Arstel#5

6.7K 296 4
                                    

------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------------

"Apa kau akan terus menatap pekerjaan mu, dan mengabaikan panggilan dari ku?"

Terdengar suara pintu terbuka, di iringi dengan suara berat dari laki-laki yang kini sedang berdiri tegak di depan meja kerja.

Lyodra Geliec Cadmael, COO of Cadmael enterprise.

Plakat berwarna hitam, di lapisi dengan kaca bening yang bertuliskan tinta gold di atas meja kerja seorang wanita cantik dengan warna kulit yang sangat putih dan rambut yang di gerai sangat indah.

Lyodra tersenyum manis, menyambut kedatangan laki-laki itu, "Kemarilah, aku akan memberimu satu kecupan hangat agar kau tak marah lagi padaku, Axelle."

"Ini tidak adil, mengapa kau selalu tau bagaimana cara meluluhkan ku di saat seperti ini." ucap Axelle.

"Kita sudah menikah selama 5 tahun. Sangat tidak masuk akal jika aku tidak tau titik kelemahan mu." jawab Lyodra.

"Baiklah." Axelle mendekati Lyodra, lalu menutup laptop yang berada di hadapan Lyodra.

"Cukup hari ini, Nyonya Lyodra. Sekarang, kau harus ikut dengan ku. Kita akan makan bersama, dan berjalan-jalan di taman." lanjut Axelle, lalu menarik tangan Lyodra dengan pelan.

------------

Selama di perjalanan, Lyodra tampak diam menatap layar ponselnya dengan sangat gundah.

"Ada apa sayang? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Axelle.

"Aku hanya merindukan gadis ceroboh itu. Apakah dia sekarang sudah bertumbuh menjadi gadis yang teratur? Hahaha, aku sangat merindukannya." Lyodra tampak tersenyum dengan mata yang sudah berlinang sejak tadi.

Tangan Axelle meremas pelan lutut Lyodra, "Menangislah, tak apa. Aku tau, kau sangat merindukan adik kecilmu itu. Mau aku antar kau ke rumahnya?" tanya Axelle.

"Tak perlu. Sebelum Stela memutuskan untuk hidup mandiri, Stela pernah mengatakan jika dirinya tak ingin di temui sampai ia yang datang sendiri untuk bertemu." jawab Lyodra.

"Sembilan tahun sudah berlalu. Aku yakin, jika Stela sudah menjadi gadis yang jauh lebih baik. Aku dengar dari para pegawai, jika Stela tinggal di rumah yang sangat besar." ujar Axelle.

Lyodra tersedak, "Benarkah? Aku sangat tidak menyangka! Dimana ia bekerja?"

"Di sebuah restoran kecil di pinggir jalan, A'cléy Restaurant. Kau pasti tau, bukan?" jawab Axelle.

Lyodra melipat kedua tangannya, berfikir sejenak, lalu bergumam, "Ya, aku tau itu." jawab Lyodra

-------------

Stela menarik selimut yang masih membungkus Alice dan Fiola, di tambah lagi suara dengkur-an Alice yang bergema di kamar Stela.

"Ayolah! Bangun, aku akan berangkat bekerja. Kalian segera mandi, dan sarapan. Aku telah menyiapkannya di atas meja." ujar Stela.

Alice membalikkan tubuhnya, "Pergilah, kau berisik sekali. Aku masih ingin melanjutkan tidurku."

"Hmmm, semoga harimu menyenangkan." lanjut Fiola masih dengan mata tertutup.

Stela menatap kedua sahabatnya, "Seperti inikah gambaranku ketika malas bangun pagi? Ah, sangat menjijikan." gumamnya.

Ia mengambil tas kecilnya, lalu pergi menuju ke restoran. Pagi ini, Stela berjalan dengan santai untuk pertama kalinya. Ia menatap jam yang melingkari pergelangan tangannya, pukul 7 pagi.

Stela menghirup udara pagi dengan sangat tenang, tidak seperti biasanya. Jangankan menghirup udara segar di pagi hari, bahkan seteguk air saja tak sempat melintasi tenggorokannya karena terlambat.

"Aku yakin, Ayah pasti akan sangat bangga kepada ku atas semua yang aku lakukan pagi ini." serunya dengan penuh semangat.

"Apa yang kau lakukan pagi ini, nyonya?"

Stela melompat kaget mendengar suara laki-laki yang tiba-tiba terdengar jelas di depan telinganya, "Ah, kau mengagetkan ku saja!"

Arthur tersenyum manis, "Selamat pagi." sapanya.

Stela merunduk hormat, "Pagi, tuan." balasnya.

"Berhenti memanggilku 'tuan' , berapa usia mu?" tanya Arthur.

Stela memutar malas matanya, "Aku masih berumur 23 tahun." jawab Stela.

"Kita hanya berbeda 10 tahun, lalu kenapa kau terus memanggilku tuan? Bahkan, kau tak bekerja dengan ku." ujar Arthur.

"Lalu? Panggilan apa yang akan aku berikan? Om? Apa kau mau itu?" tanya Stela.

Arthur terkekeh menatap Stela, lalu tersenyum, "Apa aku terlihat se-tua itu di matamu?"

"Entahlah, mengapa kau tak tanyakan saja itu pada dirimu sendiri." jawab Stela, lalu melanjutkan langkahnya.

Arthur mengejar Stela, "Aku datang menemui untuk meminta maaf atas kejadian semalam." ujar Arthur.

Stela menghentikan lamgkahnya, "Baiklah, permintaan maaf mu sudah aku terima. Sampai jumpa lain kali, aku akan segera ke tempat kerjaku." jawab Stela.

Stela berjalan cepat untuk sampai ke tempat kerjanya. Ia hanya ingin berdiri di depan pintu restoran jauh sebelum bos-nya datang. Hanya itu, sekalian ia ingin menunjukkan kepada bos-nya, jika ia sudah mulai menjalani harinya dengan teratur dan tepat waktu.

Arthur tersenyum melihat kepergiaan Stela, "Gadis itu benar-benar sangat imut." gumamnya.

Selamat malam & Selamat membaca.

Arthur Ricard || [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang