Arstel#17

3.6K 169 2
                                    

"Ya! Berhenti menyemprotkan parfumku terlalu banyak, aku membelinya sangat mahal!" teriak Fiola sembari memotong kuku kakinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya! Berhenti menyemprotkan parfumku terlalu banyak, aku membelinya sangat mahal!" teriak Fiola sembari memotong kuku kakinya.

Alice tersenyum manis, "Maafkan aku, tapi wanginya sangat enak! Aku menyukainya, dimana kau membeli ini?"

Fiola berdecik, "Letakkan kembali, kau juga tak akan mampu membelinya."

Alice melempar wajah Fiola dengan bantal, "Jangankan parfum ini, bahkan dirimu saja mampu aku beli!" serunya.

Fiola tertawa dengan sangat puas, "Dasar gadis kecil sialan." gumamnya.

Stela masuk ke dalam rumah dengan wajah yang begitu murung, Fiola dan Alice saling melemparkan tatapan bingung. Ini masih terlalu cepat untuk Stela pulang kerumah.

Gadis ini tidak menyapa kedua sahabatnya lagi, ia membanting pelan tubuhnya ke atas sofa lalu bergerutu tidak jelas. Fiola dan Alice yang melihat Stela seperti orang mabuk akhirnya mendekat.

Fiola menarik tubuh Stela yang begitu lemas, "Apa yang terjadi? Mengapa kau tampak seperti orang mabuk?"

"Iya, kau seperti orang yang tidak bertulang." timpal Alice.

Stela membenarkan posisi dan rambutnya, "Ahh, Arthur Ricard benar-benar membunuhku secara perlahan! Apa dia pikir aku tidak memiliki masalah? Sial, hidupku benar-benar terancam ketika berada di dekatnya!" seru Stela.

Fiola dan Alice mengernyitkan alis mereka bingung, menatap Stela yang terlihat begitu pasrah bercampur dengan amarah.

"Apa yang Arthur lakukan?" tanya Fiola, lalu di anggukkan oleh Alice.

"Mantan pacar Arthur mendatangi dan mengancamku karena aku dekat dengannya. Padahal aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Arthur. Bisa-bisanya dia menambah beban di pikiranku!" jelas Stela.

"Clarysta? Sungguh? Aku tidak mrnyangka jika wanita berkelas sepertinya akan melakukan hal bodoh seperti ini hanya karena cinta? waw." jawab Fiola.

"Apa dia tau jika kau adalah calon istri Arthur?" tanya Alice yang membuat Fiola tersedak.

"Apa kau gila? Bisa-bisanya kau masih memikirkan tentang itu! Aku sedang di ancam karena dekat dengan Arthur, apa lagi jika dia tahu kalo kami di jodohkan." teriak Stela.

"Harusnya kau tenang, karena Arthur adalah gardu terdepan. Dia akan melindungimu, percayalah." ucap Alice.

"Bagaimana bisa dia menjadi gardu terdepan? Bahkan aku saja bukan tipe ideal wanita yang dia inginkan. Perjodohan itu dia terima juga karena memikirkan ayahnya." jawab Stela.

Fiola menatap Stela, "Wanita seperti apa yang ia inginkan?" tanya Fiola.

"Gadis dengan tubuh 170cm, dan Sexy. Dia mengatakan hal itu padaku." jawab Stela.

"Bukankah itu kau? Tinggimu 169cm, bukan? Dan kau juga sexy. Tapi, Clarysta memiliki tinggi 173cm, dan dia juga Sexy, aku jadi ragu mengatakan jika itu kau." ucap Alice.

Stela memutar malas matanya, "Terserah." gumam Stela.

----------------

Arthur memasuki ruangan Aloysius,

"Semua keluar, aku ingin mengobrol dengan kakak ku." ucap Arthur.

Semua pegawai keluar dari ruangan, dan hanya menyisakan Aloysius di dalam.

"Ada apa? Mengapa kau tampak begitu tidak tenang?" tanya Aloysius.

Arthur mendekat, "Clarysta mengancam Stela, dan karena hal itu membuat Stela menjauh dariku." ucap Arthur.

"Kau serius? Ahh, gadis itu benar-benar sangat tidak waras. Apa dia tidak merasa malu? Padahal, dia yang mematahkan semua harapan kalian tapi dia juga yang malah mengemis ingin kembali." jawab Aloysius.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin jika ada sesuatu yang terjadi kepada Stela, gadis kecil itu tidak salah apa-apa." ucap Arthur.

Aloysius tersenyum, "Apa kau menyukainya?"

Arthur tersedak, "Apa maksudmu? Tidak! Jangan berfikiran yang aneh-aneh. Aku hanya tidak ingin menyusahkan dan melibatkan orang lain karena kesalahan yang aku perbuat. Stela tidak berbuat apa-apa." jawab Arthur.

"Sejak kapan kau begitu peduli? Bukankah biasanya kau tidak akan bertindak apa-apa jika hal yang sama akan terjadi dengan orang selain Stela?" ucap Aloysius.

"Kau ini kenapa? Aku mendatangimu untuk meminta saran, bukan malah di pojokkan seperti ini." jawab Arthur.

Aloysius tersenyum manis, "Justru aku akan memberimu saran. Jika kau memang benar menyukainya, percepat pernikahan kalian. Itu akan menjadi jalan mudah bukan bagi kalian? Kau dapat melindungi Stela sepanjang waktu, dan Clarysta tidak akan bisa mendapatkan cela untuk menyakiti Stela." ucap Aloysius.

Arthur mengangguk pelan, "Aku tidak akan menikah jika dia tidak mau. Pernikahan bukanlah suatu candaan dan paksaan. Jika dia mau, perasaan bukanlah menjadi suatu pacuan, itu akan datang dengan sendirinya." jawab Arthur.

Aloysius menatap Arthur, "Cari cara agar dia dapat mencintaimu, Arthur."

Arthur tersenyum, "Aku akan buat kau mencintaiku dalam waktu yang sangat singkat. Bersiaplah." gumam Arthur.

------------

Alice menggertak meja dengan sangat kuat, suara itu mengagetkan Fiola dan Stela.

"Kau harus menikah dengan Arthur, dengan itu Clarysta tidak akan berani mengganggumu." seru Alice.

Fiola mengangguk setuju, "Alice benar."

"Tidak, aku tidak mencintanya. Bagaimana bisa aku menikah dengan orang yang tidak aku cintai." jawab Stela.

Fiola memutar malas matanya, "Perasaan cinta akan datang dengan sendirinya, percayalah. Kau fikirkan lagi tentang perjodohan ini, mungkin saja dia memang jodohmu dan cara inilah yang tuhan lakukan untuk mempersatukan kalian."

Stela hanya diam menatap kedua sahabatnya.

Selamat malam & Selamat membaca💞✨

Arthur Ricard || [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang