Halaman 16

4.6K 525 13
                                    

Setelah kepergian Haechan yang kembali ke rumah Renjun, Mark langsung pergi ke perpustakaan untuk menenangkan diri. Dia harus bisa berfikir dengan jernih tentang perasaannya dan bagaimana caranya agar bisa bersama dengan Haechan. Bahkan Mark sampai mencari buku refrensi tentang kaumnya dan hybrid, mencari studi kasus yang bisa mendukung argumennya dengan sang Ayah nanti. Iya, Mark akan berbicara pada Jaehyun dan terus terang tentang perasaannya pada Haechan.

Sudah banyak buku yang Mark baca, lebih dari sepuluh hingga hari sudah mulai sore tanpa pria itu sadari. Mark menghela nafas kemudian menyisir rambutnya kebelakang, punggungnya menyandar pada kursi dan tatapannya mengarah pada langit-langit perpustakaan.

"Apa yang harus aku lakukan?" gumam Mark.
Menyerah dengan buku, Mark memantapkan niatnya untuk memberi tahu Jaehyun secara langsung. Ya, dia harus melakukannya.

Lantas ketika makan malam keluarga sedang berjalan malam itu, Mark menyela ditengah obrolan Jaehyun dan Taeyong seputar kehidupan sekolah Sungchan.
"Ayah, aku ingin membicarakan sesuatu." Ucapan Mark mengundang tatapan dari semua pihak keluarga, termasuk Jeno yang sudah tahu apa yang akan dibahas oleh kakaknya itu. Mark kemudian mengambil nafas,

"Katakan Mark." Ucap Taeyong.
Dengan mata yang menatap lurus kepada sang Ayah, Mark berkata, "Aku meminta izin untuk melalukan pertunangan dengan Haechan Weldon."

Rahang Jaehyun mengeras, Taeyong termangu dengan ucapan anaknya.
"Jangan bercanda, Ayah tidak akan pernah memberikan izin sekalipun Haechan pernah membantu kerajaan ini." Jawab Jaehyun.

"Aku masih ingin melakukannya." Mark masih tak gentar, sebisa mungkin mengatur bahasanya agar tidak salah kata dan malah terkesan tidak sopan pada Ayah.

"Dia hybrid, berbeda jenis dengan kita para vampire. Kau ingin mempermalukan keluarga kita dengan cara menikah dengan makhluk rendahan dan tak tahu asal-usulnya seperti Haechan?" mendengar perkataan Jaehyun membuat Mark tersinggung, ia ingin marah.

"Memang kenapa kalau aku tidak tahu asal-usulnya? Dia baik dan tidak merusak atau suka membuat keributan, Ayah." Mark masih berani membalas, Jeno dalam hati sudah mengutuki kebodohan sang kakak. Beraninya dia terus membalas perkataan sang Ayah yang terkenal tidak mau dibantah.

Jaehyun menaruh sendoknya ke meja dengan keras,
"Kau adalah Putera Mahkota, tidak pantas bagi Putera Mahkota menikah dengan sembarang orang." Ucap Jaehyun.
"Masih ada Jeno dan Sungchan."
"Mark!" kini Taeyong yang berbicara, ia menatap nyalang pada Mark.

"Tidak ada balasan lagi dan habiskan makan malammu. Kita lalui makan mala mini dengan tenang." Ucap Taeyong yang mengakhiri pembicaraan diantara mereka semua termasuk Jaehyun yang hanya diam dan tidak ingin berbicara lagi. Mood nya menurun setelah pemberontakan Mark.

Namun Mark tidak menyerah di hari itu saja, keesokan harinya dia kembali mengganggu Jaehyun dengan melakukan permintaan yang sama. Permintaan yang sama dan juga jawaban yang sama. Selama lima hari Mark terus melakukan hal itu ketika dia senggang ketika sang Ayah sengaja memadatkan jadwal latihan dan belajar anaknya.

"Kau memang perlu diberikan pelajaran Mark Dalbert." Jaehyun tanpa ragu menyeret Mark pergi, Taeyong hendak menghentikan keduanya namun Sungchan menahan tangan Ibunya. Sudah tahu dengan tabiat sang Ayah dan apa yang akan dilakukan oleh Jaehyun pada Mark.

Jaehyun mendorong tubuh Mark kedalam tempat belajar anak-anaknya.
"Berdiri dan lepas bajumu." Perintah Jaehyun langsung dilakukan oleh Mark, kemudian dia berdiri menghadap tembok, menunggu hal yang akan mendatanginya.

"Ayah harap kau akan jera setelah ini." Jaehyun mengambil satu sabuk yang terbuat dari kulit hewan yang biasa dia gunakan untuk memberikan hukuman kepada anak-anaknya yang membangkang.

ALEXANDER (MARKHYUCK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang