------------
Stela membalikkan tubuhnya, lalu melanjutkan langkah untuk sampai di rumahnya. Arthur hanya diam saja melihat Stela yang perlahan semakin menjauh.
Arthur memejamkan matanya dengan tangan kanan yang memegang dada bagian kiri. Ia menarik panjang nafasnya, "Aku akan memantau mu dari sini, Stela." gumamnya.
Tak lama, Arthur membuka matanya, lalu ia kembali melihat ke arah depan untuk memastikan jika Stela memang benar sudah pulang kerumahnya. Dari tempatnya berdiri, Arthur menghela nafasnya perlahan lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Stela berjalan dengan begitu lambat, ia khawatir jika Arthur memang benar menunggunya di tempat tadi. Stela terus menerus membalikkan tubuhnya meski Arthur sudah tidak terlihat lagi.
"Apa dia masih menunggu ku di tempat tadi? Ah, aku jadi tidak tenang." gumam Stela. Ia lalu menggelengkan kepala untuk mengalihkan pikirannya itu dan kembali berjalan dengan cepat untuk sampai kerumahnya.
Lyodra tampak begitu khawatir, ia terus saja menatap jendela yang langsung mengarah ke luar. Ia sesekali menghela nafas tidak tenang dengan melipat kedua tangannya.
Axelle yang ikut khawatir melihat istrinya yang begitu gelisah, lalu tergerak untuk memeluk Lyodra dengan begitu tulus dari belakang.
"Tenanglah, Stela sudah besar. Ia akan mengerti hal ini." bisik Axelle semakin mempererat peluknya.
Lyodra mengangguk, lalu ia membalikkan tubuhnya untuk membalas pelukan Axelle.
"Terima kasih. Aku sangat menyayangimu." bisik Lyodra.
------------
Paginya, Stela terbangun dengan kondisi yang sangat kacau. Ia menatap dirinya yang begitu berantakan dengan rambut yang sangat kusut. Fiola merangkul akrab Stela, "Selamat pagi gadis ceroboh ku!" serunya, lalu mencium hangat pipi Stela.
"Apa kau telah menyiapkan sarapan untuk ku? Aku sangat lapar." ujar Stela.
"Tentu saja! Segera bersiap-siap, lalu kita akan sarapan bersama!" jawab Fiola, lalu mendorong Stela masuk ke dalam kamar mandi.
Stela segera membersihkan dirinya, lalu menggunakan pakaian dengan rapi. Karena hari ini ia masih akan pergi bekerja. Setalah beberapa saat kemudian, Stela mendekati kedua sahabatnya yang sedang menunggu Stela untuk makan bersama.
"Apakah aku terlalu lama?" tanya Stela.
Alice dan Fiola menggelengkan kepala mereka bersamaan, "Diantara kita bertiga, kau yang selalu bersiap dengan cepat." jawab Alice.
"Benarkah?" Stela tersipu mendengar ucapan Alice. Namun memang benar, meski Stela yang paling ceroboh diantara mereka tapi soal bersiap-siap, Stela lebih cepat diantara Alice dan Fiola.
Ketiganya kembali menikmati masakan Fiola dengan sangat santai. Ketukan pintu rumah bergema, menghentikan sarapan ketiga gadis ini.Stela menaikkan satu alisnya, "Siapa yang datang pagi-pagi seperti ini?" gumamnya.
Alice dan Fiola hanya menaikkan pundak pundak mereka, lalu melanjutkan sarapan. Stela menarik panjang nafasnya, lalu di hembuskan perlahan. Ia melangkah mendekati pintu rumahnya.
Dengan cepat, Stela membuka pintu rumah. Ia di kagetkan dengan seorang laki-laki yang bertubuh sangat tinggi, yang sekarang sedang berada di hadapannya. Mata Stela tak berkedip, ia terus menatap laki-laki ini.
"Apakah kau tak ingin bekerja hari ini?" tegur Arthur, yang langsung menyadarkan Stela.
"Ahh, itu. Uhm, aku baru saja selesai sarapan. Lagi pula, ini masih sangat pagi untuk pergi bekerja." jawab Stela.
"Masih sangat pagi, katamu?" Arthur menunjukkan layar ponsel-nya kepada Stela, "Bukankah kau bisa melihat, pukul berapa sekarang?" lanjut Arthur.
Stela menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Iya, aku akan pergi berangkat sekarang." ucap Stela.
"Baiklah, aku akan menunggumu disini." balas Arthur, lalu duduk di atas kursi.
"Mau apa kau ke sini?" tanya Stela,
Arthur menatap Stela, "Apa kau pikir aku disini untuk menagih hutang? Tidak 'kan. Aku kesini untuk menjemputmu, dan kita akan pergi bekerja bersama." balas Arthur.
"Buat apa? Aku bisa berangkat bekerja sendirian! Kau tak perlu repot-repot menemaniku." ujar Stela.
Arthur mengalihkan pandangannya, "Bahkan aku pun tidak bilang, jika aku ingin menemanimu. Kau yang terlalu pede." balas Arthur.
Stela menggelengkan kepalanya, "Aghrr, terserah kau saja!" serunya geram.
Gadis ini kembali masuk ke dalam rumah untuk mengambil tas, dan berpamitan dengan kedua sahabatnya. Melihat Arthur yang menjemput Stela, membuat Alice dan Fiola saling melemparkan senyuman.
"Senyuman apa ini?!" seru Stela.
Fiola meletakkan sendok ke atas piringnya, "Alice, hari ini kita harus mencari pakaian yang bagus untuk menghadiri acara pernikahan Stela dan Arthur. Kau mengerti?" Alice mengangguk dengan sangat cepat, "Tentu! Aku tau toko online yang menjual pakaian bagus! Serahkan semuanya kepada Alice!" balas Alice.
"Kalian benar-benar sudah gila." ujar Stela, lalu pergi meninggalkan Alice dan Fiola begitu saja.
Stela kembali mendekati Arthur, "Kau sudah siap?" tanya Arthur.
Stela memutar malas matanya, "Apa kau tidak bisa melihatnya?" seru Stela, lalu berjalan di depan dengan cepat.
Arthur tersenyum manis, menatap Stela dari belakang.
Selamat malam, dan Selamat membaca!
KAMU SEDANG MEMBACA
Arthur Ricard || [ENDING]
عاطفية(18+) Seorang gadis 23 tahun di jodohkan dengan laki-laki yang berusia 10 tahun di atasnya? Wah! "Ah, aku tak ingin menikah dengan om-om tua itu!" desah Stela kepada teman-temannya. - Start : 22 Desember 2020 Finish : 3 Oktober 2021