Arstel#18

3.3K 180 0
                                    

------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------------

"Apa yang akan kau lakukan pada gadis ini?" tanya seorang laki-laki dengan tubuh besar yang sedang memutar foto Stela di tangannya.

Clarysta melipat kedua tangannya, "Menghilangkannya tanpa diketahui oleh Arthur." jawab Clarysta.

Laki-laki ini menyeringai, "Kau gadis yang sangat tidak tau malu. Bukankah kau yang menghancurkan semuanya?"

Clarysta memutar malas matanya, "Ayolah, kejadian kemarin hanyalah sekedar kecelakaan! Bukankah ketika kita sedang berhubungan aku dalam keadaan mabuk, Maichel?"

"Mabuk akan kepuasan yang aku beri bukan?" jawab Maichel dengan senyumnya.

Clarysta mendekat kepada Maichel, lalu duduk dipangkuannya, "Kau benar. Bantu aku untuk kembali kepada Arthur agar kita dapat menguasai semuanya." bisik Clarysta, lalu mencium hangat bibir Maichel.

"Baiklah, sebelum itu kau harus bertanggung jawab atas yang kau lakukan saat ini kepadaku." ucap Maichel lalu melumat bibir Clarysta dengan sangat ganas.

------------

Fiola menggaruk kepalanya dengan sangat brutal, "Kenapa gatal sekali?! Apa rambutku sudah memiliki ternak kutu?!" gerutu Fiola.

Stela menarik leher Fiola lalu mengecek rambut sahabatnya itu, "Alice, kemarilah." ucap Stela, "Ya! Fiola, sudah berapa lama kau tak keramas?" tanya Alice.

Fiola berfikir sejenak, "Sudah hampir 2 minggu, mungkin. Atau lebih." jawab Fiola.

"ya Tuhan! Kau lihat, rambutmu penuh dengan ketombe. Keramas sekarang juga!" seru Stela.

* Tok tok tok *

Stela, Fiola dan Alice saling melempar tatapan.

"Ini bukan ketukan dari bu Sari 'kan?" gumam Alice.

Stela mengernyitkan alisnya, "Siapa bu Sari? Lalu apa hubungannya dia kemari?" tanya Stela, dan di anggukkan Fiola.

"Aku memiliki hutang dengannya, sekitar dua ratus ribu." jawab Alice.

Stela menepuk jidatnya, "Kau ini ada-ada saja!" Stela mengambil uang di dalam sakunya, "Ini, lunasi hutangmu." jawab Stela.

Alice mengambil uang yang Stela berikan, lalu ia berjalan mendekati pintu. Fiola dan Stela lanjut mengobrol seperti biasa. Namun, tak lama Alice kembali dan menyuruh Stela untuk membukakan pintu.

"Apa maksudmu? Apa kau takut? Kau yang punya hutang, kenapa aku yang harus berhadapan dengannya?" tanya Stela.

Alice mengembalikan uang yang Stela berikan, "Syukurlah, itu bukan bu Sari." jawab Alice.

"Lalu, siapa?" tanya Fiola.

Alice tersenyum dengan sangat lebar, "Arthur Ricard." bisiknya.

Mata Stela membulat menatap Alice, "Kau tidak sedang bercanda bukan?"

Alice menarik tangan Stela, lalu mendorongnya untuk segera membukakan Arthur pintu.

"Jika dia datang untuk melamar, segera terima!" ucap Fiola, lalu menarik Alice masuk ke dalam kamar untuk bersembunyi.

Stela berdecik kesal, sedetik kemudian dia membuka pintu. Matanya langsung tertuju kepada tubuh Arthur yang menutupi pandangannya.

"Apa yang sedang kau lakukan disini?" tanya Stela dengan nada yang sedikit ketus.

Arthur menatap Stela, "Apa kau sedang sibuk hari ini? Bisakah kita mengobrol sambil jalan-jalan?"

Stela memutar malas matanya, "Aku tidak ada waktu, jika kau ingin mengobrol katakan saja sekarang."

Arthur mengangguk paham, "Aku ingin meminta maaf padamu atas kejadian tadi." ucap Arthur, "Iya, aku memaafkanmu. Sudah? Aku akan masuk ke dalam." jawab Stela, lalu ia ingin menutup pintu. Namun, Arthur dengan cepat menahan pintu itu.

"Bisakah kau bertingkah lebih sopan kepada seorang tamu?!" seru Arthur.

"Kau mengganggu saja! Aku sungguh pusing melihat wajahmu, pergilah. Aku sudah memaafkan segala kesalahanmu, jadi kau tak perlu khawatir." jawab Stela.

Arthur menarik panjang nafasnya, "Aku ingin membahas tentang pernikahan kita." ucap Arthur yang membuat Stela diam membeku.

Suasana menjadi begitu dingin dan sunyi, tak ada balasan apa-apa dari mulut Stela. Ia sungguh tak menyangka dengan perkataan yang baru saja keluar dari mulut Arthur.

Arthur menatap Stela tulus, "Kau gadis yang unik dan imut, aku menyukai itu dan aku akan membuatny jatuh cinta dalam waktu yang sangat singkat. Bersiaplah, Stela." ucap Arthur.

Stela tampak sangat gelagapan, "Mencinta atau di cinta? Ahh, aku tak mengerti hal itu. Selama aku hidup, aku tak pernah merasakan jatuh cinta kecuali dengan diriku sendiri. Bahkan, terkadang aku pun membenci diriku sendiri atas semua kecerobohan yang aku lakukan. Lalu, bagaimana aku bisa mencintaimu tuan?" jawab Stela.

"Bukankah kita masih diberi waktu untuk saling mengenal? Aku akan melakukan yang terbaik untukmu." ucap Arthur.

Stela menaikkan satu alisnya, "Kenapa kau begitu mau menikah denganku? Bukankah kau sendiri yang berkata jika aku bukan wanita idealmu? Lalu, mengapa sekarang kau malah begini? Apa karena paksaan dari ayahmu? " tanya Stela.

Arthur menggelengkan kepalanya, "Aku hanya ingin melindungimu setiap waktu." jawab Arthur.

"Apa maksudmu? Aku bisa menjaga diriku sendiri. Kau itu akan menjadi seorang suami bukan bodyguard." ucap Stela.

Arthur tersenyum, "Perasaan cinta akan datang dengan sendirinya, kau tak perlu khawatir. Lagi pula, kau gadis yang lucu aku juga menyukaimu. Bagaimana? Kau setuju?"

"Setuju atas apa?" tanya Stela.

Arthur menghela nafasnya, "Setuju atas pendekatan yang akan kita jalankan sebelum menikah. Pendekatan untuk saling mengenal satu sama lain, bisa di bilang kita berteman untuk bersama." jawab Arthur.

Stela mengangguk, "Baiklah. Tapi, jika selama pendekatan yang akan kita jalani ternyata sama saja dan tidak merubah perasaan yang ada di dalam diri ini, berarti aku tidak akan menikah denganmu." ucap Stela.

"Setuju." jawab Arthur.

Stela tersenyum begitu manis, lalu di balas oleh Arthur.

Selamat malam & Selamat membaca💞✨

Arthur Ricard || [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang