Halaman 2

8.3K 739 30
                                    

 "Aish! kemana kucing gendut itu sih!" seorang pemuda dengan baju yang terlihat lumayan mewah itu menyusuri pinggiran pasar, berharap menemukan binatang berbulu itu, namun sudah sehari belum kembali juga.

"Kalau saja dia kembali dengan keadaan kotor sudah kupastikan dia akan kuceburkan kedalam sumur kali ini." lanjutnya. 


🌻🌻🌻🌻🌻🌻🍉🍉🍉🍉🍉🍉

"Meow~" Mark membuka matanya ketika merasakan jilatan di pipinya, ketika dia membuka matanya dia melihat kucing berbulu coklat itu sudah berada disamping kepalanya masih dengan posisi tidur, mungkin karena sakit. 

"Kau sudah bangun ya? lapar?" tanya Mark. 

"Meow~" si kucing mengeong, ekor panjangnya terangkat dan melambai ke kanan dan ke kiri. 

"Tunggu dulu, aku akan membawakan susu dan makanan untukmu." Mark bangkit dari posisinya, duduk sejenak untuk meregangkan tubuhnya lalu baru berjalan menuju ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci mukanya. Setelah itu masih dengan setelan baju tidur berwarna putihnya, Mark berjalan menuruni tangga, 

"Siapkan makanan untuk kucingku." perintah Mark begitu sudah ada di ujung tangga, salah seorang maid membungkukkan badannya tanda menerima perintah Mark dan pergi, sedangkan Mark pergi ke dapur untuk mendapatkan sarapannya. Baru ada Taeyong dan Jayden disana, 

"Bagaimana keadaan kucing yang kau panah kemarin?" tanya Taeyong sembari mengoleskan butter ke roti, 

"Aku tidak sengaja, Ibu." balas Mark. Jayden terkekeh,

"Lagipula kucing itu yang salah, kenapa bisa berada di hutan yang bukan tempat tinggalnya." ucap Jayden. Taeyong menatap suaminya kesal,

"Tidak ada dalam kamusku kalau kucing itu salah." ucap Taeyong. 

"Baiklah sayang, maafkan aku." ucap Jayden.

Mark meminum susunya sebelum memakan sandwitch-nya, tak lama kemudian Jeno datang diikuti anjing kesayangannya Rocky. Anjing ras doberman itu selalu mengikuti Jeno kemanapun saat Jeno di istana, Jeno jarang membawanya keluar kecuali untuk berolahraga atau untuk berjalan-jalan saat bosan. 

Jeno duduk disebelah Mark seperti biasa dan menikmati sarapannya tanpa protes dan cerita karena masih dalam tahap mengumpulkan nyawa, karena itu pula wajah Jeno masih begitu kaku dan dingin seperti mau membunuh orang. 

"Oh ya, berhubung Johnny hari ini tidak bisa melatih kalian bertiga Ayah ingin kalian berlatih sendiri di sanggar." ucap Jaehyun.

"Ayah, ini weekend. Apa kita tidak mendapat libur juga?" protes Jeno yang disetujui oleh Mark,

"Apa kalian melihat Ayah libur hari ini?" pertanyaan Jaehyun kembali menuai protes,

"Ayah sebagai raja kan memang tidak boleh libur, tugas kami belajar di hari biasa dan bersantai di hari weekend." jawab Mark. Kini Taeyong yang bergerak, dia memukul kening Mark dengan sendok bersih ditangannya,

"Seorang pangeran tidak boleh berkata seperti itu, kalian harus belajar sebanyak mungkin." ucap Taeyong.

"Tapi umur kali bahkan belum mencapai 50 tahun, Bu." ucap Mark. 

"Justru itu, lebih sedikit waktu belajar dengan teori banyak belajar di dunia nyata nantinya dengan teori yang telah kalian pelajari tentunya. Jangan membantah, kalian akan berlatih sendiri di sanggar diawasi oleh Lucas." putus Taeyong.

"Baik, Bu." jawab Jeno dan Mark, 

"Ada apa?" tanya Sungchan yang baru bangun dan bergabung dalam sarapan pagi ini. 

ALEXANDER (MARKHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang