dia selalu menikmati angkutan umum yang satu itu.

Saat ia akan pergi ke gerbang tangannya di tahan oleh seseorang, membuat Ara harus melihat kearahnya.

Tapi sebelum itu dia di tarik paksa untuk pergi ke parkiran, Rena yang berada di sana pun menatap Ara iba.

"Pulang bareng abang" ucap Devan saat sudah di depan motor Devan.

"Gak, Ara pulang bareng gue" ucap Arya dan menarik Ara ke motornya.

"Red Fox ngadain rapat Ara wajib ikut" ucap Kenzo yang tak ingin Ara di bawa oleh Arya.

"Gak, dia inti geng gue" ucap Alaska pada Kenzo ia tak ingin kalah darinya.

Sedang Ara hanya dapat diam, benar-benar merepotkan. Tiba-tiba dia melihat Rena yang memberikan kode untuk berlari kearah mobil yang Rena pakai.

Rena yang sudah di dalam dan menyalakan mesin, membuat Ara bersyukur akan hal itu.

"Gak bidadari gue harus tetep jadi inti Tunder Wolf" ucap Lionel.

"Ingat dia juga inti Red Fox" ucap Kevin pada Lionel.

"Gak usah debat deh lo pada, Ara balik bareng gue bye!!" Teriak Rena saat Ara sudah berada di mobilnya.

Mereka yang menyadari itu hanya dapat terdiam saat mobil sudah melaju kencang membelah jalanan ibu kota yang ramai.

Mulai besok Ara akan membawa mobilnya, paling tidak dia akan membeli motor matic jika di perlukan, untuk lari dari dua kubu itu

'Gue pastikan lo bakal jadi milik gue Ara'

'Lo gak bisa lepas dari gue'

'Lo hanya milik gue untuk selamanya'

***

Hayo batin siapa tuh!!
Kalau penasaran swipe terus
Komen jangan lupa
Vote dan share kalau perlu
Biar gak ketinggalan alur ceritanya

Ara life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang