Halaman 28

4.4K 424 20
                                    

Setelah pertunangan Mark dan Haechan, kalian pasti tahu dimana Haechan tinggal sekarang kan? Yap, di istana. Anak itu tak lagi ambil pusing dengan Mark yang memaksanya tinggal di istana, bahkan ia sangat senang karena pada akhirnya ia tidak perlu lagi menyelinap untuk mendapatkan pelukan atau ciuman dari Mark. 

Pagi ini setelah sarapan Mark sudah mendapatkan tugas untuk mengikuti rapat dan membaca surat keluhan dari berbagai daerah kerajaan. Mendengar itu awalnya Haechan baik-baik saja dan menyetujui, namun semakin siang Haechan mulai bosan dan merindukan Mark, ia bahkan tidak lagi tertarik dengan angsa-angsa yang sedang bermain di dekat danau buatan dan lebih memilih untuk merebahkan diri diatas gazebo dengan wajah murung. Dia ingin bermain atau bermanjaan dengan Mark.

"Markieee lama.." keluhnya, ia memutar tubuhnya ke kanan dan ke kiri beberapa kali sebelum akhirnya berhenti ketika mendapatkan pencerahan dari otak briliannya. 

"Lebih baik aku menyusulnya." Haechan bangkit dari posisinya kemudian berubah menjadi kucing agar bisa lebih leluasa berlarian di dalam istana, Haechan sudah lumayan hafal dimana tempat-tempat atau ruangan utama yang banyak digunakan oleh Mark, salah satunya adalah ruang rapat ini. 

Maka setelah berada di depan pintu Haechan mengeong pada penjaga pintu agar pintu dibukakan, setelah pintu terbuka Haechan dengan tanpa rasa bersalahnya berlari masuk dan langsung duduk diatas pangkuan Mark yang terlihat masih menandatangani surat permohonan. 

"Hey, ada apa?" Mark bertanya ketika mendapati Haechan dalam bentuk kucingnya mengusal ke perutnya, membuat pria itu merasa geli. Namun Haechan tak menjawab atau berubah menjadi manusia untuk menjelaskan, sejujurnya Haechan malu jika ada banyak orang yang melihatnya seperti ini. 

Mark terkekeh, ia kemudian menatap kepala departemen masyarakat yang berdiri di depan Mark. 

"Pergilah, aku akan menyelesaikan ini sendiri dengan bantuan Jeno." setelah berucap demikian empat orang yang ada di ruangan rapat langsung keluar menyisakan Haechan dan Mark saja disana. 

Haechan merubah bentuknya menjadi manusia, duduk dipangkuan Mark dengan tangan yang memeluk leher Mark dengan posesif. 

"Markie lama, aku bosan menunggu." ucap Haechan. Mendengar itu Mark terkekeh, ia menaruh kertas ditangannya kemudian menatap Haechan,

"Tunggu ya? pekerjaan tidak akan selesai dengan sendirinya." mendengar jawaban Mark membuat Haechan menganggukkan kepala dan menurut saja untuk menunggu Mark hingga menyelesaikan pekerjaannya.

"Tapi Markie...ayo bermain sebentar..." baru lima menit Haechan sudah merengek, 

"Lapar?" Mark mencoba untuk mengalihkan perhatian Haechan, setidaknya dia harus menyelesaikan ini agar bisa menemani Haechan lebih cepat.

"Lapar.." mendengar itu Mark tersenyum, dia bisa mengalihkan perhatian Haechan sebentar.
"Aku juga, bisakah kau memasak untukku? jika sudah selesai aku akan menyusul ke ruang makan." ucap Mark. 

Haechan menganggukkan kepala dengan senang, "Aku akan memasak makanan enak untukmu." Haechan memberikan satu kecupan di bibir Mark sebelum beranjak dari pangkuan Mark lalu pergi darisana meninggalkan Mark yang harus cepat menyelesaikan tugasnya. 



Dua jam berlalu dan Haechan belum juga kembali untuk memanggil Mark, pria itu heran, memang memasak bisa selama ini? dengan hati yang sedikit ribut karena khawatir ia memilih untuk menyudahi tugasnya hari ini dan pergi menuju ke dapur untuk melihat apa yang sudah Haechan lakukan. 

Suara alat masak yang saling berdentingan membuat Mark yakin jika Haechan masih disana, 
"Aw!" pekikan kecil itu membuat Mark yang tadinya berniat mengintip dari balik tembok saja langsung menghampiri Haechan yang tak sengaja menggores jarinya dengan pisau untuk memotong mentimun.

ALEXANDER (MARKHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang