Arstel#19

3.1K 163 2
                                    

------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------------

Pagi hari ini sangatlah berbeda, tidak seperti biasanya. Stela tampak bangun lebih tenang dan merasa jika dirinya ingin terus tersenyum sepanjang hari. Melihat Stela yang begitu berbeda seperti biasanya membuat Fiola dan juga Alice menanamkan rasa curiga kepada Stela.

"Apa kau menyukai Arthur?" tanya Alice, sontak ucapan itu membuat Stela tersedak rempah roti yang sedang ia makan.

Dirinya menggeleng dengan sangat cepat tanpa mengatakan satu kata pun, ia kembali mengunyah roti dengan sangat lahap dan berusaha memalingkan pandangannya dari Alice dan juga Fiola. Namun, kedua sahabatnya seperti terus memberikan isyarat kepada Stela agar ia mengatakan hal yang sebenarnya.

Stela menarik tasnya, "Aku pergi bekerja dulu. Tolong bersihkan semua ini, dan cucikan pakaian ku. Aku mencintai kalian semua." ucap Stela di akhiri dengan kecupan hangat yang mendarat di kedua pipi sahabatnya. Langkah Stela begitu lebih tenang, dengan hembusan angin pagi yang mendukung suasana senang pagi ini.

Seorang laki-laki tiba-tiba saja datang menghampiri Stela dengan senyuman yang begitu manis, "Bolehkah jika aku mengantar calon Istriku?" ucap Arthur dengan suara beratnya.

Stela menatap langit seolah berfikir, "Aku pun tidak tau, menurutmu?" tanya Stela.

Arthur terkekeh, ia kembali menatap Stela begitu dalam. Tangannya terangkat mengelus lembut pipi Stela, "Apa kau tidak bosan jika harus selalu cantik setiap hari?" tanya Arthur.

Stela menggenggam kedua pergelangan tangan Arthur, "Dari dulu juga aku memang cantik, kau saja yang baru menyadarinya." balas Stela.

Laki-laki ini beralih dan langsung merangkul pundak Stela dengan tulus, mata Stela menatap tajam Arthur. Melihat dirinya di tatap tajam oleh Stela, ia segera melempar balik tatapan seolah bertanya kepada Stela, "Kenapa?" tanya Arthur.

Stela masih menatap Arthur dengan sinis, "Kenapa kau sekarang berani sekali melakukan kontak fisik dengan ku?"

"Bukankah kita sedang pendekatan? Jadi, kontak fisik yang saya  lakukan ini juga saya anggap sebagai pemanasan." jawab Arthur. Stela mengernyitkan alisnya, "Apa maksud mu?" tanya Stela.

Arthur mendekatkan wajahnya ke daun telinga Stela, "Pemanasan jika nanti kita menikah dan melakukan hal yang bahkan lebih dari ini, kita tidak akan merasa tegang. Sampai disini kau paham?" bisiknya diakhiri dengan menyeringai.

Tubuh Stela menegang dan merinding mendengar bisikan Arthur barusan. Tingkah laki-laki itu sungguh sangat meresahkan, Stela segera pergi begitu saja meninggalkan Arthur dengan sangat cepat. Melihat langkah Stela yang begitu cepat, membuat Arthur ikut mengejarnya. Ia menyetarakan posisi keduanya agar berjalan sebelahan.

"Sampai kapan kau terus bertindak tidak sopan begini? Meninggalkan orang begitu saja tanpa berpamitan." ucap Arthur.

"K-kau yang memulai! Siapa suruh bertingkah seperti tadi?!" seru Stela.

Arthur menampilkan wajah bingung, "Apa yang aku lakukan? Bukankah aku tidak melakukan apa-apa?" tanya Arthur.

"Bisikanmu tadi membuat aku merinding, aku takut." gumam Stela.

Arthur tertawa begitu keras tak menghiraukan orang di sekitarnya. Mendengar suara Arthur yang begitu besar, Stela dengan cepat mendekap mulut Arthur dengan kedua tangannya.

"Diamlah! Tingkahmu benar-benar selalu meresahkan." seru Stela lalu menarik tubuh Arthur yang masih ia bekap dengan tangannya.

------------

Sampai di depan Restoran tempat Stela bekerja, ia segera melepaskan tangannya yang mendekap mulut Arthur, "Kenapa kau diam saja ketika aku bekap? Bukankah harusnya kau memberontak atau memberi respon jika kau merasa sesak?" tanya Stela.

Arthur merundukkan tubuhnya sedikit, "Bagaimana cara mengatakan jika aku senang kau bekap? Ohiya, aku menyukai wangi lotion yang kau gunakan. " jawab Arthur.

"Benarkah?? Kau orang pertama yang menyukainya, kedua sahabatku mengatakan jika wangi lotion ku sangat menyengat dan tidak sedap." ucap Stela yang mengurungkan niatnya untuk marah kepada Arthur.

Arthur tersenyum, "Soal tadi, kau berkata jika kalimat yang aku bisikan padamu itu membuatmu merinding dan takut? Apakah suaraku benar-benar masuk ke dalam dirimu yang membuat kau dapat merasakannya?" tanya Arthur.

"Sepertinya begitu, kurasa." jawab Stela singkat.

Anton mengetuk jendela kaca dari dalam Restoran, ketukan yang ia berikan itu mengisyaratkan agar Stela segera masuk dan kembali bekerja. Arthur merunduk sopan dengan senyuman yang begitu ramah mengarah kepada Anton. Stela mendorong tubuh Arthur untuk segera meninggalkan Restoran dan kembali bekerja di Perusahaannya.

* Clingg - clingg *

Suara dari lonceng di pintu terdengar ketika Stela masuk ke dalam Restoran. Tatapan dan bahasa tubuh Anton menyuruh Stela agar menceritakan apa yang terjadi, ia tampak bingung ketika mendapatkan Stela bersama Arthur dan keduanya tampak begitu damai padahal kemarin mereka baru saja memiliki masalah.

Stela menghela nafasnya, lalu mulai bercerita panjang lebar dengan Anton tentang apa yang terjadi setelah kejadian kemarin. Mendengar semua cerita Stela membuat Anton ikut senang dan mendukung pernikahan mereka. Anton sungguh berharap jika keduanya dapat segera di persatukan. Setelah selesai bercerita, Stela mengambil celemek  dan juga nampan kayu lalu masuk ke dalam dapur untuk kembali bekerja.

Selamat malam & Selamat membaca!😍💞

Arthur Ricard || [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang