Arstel#6

5.8K 267 2
                                    

--------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--------------

"Apa yang laki-laki itu lakukan?! Menyebalkan sekali bertemu dengannya pagi ini." gerutu Stela.

Ia terus berjalan dengan bergerutu yang tak berkesudahan. Langkahnya sedikit besar dan panjang untuk Stela yang memiliki tinggi sekitar 168 cm. Gerutuan yang tadi tak berkesudahan mendadak menjadi senyuman yang sangat lebar.

Matanya berbinar kagum melihat restoran yang masih gelap, "Aku sangat bangga! Akhirnya aku bisa menjadi orang pertama yang datang ke sini!" serunya bangga, dengan loncatan kecil dan tepuk tangan yang ia berikan untuk dirinya sendiri.

Gadis ini berdiri dengan senyum yang begitu lebar di depan pintu masuk restoran. Tak lama, Anton berjalan mendekati Stela. Matanya menatap Stela ragu, "Apa benar kau Stela?" tanya Anton.

"Ayolah, berhenti mengejek ku seperti ini. Lihat, Stela kecil mu ini tidak terlambat hari ini!" seru Stela masih di selimuti rasa bangga akan dirinya.

Anton tersenyum, "Apa yang membuatmu jadi seperti ini?"

"Karena kau! Ini adalah janji ku pada mu, ayahku." ujar Stela.

Mata Anton membulat kaget, ketika mendengar kata 'ayah' keluar dari mulut Stela. Ia sangat senang sekali mendengar satu kata yang tak pernah ia dengar sebelumnya.

Ya, Anton hidup seorang diri ketika Istrinya memutuskan untuk meninggalkan Anton bersama anak yang berada di kandungannya. Sudah 20 tahun ia tak bertemu dengan anaknya. Bahkan, wajah dan suara anaknya pun ia tak mengetahuinya.

Stela diam menatap mata Anton yang kini sudah sangat berkaca-kaca. Ia benar-benar paham dengan situasi ini.

"Pak? Apa kau baik-baik saja?" tanya Stela dengan lembut.

Anton kembali tertawa, lalu menatap Stela, "Tentu saja!  Mari masuk ke dalam, kita bersama-sama membersihkan restoran sebelum teman-temanmu datang!" jawab Anton, lalu membuka pintu restoran.

Stela menghidupkan lampu, lalu membuka tirai yang menutupi jendela besar di restoran itu. Mata Stela terus melirik Anton yang sedang membersihkan kotoran di atas meja dengan lap.

"Pak? Apa kau sudah sarapan?" tanya Stela mencairkan  suasana.

"Belum, Stel." jawab Anton.

Stela berlari mendekati Anton, "Baiklah! Kau tunggu disini! Aku akan membawakanmu makanan terenak." ujar Stela.

Anton tersenyum dengan tangan yang masih membersihkan meja, "Kenapa kau begitu yakin jika masakanmu enak?"

"Karena tuan Arthur saja menyukainya." jawab Stela.

"Aku rasa dia hanya kasian saja padamu." ujar Anton.

"Pak! Berhenti mengejek ku seperti itu, kau benar-benar membuatku tak pantas disini." jawab Stela dengan memanyunkan bibirnya.

Anton mendekati Stela, lalu memeluknya dengan penuh ketulusan, "Aku hanya bercanda. Kau adalah anak ku, tak mungkin aku membenci semua tentang mu. Pergilah, aku akan menunggu disini." ujar Anton dengan senyuman.

Stela mengangguk manis, lalu pergi ke dapur untuk memasakkan Anton sarapan.

------------

"PERJODOHAN?! Apa-apaan ini?!" teriak Arthur.

Semua mata merunduk, tak ada satu orang pun yang berani menatap mata Arthur. Kecuali orang terdekat Arthur.

"Bisakah kau turunkan nada bicaramu, Arthur?!" cetus wanita yang bersanding dengan Aloysius.

Arthur merunduk kepada ayahnya, "Maafkan aku, ayah. Tapi, aku tidak ingin di jodohkan." lanjut Arthur.

"Ayah sudah memikirkan ini sejak lama. Dan Ayah yakin, jika keputusan ayah sudah benar-benar matang." ucap Daniel, lalu menyandarkan tubuhnya di punggung sofa.

Arthur mengernyitkan alisnya, "Aku bahkan tidak tau siapa gadis itu."

"Malam ini kita akan makan malam bersama." jawab Daniel, lalu meninggalkan Arthur.

Caroline mendekati Arthur, lalu mengosok pundaknya lembut, "Tenanglah, pilihan ayahmu sangat baik. Ibu tau dengannya."

"Apa ibu yakin?" tanya Arthur, lalu di anggukkan oleh Caroline.

"Ibu benar. Gadis itu sangat baik, dan sopan. Aku juga sangat menyukainya." timpal Zeline, istri Aloysius.

"Terserah kalian saja." jawab Arthur.

------------

Stela membawakan satu mangkuk bubur, "Sudah siap! Kau harus cepat mencicipinya."

Anton memasukan satu suapan ke dalam mulutnya, "Hmm, ini sangat enak!" ujarnya.

"Tentu saja! Aku membuatkan ini dengan penuh cinta." jawab Stela.

Anton tertawa kecil, "Baiklah, kau lanjutkan pekerjaanmu. Ayahmu ini ingin melanjutkan makan." ucap Anton.

Stela mengangguk, lalu ia kembali membersihkan restoran. Biasanya yang membersihkan restoran hanyalah Anton sendirian. Namun, mulai hari ini Stela berjanji akan membantu Anton dan datang di awal waktu.

"Selamat pagi Stela, Pak bos!" sapa manis, dari semua pelayan yang baru saja datang.

"Sejak kapan kau datang lebih awal, Stela?" tanya Syadila.

Stela tersenyum, "Sejak tadi." jawabnya.

"Kemarilah, kami membawakanmu minuman." ucap Laurent.

"Yeayyy!!!" seru Stela.

Sebelum membuka restoran, biasanya mereka mengobrol sebentar dengan di temani minuman manis dan beberapa cemilan. Mereka bercerita dengan penuh tawa dan semangat. Anton yang melihat kedekatan mereka pun ikut senang.

Selamat malam & selamat membaca.

Arthur Ricard || [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang