Arstel#27

2.9K 153 1
                                    

-----------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----------

Arthur berjalan cepat dengan tubuh yang sudah bersimbah darah, melewati karyawan yang sedang menatapnya beku. Semua tatapan panik dan bisik-bisikan para karyawan terdengar dengan samar-samar. Semua karyawan ingin sekali bertanya, namun raut wajah Arthur sangat menakutkan, itu sebabnya mereka tidak ada yang berani bertanya.

Lift yang ia naiki sedang membawa Arthur ke lantai tempat ruangannya berada. Laki-laki ini kembali melangkah dengan cepat dan membuka pintu ruangannya. Zeline menjatuhkan gelas yang ia bawa ke lantai ketika melihat Arthur berdiri di depan pintu dengan baju yang sudah penuh dengan campuran darah dan juga lumpur.

Aloysius dengan sigap mendekati Arthur dan memeluknya, "Apa yang terjadi? Siapa yang melakukan ini kepada mu?!" seru Aloysius terlihat begitu khawatir.

"Axton Malvori." ucap Arthur, lalu melirik Aloysius.

"Clarysta?" balasnya. Arthur mengangguk pelan.

Aloysius berdecik geram, "Apa yang wanita jalang itu inginkan?! Kau tak perlu khawatir, aku akan menyelesaikan semua ini. Ganti pakaianmu, lalu beristirahatlah sejenak, aku akan keluar sebentar."

Arthur menahan tubuh Aloysius dengan tangannya, "Kau tidak boleh sendirian, aku akan menemanimu."

"Tak perlu. Aku bisa menyelesaikannya sendirian." balas Aloysius.

"Keras kepalamu masih saja sampai sekarang, aku tau kau menyayangiku tapi tidak akan ku biarkan siapapun terluka hanya ingin menyelamatkan dan membela ku." ucap Arthur.

Aloysius menghela nafasnya, "Baiklah. Aku akan menunggumu disini." balas Aloysius dengan nada suara yang melemah.

Zeline membulatkan matanya, baru kali ini ia melihat Aloysius begitu melemah di hadapan Arthur. Di satu sisi lain, Aloysius terlihat begitu tidak tenang, ia tampak sangat mengkhawatirkan suatu hal.

Arthur keluar dari ruang ganti, lalu mendekati Aloysius yang sedang mengangkat telpon. Arthur hanya menunggu dari belakang dengan tubuh yang menyandar di meja kerja yang terdapat plakat akrilik bertuliskan Tn. Arthur Ricard, dengan tulisan yang berwarna silver.

"Siapa yang kau hubungi tadi?" tanya Arthur, ketika melihat Aloysius yang sudah berbalik badan mendekatinya.

"Kenalanku, aku sedang bertanya soal markas persembunyiannya." ucap Aloysius.

"Lalu? Dimana?" tanya Arthur.

Aloysius menggelengkan kepala, "Tidak ada satu pun dari mereka yang tau." balas Aloysius.

Arthur Ricard || [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang