------------
Stela berdiri berdampingan dengan lampu jalan, dengan kesendirian ia hanya berdiri menatap ponselnya. Sepuluh menit berlalu, namun masih saja belum ada tanda kedatangan seseorang untuk menjemputnya.
"Hah, yang benar saja. Aku sangat takut sendirian di sini." desahnya.
Tak lama, mobil berhenti di depannya. Stela merunduk, lalu melihat ke dalam mobil.
"Maaf sudah membuatmu lama menunggu, Nyonya." ujar Zack, lalu membukakan pintu untuk Stela.
Stela tersenyum, "Tak masalah." jawab Stela ramah.
Zack memasang senyum bahagia, sifat ramah Stela masih tidak berubah. Sudah sembilan tahun lamanya, mereka berpisah. Namun, Stela masih tetap sama. Meski pun rasa canggung menguasai dirinya.
Selama di perjalanan, tak ada dari mereka berdua yang memulai percakapan. Menyaksikan kesunyian di dalam mobil, membuat Stela sedikit bosan.
Stela menarik panjang nafasnya, "Pak, apakah ada acara yang begitu besar sampai mengundangku makan malam saja harus menggunakan kartu undangan." tanya Stela.
"Acara ini untuk mu, Nyonya." jawab Zack dengan pandangan yang berfokus pada jalanan.
"Untuk ku? Benarkah? Apa yang aku lakukan?" tanya Stela.
Zack hanya diam saja tak menjawab pertanyaan dari Stela.
------------
Arthur turun dari mobil, bersama dengan keluarganya. Dirinya benar-benar sangat ragu dan tidak yakin dengan perjodohan ini. Wajahnya menampakkan rasa terpaksa dan penolakan. Namun, Arthur tidak akan bisa membantah perintah dari kedua orangtuanya.
"Selamat datang, tuan Ricard."
"HAHA, sudah lama kita tidak bertemu. Apa kabar mu?" tanya Ricard, lalu tersenyum hangat.
Arthur menatap wanita yang sedang menyambut Ibunya, "Melihat wajah wanita ini sepertinya aku tak asing. Wajahnya, benar-benar mirip dengan seseorang yang pernah aku temui, tapi siapa dia? Aku lupa." batin Arthur.
"Arthur, ini calon mertuamu." lamunan Arthur tersadar, ketika Ricard memukul pundaknya pelan.
Arthur merunduk hormat, "Senang bertemu dengan Anda, tuan." ucap Arthur.
"Kau terlihat seperti laki-laki yang baik dan bertanggung jawab, senang bertemu dengan mu juga, Arthur."
Arthur tersenyum, lalu mengangguk pelan.
"Dimana gadis kecil mu itu?" tanya Ricard.
"Sebentar lagi dia akan sampai, mari masuk. Kita mengobrol di dalam, sembari menunggu kedatangan Putri kami."
Semua orang yang berada di sana, masuk ke dalam.
------------
C a d m a e l ' s H o u s e.Stela turun dari mobil, "Wow, luar biasa." matanya membulat kagum menatap rumahnya yang sangat besar.
Stela berjalan perlahan, dengan mata yang mengelilingi setiap sudut halaman rumahnya. Stela hampir tidak mengenali tempat tinggalnya itu karena perubahan yang luar biasa.
"Ini gila, tapi nyata. Yang benar saja, halaman rumah ini mengapa begitu luas? Woah, aku masih belum siap untuk masuk ke dalam Istana itu." ujar Stela.
"STELA!" terdengar suara teriakan yang begitu besar, dari belakangnya.
Stela membalikkan tubuhnya, "KAKAK!" saut Stela, lalu berlari begitu kencang memeluk tubuh tinggi Lyodra.
"Aku membenci mengatakan ini, tapi aku sungguh merindukan mu!" ujar Lyodra yang semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku juga sangat merindukan mu, Kak." jawab Stela.
Lyodra melepaskan pelukannya, "Baiklah. Di dalam sudah ada banyak orang yang menunggu mu." ucap Lyodra, lalu menarik tangan Stela tanpa membiarkannya mengatakan sesuatu.
Inside Mr. Cadmael's House,
"The careless queen has come!" teriak Lyodra dari pintu masuk rumah Cadmael, dengan cepat Stela melebarkan gaun yang ia gunakan dan sedikit merunduk.
Semua mata kini menatap kearah mereka, namun tidak dengan Arthur yang hanya melirik mereka selama satu detik.
"Kemarilah, aku akan mengenalkan mu dengan seseorang yang akan kau suka." ucap Cadmael, lalu menarik pelan tangan Stela.
Berenice hanya menatap Stela tanpa mengeluarkan kata-kata, matanya kini berlinang. Ia sangat merindukan Stela.
"K-k-kau bertumbuh dengan sangat cantik." ucap Berenice, lalu meneteskan air matanya.
Stela melepaskan genggaman ayahnya, lalu berlari memeluk erat Ibunya. Arthur mengangkat kepalanya, lalu melirik punggung Stela yang berada di hadapannya.
"Aku sangat merindukanmu, Ibu." seru Stela.
Arthur mengernyitkan alisnya, "Suara ini?" batinnya. "Hm, Stela?" gumam Arthur.
Mendengar ada yang menyebut namanya, Stela membalikkan tubuhnya.
Kedua mata Stela dan Arthur bertemu, "STELA?" , "TUAN ARTHUR?" teriak mereka serentak.
"Kalian sudah saling mengenal? Baguslah, perjodohan ini memang tidak akan pernah salah." ujar Cadmael.
"PERJODOHAN?!" teriak Stela spontan, "Oh, aku tau. Pantas saja Ayah mengundangku makan malam menggunakan undangan." ujar Stela, namun tak ada balasan.
"Aku tak mau di jodohkan! Haaaa, Ini benar-benar jauh dari khayalan ku. Aku berfikir jika malam ini adalah malam yang berarti bagi keluarga kita untuk menghabiskan waktu bersama, setelah 9 tahun aku memutuskan untuk hidup sendiri. Namun, ternyata aku salah." Stela menggelengkan kepalanya, lalu membalikkan tubuhnya dengan langkah yang perlahan menuju ke arah pintu keluar.
"Tunggu." teriak Arthur, yang seketika menghentikan langkah Stela.
Arthur berjalan perlahan, melangkah mendekati Stela, "Tidak ada salahnya, bukan untuk mencoba?" bisik Arthur.
Mendengar kalimat itu membuat Stela merinding, "Tidak! Aku masih terlalu muda untuk menikah, menjauhlah aku akan pergi dari sini, jangan menghalangiku!" balas Stela, lalu melanjutkan langkahnya.
"STELA! Kembalilah! Dimana sopan-santun mu!" teriak Cadmael, dan berusaha ingin mengejar Stela. Namun, Arthur menahannya.
"Biarkan dia menjadi urusanku, tuan." ucap Arthur, lalu menyeringai.
Selamat malam & Selamat membaca!
PENGUMUMAN!
Arthur bakal Hiatus 2 minggu, di mulai dari minggu depan. ******Arthur kembali Update, tanggal : 21 Desember 2020, pukul 21.00 p.m.
~Sekian, trims muah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arthur Ricard || [ENDING]
Romance(18+) Seorang gadis 23 tahun di jodohkan dengan laki-laki yang berusia 10 tahun di atasnya? Wah! "Ah, aku tak ingin menikah dengan om-om tua itu!" desah Stela kepada teman-temannya. - Start : 22 Desember 2020 Finish : 3 Oktober 2021