AL : 54. Kabar

363 24 6
                                    

Terkadang apa yang kamu tulis dalam skenario kehidupanmu, tidak akan berjalan sesuai keinginanmu juga

(Kinara Salwa Azzahra)

***
Festival yang dia adakan selama seminggu sudah selesai, dan selama itu pula Ara tak pernah menampakkan wajahnya.

Dan hari ini Ara kembali kesekolah, apalagi saat mengingat dimana Nadin datang padanya disaat ia sedang menangis.

(Flashback on)

Ara sedang sendirian di taman belakang, entah mengapa dia ingin mengeluarkan isi hatinya saat ini.

Benar saja saat telah duduk, airmatanya lolos dari matanya membuat dia kembali di titik itu.

"Buat apa lo nangis kayak gitu??" Ucap seseorang membuat Ara menoleh ke sumber suara.

"Lo nangis demi dia kan??? Percuma dia udah gak ada" ucap orang itu dan duduk di samping Ara.

"Ngapain??" Ucap Ara pada Nadin. Ya, dia adalah Nadin.

"Gue yang seharusnya nanya sama lo, ngapain lo nangis buat dia??? Dia udah pergi, dia ninggalin lo dan gue" ucap Nadin dengan air mata yang sudah tak terbendung lagi.

"Anda yang nyuruh saya agar ridak menangis tapi, anda sendiri menangis" ucap Ara pada Nadin.

"Gue gak tau, gue sayang sama dia. Gue juga tau dia sayang banget sama lo. Tapi kenapa dia harus milih orang kayak lo sih??!!" Ucapnya dengan kesal serta tangisan yang mulai mereda.

"Saya juga tidak tau" ucap Ara

"Lo sih gak peka kalau dia suka sama lo" ucap Nadin menyalahkan Ara.

"Terserah kamu" ucap Ara dan langsung bangkit tapi di cegah oleh Nadin.

"Lo balik bareng gue" ucap Nadin dan langsung menari Ara ke arah parkiran.

Tak lupa juga dia menyuruh salah satu muridnya, untuk memberi tau Putri bahwa Ara pulang bersamanya.

(Flashback off)

Ara melangkahkan kakinya menuju kelas, tatapan dinginnya. Akhir-akhir ini Ara memiliki firasat yang sangat buruk.

Apalagi saat satu persatu orang mulai memasuki kehidupannya, hidupnya selalu dihinggapi rasa tak tenang.

Sesampai ia di kelas, ia langsung menduduki tempat duduknya dengan beberapa tatapan kagum dari teman sekelasnya.

"Ara!!!" Teriak Rena saat telah menemukan Ara di tempat duduknya.

"Lo kemana aja???" Ucap Rena kembali.

"Rumah" jawab Ara sekenanya.

"Lo tau gak-" ucap Rena terpotong oleh Ara.

"Saya gak tau dan gak mau tau" ucap Ara dengan nada yang seperti biasa.

"Ren!!! Kesini dulu, gue butuh banget nih bantuan lo" teriak Aleena.

"Gue kesana dulu ya" ucap Rena dan di jawab anggukan dari Ara.

Rena pun menuju ke arah Aleena, dan langsung memposisikan duduk di sampingnya.

"Kenapa leen" ucap Rena dengan sebal.

"Lo jangan ganggu Ara dulu, lihat tuh" ucap Aleena sambil menunjuk kearah Ara. "Moodnya gak baik, lebih baik gak usah ganggu dia dulu" ucap Aleena kembali.

Sedangkan Rena hanya mengguk sambil menatap pungguk Ara. Benar kata Aleena, semenjak waktu itu Ara seperti menghawatirkan sesuatu.

Kring!!!......

Bel berbunyi Rena kembali ketempat duduknya, Aleena kembali fokus dengan bukunya, dan pemeran utama kita hanya melamun.

Waktu terus berlalu tapi tanda-tanda dari guru yang akan mengajar, kelas sedari tadi masih tetap ramai.

Tiba-tiba saja bunyi dari handphone Ara berbunyi, membuat Ara harus keluar dari kelas.

"Assalamu'alaikum.." ucap Ara

'....'

"Ada apa???" Ucap Ara dengan datar.

'....'

"Anda tidak bohong kan???" Ucap Ara masih tak percaya.

'...'

"Saya kesana sekarang" ucap Ara dan mematikan handphone nya tan pa mengucap salam.

Air matanya sudah tak terbemdung lagi, ia pun bergegas masuk kembali dan langsung saja mengambil tasnya.

Hampir semua yang berada di sana menatap Ara dengan bingung, termasuk Aleena dan Rena.

"Ra!! Lo mau kemana??" Ujar Rena tapi tak di gubris saat ini Ara sudah berlari menuju parkiran tanpa mendengar teriakan teman-trman sekelasnya.

Bukan hanya itu semua siswa menatap Ara dengan perasaan campur aduk.

Sedang Ara sudah keluar dari pekarangan sekolah dengan wajah yang kalut, serta kecepatan diatas rata-rata.

***
Kelas

Rena dan Aleena masih mematung di tempat, melihat kejadian tadi. Apalagi yang membuat ia khawatir adalah Ara menangis dengan keadaan yang sangat kalut.

'Brak...!!!'

"Lo pada ngelihat Ara gak!!" Ucap seseorang.

"Lo kenapa bang??" Tanya Rena yang kaget akan dobrakan pintu oleh Devan.

"Dimana Ara!!!" Ucap Devan dengan panik.

"Lo kenapa sih!!" Ucap Aleena yang belum mengerti.

"Van... Ara udah pergi" ucap Arya dengan panik, Devan juga sama saat Arya mengatakan itu.

Mendengar ucapan Arya, Devan langsung bergegas pergi dari kelas Ara dan menuju tempat yang sama dengan Ara.

Sedang Arya sekarang linglung harus bagaimana, karena ia ditinggal oleh kedua orang itu.

"Dia kenapa???" Ucap Alaska tanya pada Aleena dan Rena yang melihat Arya yang sedang terdiam.

"Gak tau tuh" ucap Mereka berdua.

"Ar....!!! Lo lihat Devan" ucap Kenzo yang baru saja datang.

"Pergi" ucap Arya masih dengan tatapan linglung.

"Ka, gue pinjem motor lo. Cepet ini penting" ucap Arya karena ia akan menyusul kedua saudara tadi.

"Kenapa sih, lo aneh, Ara juga apalagi Devan" ucap Aleena kesal dengan sikap ketiga bersaudara itu.

"Gue gak bisa bilang" ucap Arya kembali.

"Jelasin dulu, nanti gue kasih" ucap Alaska yang ingin tau.

"Oma, opahnya Ara kecelakaan, mana kuncinya" ucap Arya langsung merebut kunci dari tangan Alaska.

Mereka tak bergeming mendengar ucapan Arya, sedang Arya sudah pergi meninggalkan mereka.

Pikirannya kalut, apalagi saat ini Ara pasti akan sangat sedih, karena kejadiian ini.

Ara yang belum tau kecelakaan ini terjadi karena apa, pasti jika Ara mengetahuiny ia akan menyalahkan dirinya sediri.

Dan terpuruk dalam kesendirian seperdi dahulu kala, dan ini yang paling ia benci.

Adek kecilnya yang manja akan kembali menjadi seperti dulu saat mereka tak mengenal satu sama lain.

***

Ok aku buat ini gak sampai 1k kata sorry

Aku ngeblank nulisnya gak ada ide dan lagi gak mood.

Jadi vote, comment and share serta follow akun wp and ig.

Ara life (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang