AL : 67. Andra

62 6 0
                                    

'apa harus gue bersikap sama seperti mereka?'

(Andra)

***
    Andra saat ini sedang membelah derasnya hujan, ia ingin segera sampai di apartemen miliknya.

    Sejak saat sang ayah dan adiknya mulai menerima Ara, ia memutuskan keluar dari rumah itu.

    Ia belum terima jika Ara di terima dalam keluarganya, tapi dalam hati kecilnya juga ada keinginan untuk dekat dengan Ara.

    Tapi rasa gengsi apalagi jika mengingat bahwa sang bunda pergi meninggalkannya serta ayah dan Devan hanya untuk mempertahankan Ara.

    Ia memang sangat ingin memiliki adik perempuan tapi ia tak ingin mengorbankan sang bunda hanya deni sang adik.

     Apalagi ia sangat tau almarhum Oma dan opa nya sangat menyayangi Ara, ia bahkan pernah bertengkar dengan sang opa hanya karena Ara.

    Padahal Ara tak pernah mengikuti makan malam keluarga, tapi ia sangat kesal. Mengapa oma dan opanya menyayangi pembunuh itu pikirnya.

"Gue gak bakalan mau berbaikan dengan Ara" gumamnya di perjalanan.

    Hingga matanya tak sengaja melihat ke halte bis dekat dengan sekolah kedua adiknya itu. Bolehkah ia memanggil Ara dengan sebutan adik???.

    Ia memberhentikan mobilnya sejenak melihat dengan jelas siapa yang tengah duduk sambil memeluk erat tubuhnya sendiri.

    Senyum kesenangan terpampang indah di wajah tampan Andra itu tanpa ada rasa apapun saat menatap sosok itu.

"Mending gue pergi, ketimbang disini ngelihatin fia yang gak jelas" ucapnya, ya sejak tadi ia menatap Ara.

    Gadis itu sedang menunggu bis karena memang ia diantar oleh sang ayah, tapi saat menunggu jemputan nya sang ayah.

    Tapi sang ayah mengatakan ia ada rapat tapi akan dia akan membatalkannya, hal itu membuat Ara tak enak dan mengatakan agar ayahnya melanjutkan rapat dan dia akan pulang dengan bis.

     Sedang di tempat Andra sekarang dia sudah berada di kafe dia memutuskan untuk kesana.

    Awalnya ia akan langsung pergi ke apartemen miliknya tapi temannya mengajak untuk berkumpul bersama di kafe dekat sekolah dang adik barusan.

Ting

   Pintu terbuka Andra pun mencari sahabatnya itu, sudah lama mereka tak berkumpul lagi.

    Andra memiliki banyak teman tapi sahabatnya hanya satu, dan dia adalah sahabat Andra mulai kecil, bisa di bilang teman kecilnya.

"Lama banget lo!" Ucap orang yang duduk di depan Andra.

"Lo gak lihat hujan?" Ucap Andra membalik pertanyaan.

"Naik apa lo kesini?" Tanya orang itu kembali.

"Mobil?" Ucap Andra dengan pelan.

"Bodoh lo, udah naik mobil lelet banget! Lo bawa mobil apa sepeda ontel" ucap orang di depannya dengan kesal.

"Lo juga ngajak ngumpul mendadak Zan" ucap Andra pada Zizan teman kecilnya itu.

"Kayak gak tau gue aja lo" ucap Zizan sambil menepuk pundak sang sahabat itu.

"Lo ngapain ngajak ngumpul? Gue sibuk" Tanya Andra yang penasaran.

"Sibuk kok masih di sini?" Ucap Zizan menyindir sang sahabat itu. Memang dia tau kebiasaan Andra tak dapat menolak ajakan siapapun.

"Hm .." ucap Andra yang sudah kalah debat dengan sahabatnya itu.

"Gimana keluarga lo???" Tanya Zizan sambil meminum latte miliknya.

Ara life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang