(18+)
Seorang gadis 23 tahun di jodohkan dengan laki-laki yang berusia 10 tahun di atasnya? Wah!
"Ah, aku tak ingin menikah dengan om-om tua itu!" desah Stela kepada teman-temannya.
-
Start : 22 Desember 2020
Finish : 3 Oktober 2021
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
------------
"Hm, apa kalian yang memberi tau tempat tinggal ku kepadanya?" tanya Stela.
Fiola mengernyitkan alisnya, "Siapa? Ayah mu? Ya tentu saja tidak, bertemu dengan ayah mu saja tidak pernah." jawab Fiola, lalu di anggukkan oleh Alice.
"Lalu, siapa yang memberi taunya tentang rumah ini? Hm, aku sangat malu padanya." ujar Stela, lalu menggosok wajahnya kasar.
"Apa yang membuatmu malu pada ayah mu sendiri?" tanya Alice.
"Diri ku sendiri. Ahh, memang sedikit aneh. Namun, aku masih belum menjadi Stela yang membanggakan. Jadi, aku masih belum merasa pantas untuk bertemu dengannya, bahkan semua anggota keluarga ku." jawab Stela.
Fiola merangkul pundak Stela, "Aku mengerti perasaan mu. Namun, apa yang kau lihat terkadang berbeda dengan apa yang orang lain lihat." Stela menatap Fiola, "Apa maksud mu?" tanya-nya.
"Ya, sama seperti kau yang terus merasa jika kau tak ada apa-apanya. Namun dimata ku, kau adalah gadis yang luar biasa." jawab Fiola.
"Kau benar, Fiola. Bahkan aku iri padamu, bukan dari segi pencapaian dan perjuanganmu saja. Tapi, aku juga iri dengan keceriaan yang terus terpasang di wajahmu, Stela." timpal Alice.
Stela menatap langit-langit ruangannya, "ah, benarkah? Mengapa aku tak bisa merasakan hal itu?, yang dapat aku rasakan hanyalah kekurangan dan ketidakpuasan terhadap diriku sendiri." ujar Stela.
"Terkadang mencintai diri sendiri itu memang diharuskan." jawab Fiola.
Stela dan Alice hanya mengangguk secara bersamaan.
------------
*Cadmael's House.
"Ayah?!" teriakan Lyodra bergema di setiap penjuru ruangan.
Semua pelayan merunduk hormat tanpa terkecuali, ketika melihat kedatangan Lyodra. Axelle berusaha menahan Lyodra, namun rasa amarahnya membuat Lyodra tidak dapat di kontrol.
"Dimana ayah ku?!" ujar Lyodra dengan nada bicara yang sedikit meninggi.
"Tenanglah. Ada apa denganmu?" Laki-laki dengan postur tubuh tinggi, turun dari tangga lalu mendekati Lyodra yang tengah berteriak.
"Ayah! Apa kau akan menjodohkan Stela? Laki-laki seperti apa yang akan kau jodohkan dengan adik ku itu ayah?!" seru Lyodra, dengan tatapan yang di penuhi amarah.
Laki-laki itu hanya diam menatap Lyodra, dengan wajahnya yang datar.
------------
"Arthur Ricard?! Apa kau gila? Kau menyukai laki-laki seperti itu?!" seru Stela dengan wajah yang benar-benar kaget.
Alice menggenggam tangannya gemas, "Iya, dia benar-benar tampan! Aku tak sengaja bertemu dengannya kemarin." jawab Alice, lalu sedikit tersenyum kagum.
Stela menggelengkan kepalanya, "Sulit di percaya." gumamnya.
"Kau salah besar membenci laki-laki seperti Arthur." ucap Alice.
"A-apa maksud mu? Aku tidak membencinya. Aku hanya sedikit kesal saja, sekarang juga sudah biasa saja." jawab Stela, "Hm, kalo diperhatikan lebih jelas, Arthur memang tampan." lanjut Stela.
Alice menarik tangan Stela, "Kau benar!"
"Namun, setau ku Arthur sudah mempunyai kekasih." ujar Fiola.
"Apa kau serius? Ah, sudah aku duga. Mana ada laki-laki setampan itu tidak memiliki pasangan." jawab Alice.
Fiola mengangguk perlahan, "Lagian, kalo Arthur belum punya pasangan juga dia tidak akan memilih mu untuk jadi pasangannya, Alice."
Seketika, Stela tertawa begitu puas. Perkataan yang barusan Fiola ucapkan memang ada benarnya. Sosok Arthur mana mungkin mendapatkan wanita biasa saja seperti mereka.
------------
Malamnya,
Sudah hampir 30 menit, namun Stela masih tetap mencari-cari baju yang pas untuk ia kenakan.
"Apa kau akan terus ber-gulad dengan pakaian mu, Stela?" tanya Fiola.
"Ah, aku menyesal membuang uang-uang ku hanya untuk membeli cemilan. Kalian lihat, tak ada satu pun baju bagus yang berada di dalam lemari ini." ujar Stela.
Alice meletakkan snack di atas kasur, lalu mengambil salah satu baju yang tergeletak di atas lantai.
"Dress ini sangat cantik. Kau pakai saja yang ini." Alice melempar dress yang ia temukan di atas lantai.
"B-baiklah." jawab Stela, namun sedikit ragu.
*Beberapa menit kemudian,
"Apa kalian yakin aku memakai Dress putih ini?" tanya Stela, yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Fiola dan Alice membeku kagum, menatap Stela.
"K-kau cantik sekali." gumam Fiola.
Stela mengibaskan rambutnya, "Aku sudah menyadari hal itu sejak lama." jawab Stela dengan senyum miringnya.
"Kau begitu menyebalkan." jawab Fiola.
"Hahaha, aku hanya bercanda." ujar Stela, "Baiklah. Kau harus pergi sekarang!" timpal Alice.
Fiola menarik tangan Stela, "Sebentar! Kau harus menggerai rambut mu agar terlihat lebih feminim, dan satu polesan lipgloss agar kau tak terlalu pucat!" ujar Fiola, lalu melepas ikat rambut dan memasangkan lipgloss pada bibir Stela.
"Ayolah, aku hanya makan malam bersama dengan keluarga ku saja, bukan bertemu dengan jodoh ku." jawab Stela.
"Bagaimana pun kau harus tetap cantik." ucap Fiola, lalu di anggukkan Alice.
"Baiklah, aku pergi!" Stela melambaikan tangannya, lalu berjalan menuju ke tempat perjanjian yang sudah di tetapkan bersama dengan sopir suruhan ayahnya.